Keluarga Idaman?

10 1 1
                                    

Saya tau kalian mengerti cara menghargai karya orang lain. Jadi saya tidak memaksa vote dari para pembaca.

Sekali lagi, this is BxB area-!

Perkenalkan namaku Mark Lee. Aku lahir di Jakarta tahun 1999.
Banyak orang bilang wajahku seperti wajah orang negara barat, namaku juga... Mark. Tanya dong kenapa bisa begitu!

Ya tidak tau, terserah orang tua ku lah, hehe.

Bunda cantik sekaligus tampan, ayah tampan, kakak juga tampan. Tapi diantara mereka, yang masih bertahan di peringkat pertama tentang ketampanan ya pasti aku.

Keluarga ku harmonis, tetangga ku semuanya menyebut keluarga ku keluarga idaman. Tapi tidak hey... it's wrong.

Ada kalanya keluarga ku bertengkar. Bunda dan ayah yang cekcok, kakak yang sering sekali membuat gelas di rumah pecah, dan aku yang sering hampir membakar dapur.
Ya jangan salahkan aku, aku kan laki-laki, wajar lah kalau tidak bisa masak. Sttt... Tidak boleh protes!

Aku suka keluarga ku, tapi hampir seluruh nya gila. Maaf bunda, ayah, kakak. Tapi kalian benar-benar sedikit tak waras.

Bunda itu sering tertawa sendiri akhir-akhir ini, saat kutanya apa alasannya, kalian mau tau? "Bunda tertawa karna video roti yang tiba-tiba jatuh telungkup itu loh Mark!"
Aku tau video itu, karna aku yang memberi tau kepada bunda.

Ayah juga, sering sekali mengaca. Pernah waktu itu aku tak sengaja melihatnya berdiri depan kaca sambil bergaya bak seleb.
"Benar seperti itu, aduh tampannya." Begitu katanya. Sumpah, sejak saat itu aku sedikit takut dengan ayah.

Terakhir kakak, dia adalah kegilaan dari semua kegilaan yang ada.
Dia selalu bereksperimen dengan sabun! Heol... Sabun di rumah selalu cepat habis, ya gara-gara si tengil itu. Aku lelah jika harus disuruh bunda berjalan ke komplek sebelah hanya untuk membeli sabun! Bukan hal mesum yang dia lakukan dengan sabun. Kadang-kadang dia mencampur sabun dengan minyak, lalu sabun dengan pemutih, atau sabun dengan bubuk cabai. Gila!

Aku sih normal ya, walaupun aku juga sering mengaca seperti ayah, tapi aku kan tidak bergaya-gaya alay begitu.
Humorku memang rendah, apapun itu yang sekiraku lucu ya ku tertawakan, toh suara tawa ku merdu. Untung tidak seperti mama yang tiap ingat roti selalu tertawa. Dan untungnya aku tak mewarisi kegilaan kakak. Bisa-bisa aku di bully di sekolah karna alasan eksperimen sabun dengan bubuk cabai.

Bunda itu selalu yang pertama aku pikirkan. Dia sosok yang lembut, penyayang dan rapuh. Maka dari itu aku selalu berusaha menjaga perasaannya. Semua pun begitu, ayah maupun kakak.
Bunda mendapat seluruh kasih sayang dari kami bertiga. Begitu pula kami bertiga ini, mendapat seluruh kasih sayang bunda.

Mau tau tidak kata-kata ayah yang selalu membuatku tenang?
"Mark, jika kau punya masalah, bisa ceritakan pada ayah, bunda, atau kakak. Tak perlu di pendam, jika kau memang tak bisa mengatakannya pada kami, kau bisa mengatakannya pada Tuhan. Dia yang bisa menjadi pendengar yang baik untukmu. Ingat ya, selalu libatkan Tuhan dengan segala urusanmu, dia maha penyayang."

Begitu katanya, aku terharu. Sampai saat ini perkataan ayah tentang libatkan Tuhan di segala urusanku masih kujadikan prinsip terdepan hidupku.
Aku tak bisa kehilangan sosok ayah, tak bisa bila jauh. Walaupun ya... Aku sedikit takut, tapi itu wajar, dia memang tampan.

Kakak itu tameng perlindungan ku, dia yang selalu membela ku disaat ayah marah denganku. Terkadang jika aku yang salah, malah kakak yang mengambil posisi kesalahanku. Aku sayang dengan kakak.

Pernah waktu itu aku dimarahi oleh ayah dan bunda, karna aku ikut dalam aksi tawuran. Tapi kakak membela ku, dia bilang, "Jangan salahkan Mark, dia tak sepenuhnya salah. Wajar anak SMA seperti itu. Aku juga pernah kan bun, yah? Toh Mark baik-baik saja. Bunda, bunda tak usah menangis ya, biar aku yang menjaga Mark, aku yang menjadi tamengnya." Saat kakak mengatakan itu, bunda dan ayah tersenyum. Aku langsung memeluknya.

Kalau aku... Aku tak begitu ada dalam peran berkorban. Hanya bisa melindungi bunda, mencoba selalu menuruti ayah, dan menjadi adik yang baik, yang layak untuk kakakku banggakan.

Maaf untuk bunda, ayah, dan kakak. Suatu saat nanti aku akan mewujudkan impian kalian untukku. Bunda yang menantikan seorang menantu, tenang bunda aku akan cari yang terbaik. Ayah yang menginginkan ku menjadi seseorang yang sukses, aku akan berusaha untuk itu. Dan kakak yang ingin aku bahagia, aku berdoa kembali untuk itu kak, semoga kau juga bahagia. Sabar ya, aku pasti mewujudkannya nanti, tidak sekarang.

Ah~ aku terlalu banyak bercerita hingga mellow. Maaf ya hehe.
Keluargaku terlalu random sih, jadi itu semua masih sebagian dari kehidupan keluargaku, belum lagi yang lain. Aku jamin kalian akan hafal seluk beluknya jika aku ceritakan keseluruhan.

Tapi tidak, aku akan menceritakan yang lain. Cerita tentang Jakarta dan Jogja. Cerita tentang aku dan seseorang yang aku sebut rumah kedua.

To be continued.

Hellow, gimana? heran tidak dengan keluarga Mark Lee???
Next, cerita Jakarta dengan Bandung menunggu kalian.
See you next chapter riders 💚💚-!

-Salam hangat dari author.

𝐉akarta Butuh 𝐉ogja [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang