Baku, non baku.
[Warning! 2201 words, maybe kalian bakal bosen, i'm sorry hehe.]•
•
•
"Mark bangun, sudah pagi, cepet mandi."
Samar-samar ku dengar suara lembut, aku pastikan itu bunda. Aku mulai membuka mata, perlahan menyesuaikan cahaya.
Bunda berdiri di depan jendela kamar, membuka gorden dan membiarkan sinar matahari masuk, menyapa bunda sekaligus aku yang berkedip karna mataku masih buram.Di rumahku, tak ada yang memakai alarm, mau kakak ataupun ayah yang harus beraktivitas pagi. Karna kami semua tau, bunda pasti membangunkan kami.
Aku merentangkan tangan, bunda langsung memelukku. Kebiasaan ku setelah bangun tidur. Bukan anak manja, tapi serius, aku suka dengan pelukan bunda.
"Ayo cepet mandi, kamu harus sekolah sayang." Kata bunda.
Aku memasang pose hormat, lalu langsung bangkit dan menuju kamar mandi. Kudengar bunda terkekeh, hahh~ pagi yang indah dengan kekehan merdu bunda.
Saat akan ku langkahkan kakiku ke dalam kamar mandi, aku mendengar grusak grusuk dari arah tempat tidur. Kutolehkan kepala, melihat bunda yang membersihkan tempat tidurku.
Aku mencegahnya, tak mau bunda repot-repot seperti itu.
"Tak usah bunda, sudah Mark bilang berapa kali?" Aku tersenyum, lalu melanjutkan perkataanku. "Biar aku saja sendiri, sudah besar." Lalu bunda juga ikut tersenyum tapi senyuman itu berganti menjadi cubitan kecil di pinggangku.
"2 hari lalu kamu bilang gitu, tapi kamu pergi sekolah dan tempat tidurmu masih berantakan." Ucap bunda, aku meringis pelan. Benar juga, itukan lupa.
"Iya deh maaf, waktu itu lupa. But i'm seriously for now mom." Ucapku diikuti gaya peace pada jariku. Bunda mengangguk, mengelus surai kecoklatan ku lalu melenggang pergi.
Aku melanjutkan langkahku ke kamar mandi. Tak lama untukku, aku keluar dan bersiap memakai seragam putih abu-abu ku. Membersihkan kamarku, lalu menyambar tas dan turun ke bawah untuk sarapan.
Di bawah kulihat sudah berkumpul, bercengkrama ringan. Aku melihat kakak sudah siap juga dengan celana jeans dan almameter kampusnya. Ayah juga sudah siap dengan baju kantornya.
"Good morning everyonee~" Sapaku.
"Yeahh~" "Yo Mark Lee." Ucap ayah dan kakakku.
Aku cekikikan, mereka berdua selalu menjawab sapaanku dengan gaya yang aneh.
Bunda kembali dari dapur dengan hidangan masakan rumah. Ada ayam kecap, telur mata sapi, dan tumis kangkung.
"Morning too sweetie." Ucap bunda sambil menaruh seluruh makanan itu di meja makan.
Aku tersenyum. Setelah itu kami makan dengan hening. Hanya butuh beberapa menit kita sudah selesai makan. Kakak membantu bunda mencuci piring, sedangkan aku dan ayah sedang membicarakan pertandingan futsal semalam.
"Oh iya Mark, sekarang kan kamu sudah kelas 11, sudah punya pacar belum?" Tanya ayah dengan menaik turunkan alisnya.
"Kebiasaan, belum ayah, masih mau fokus belajar. Kan aku juga mau masuk universitas yang sama dengan kakak." Ucapku tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉akarta Butuh 𝐉ogja [MarkHyuck]
Teen Fiction"𝐉𝘢𝘬𝘢𝘳𝘵𝘢 𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩 𝐉𝘰𝘨𝘫𝘢 𝘮𝘶. 𝘚𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦 𝘬𝘰𝘵𝘢 𝘮𝘶? 𝐉𝘢𝘬𝘢𝘳𝘵𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝐉𝘰𝘨𝘫𝘢. 𝘉𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘢𝘬𝘶, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯...