Prolog

30 6 4
                                    

Sudah lama dia tidak datang ke rumah lama kedua orang tuanya. Sejak kematian mereka, dia memutuskan bersekolah ke luar negeri dan tinggal di sana selama beberapa tahun. Sekarang, dia memutuskan kembali tepat di hari spesial bagi Ibunya.

Lobelia Dawne membuka pagar rumahnya dengan kunci yang dia miliki. Taman di depan rumah masih terlihat terawat. Tentu saja, walau dia tinggal di luar negeri, namun dia tidak lupa untuk menjaga rumah ini dengan menyewa seseorang untuk membersihkannya setiap satu minggu sekali.

Dia menatap matahari yang sudah mulai tenggelam. Bergegas dia menarik koper untuk masuk ke dalam rumah. Anehnya, ada satu yang membuat rasa penasaran Lobelia muncul. Ada satu pondok kayu yang digunakan kedua orang tuanya sebagai gudang. Dia jadi mengingat jika perlengkapan orang tuanya sudah disimpan di dalam sana sejak beberapa tahun lalu ketika dia pergi. Tidak ada yang bisa membuka gudang itu kecuali Lobelia. Karena kunci gudang hanya dipegang olehnya.

Penasaran, Lobelia melangkah mendekati gudang tersebut. Ia membukanya dengan kunci yang satu gantungan dengan kunci pagar rumahnya tadi. Pertama kali yang Lobelia rasakan adalah debu menyengat, membuat hidungnya gatal. Dia semakin masuk ke dalam walau merasa tidak nyaman.

Matanya kemudian terkunci pada satu kotak perhiasan di salah satu tumpukan. Dia mengambilnya dan membukanya pelan. Lobelia baru melihat kotak perhiasan Ibunya yang ini, sementara lainnya sudah dia bawa. Kenapa masih ada lagi di sini?

"Oh, kalung ini—"

Lobelia menggenggam kalung ruby berwarna merah darah itu di tangannya. Dia ingat jika Ibunya selalu memakai kalung ini setiap harinya. Lobelia pikir kalung ini sudah hilang, ternyata ada di sini.

Senyum Lobelia mengembang lebar. Dia melihat kalung itu masih sangat cantik dan bersih. Tanpa menunggu waktu lama, dia melingkarkannya ke lehernya. Dia mengambil ponsel dan melihat di kamera penampilan lehernya memakai kalung itu. Cantik. Sempurna.

"Akhirnya aku menemukan kalungmu, Ibu." gumam Lobelia tersenyum.

Entah halusinasinya saja atau bukan, tapi saat ia mengelus kalungnya, sekilas dia melihatnya bercahaya. Walau tidak memancarkan cahaya yang kuat namun Lobelia bisa melihat cahaya merah itu. Atau mungkin hanya karena pantulan sinar matahari jingga yang menerobos melalui dinding kayu itu?

Lobelia tidak akan memusingkannya. Terpenting, dia mendapatkan kembali kalung kesayangan Ibunya.

***

TBC

Halo!

Selamat datang di dunia fantasiku! 🥳
Ini adalah cerita fantasi pertamaku, karena biasanya aku menulis cerita remaja.

Semoga kalian suka. Tunggu kabar selanjutnya untuk update yaa 🥰🥰🥰

See ya!
02 Maret 2021.

The World of NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang