Part 1 - Kembali ke Rumah

13 6 1
                                    

Lobelia Dawne menatap ke arah jendela pesawat yang menampakkan pemandangan awan putih. Hari ini dia akan pulang ke rumah setelah 5 tahun pergi ke negeri orang untuk belajar dan bekerja. Dia adalah seorang penulis dan juga editor di salah satu perusahaan penerbitan terkenal di Chicago.

Keluarganya berasal dari Inggris, Ayahnya lahir di Birmingham. Sementara sang Ibu asli dari Leicester. Sayangnya, mereka semua meninggal saat dia berumur 18 tahun. Walau begitu, Lobelia sangat beruntung mereka sudah menyiapkan banyak hal untuk masa depannya.

Bosan dengan pemandangan pada jendela, Lobelia membuka buku yang sejak tadi ada di pangkuannya. Itu adalah buku peninggalan Ibunya semasa hidup. Beliau adalah seorang penulis sama seperti Lobelia. Namun, karya yang satu ini tidak dipublikasikan oleh Ibunya. Lobelia juga tidak mengerti kenapa, padahal alur ceritanya sangat bagus.

Berkali-kali dia membacanya tetap saja tidak pernah bosan. Dunia fantasi yang ada di dalam buku ini terasa sangat nyata. Ibunya pernah berkata, di dunia ini kita hanya tahu sekitar delapan puluh persen dari keseluruhan alam semesta. Sedangkan sisanya masih penuh akan misteri.

Lobelia mengelus satu halaman yang sangat dia sukai. Saat sang pangeran dinobatkan sebagai seorang raja dari kerajaannya. Dia menyukai penggambaran sifat lelaki ini di dalam buku. Pemberani dan juga tegas, pangeran juga digambarkan sangat kuat serta memiliki ketampanan di atas rata-rata.

"Seandainya nyata sekalipun, lelaki seperti dia tidak akan pernah bisa aku dapatkan." gumam Lobelia terkekeh memikirkannya.

***

"Berapa lama kau akan menetap di sana?"

Lobelia menarik kopernya sembari memegang ponsel di telinga kiri. Elena Stanfield, satu-satunya sahabat Lobelia saat di Chicago. Memang tidak banyak teman yang Lobelia punya, hanya Elena yang paling dekat dengannya.

"Aku tidak tahu, lagipula aku sepertinya berencana menetap di sini."

"Jangan gila! Lalu pekerjaanmu di sini bagaimana?!"

"Sebenarnya aku sudah menyiapkan surat pengunduran diriku, El."

"APA?! KAU INGIN MENGUNDURKAN DIRI TANPA MEMBERITAHUKU?!"

Teriakan itu membuat Lobelia menjauhkan ponselnya. Dia memutuskan untuk tidak menjawabnya dulu karena harus masuk ke dalam taksi yang sudah dia pesan. Ini memang kesalahannya, dia tidak memberitahu Elena jika dia sudah memberikan surat pengunduran diri pada bosnya.

"Aku sudah memberikan surat itu sekitar tiga hari yang lalu, karena itu juga aku diijinkan untuk mengambil cuti selagi menunggu pemecatan secara resmi."

"Kau benar-benar gila! Bagaimana bisa kau tidak memberitahu hal ini pada sahabatmu dan malah pergi begitu saja?! Kau benar-benar jahat, Dawne!"

"Maafkan aku, tapi saat itu kau sedang ada perjalanan bisnis. Aku tidak ingin mengganggumu."

"Alasan! Aku membencimu, Lobelia Dawne! Mulai sekarang jangan meneleponku lagi! Aku muak denganmu! Dasar menyebalkan!"

Sambungan telepon terputus secara sepihak. Lobelia meringis sembari melihat layar ponselnya. Elena selalu begitu, ia akan mengatakan jika akan menjauhinya, tidak ingin berhubungan dengan Lobelia, tapi pada akhirnya gadis itu akan kembali lagi. Bagi Lobelia, kemarahan Elena adalah hal yang sangat wajar. Jika ia bersikap biasa saja justru itu yang mengkhawatirkan.

Perjalanan menuju rumahnya ternyata cukup memakan waktu lama. Ketika mereka sampai, Lobelia melihat jam di tangannya yang sudah bergerak satu jam dari sebelumnya. Dia membayar ongkos taksi tersebut, lalu menarik kopernya perlahan menuju depan pagar rumah bernuansa asri dengan tanaman di halaman depan yang memikat.

The World of NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang