00

83 14 6
                                    

––––––––––––––––––––––––––––––––––
🎵  Treasure - MMM 🎵
––––––––––––––––––––––––––––––––––

Teojil geos gat-a neo ttaemae Mmm

Jigeum nae simjang-i Mmm

Michin geos gat-a Mmm

Let me treasure you, treasure you

Teojil geos gat-a neo ttaemae Mmm

Wiheomhae jigeum Mmm

Bisangsatae Mmm

Let me treasure you, treasure you

––––––––––––––––:•:––––––––––––––––

Lagu milik boygroup asal Korea itu bergema di sebuah studio di kota Yogyakarta. Tampak beberapa orang sedang fokus berlatih.


"tu wa ga pat, pindah posisi!"

"Alif kaki kanan di depan!"

"Ekspresi jangan lupa!"

Tak ckit

"stop, sampai sini dulu aja"



Bruk

"hh~hha wah gila, baru latihan bentar aja hha rasanya capek banget hahh... ", pemuda berbaju hitam bernama Dimas itu terlentang di lantai sambil ngos-ngos an.

Yang lain tampak mengiyakan perkataan Dimas sembari mengatur nafas mereka.

''istirahat 10 menit ya"
"Ayo pindah, gantian yang Mamamoo sekarang", ujar coach mereka, Intan.


Dimas yang sedang dalam posisi wuenak itu tidak mengindahkan ucapan coach nya.

"Heh buruan minggir dim", kesal Intan.

"mager kak, tolong dong siapapun", Dimas menjulurkan tangannya.


Risky yang kebetulan ada di sebelah Dimas terkekeh, ia langsung saja membantu nya berdiri.
"sini mas ku bantu"

"tengkyu yha", Dimas berdiri dan langsung merangkul pemuda pemilik tahi lalat di bawah mata itu, membawanya pergi bergabung dengan yang lain.

Risky yang mendapat perlakuan begitu hanya bisa berjalan sambil diam. Oh gak diam rupanya, jantung nya berdegup kencang.
"kok deg-deg an gini, kurang oksigen kah?", batinnya.



Ya engga tau juga lah ya

***
Ngomong-ngomong belum kenal mereka ya?

Ekhem

12 pemuda yang sedang berlatih tadi tergabung dalam sebuah komunitas dance cover dengan nama grup mereka yakni Dimitrix.

Dengan member nya Dimas, Alif, Risky, Rafi, Aksa, Febru, Reihan, Bara, Zidan, Bagas, Gabriel dan Raka.

Mereka tengah menduduki bangku kelas 10 di SMA yang sama.

Tampan? Jelas, laki brou.

Standar SNI lah

Intinya mereka famous, sekian.

Udah si itu aja, perlu info apa lagi? Jomblo? Single? Atau berpawang?

Aduh, nganu...









Privacy jigeum✨

Egk egk bejanda, ntar ada nongol makhluk halus lainnya, dimohon menanti.

Kembali ke realita, eh cerita ...

.
.
.
.
.

Sekumpulan remaja yang sedang gosip dipojokan itu menoleh ke arah member Dimitrix yang ikut nimbrung.

"gimana latihannya?", tanya seorang gadis bernama Ayu.

"ya gitu, capek pasti nya", keluh Dimas sambil melanjutkan kegiatan nya, rebahan.

"kak Adi tadi dari indoapril beli jajanan banyak, mau gak?", tawar Elsya.

Mendengar kata jajan, Dimas  langsung rusuh meminta.
"pocky dong pocky, mau nyebat ala-ala", ucapnya gegayaan.

"hilih bocah gayanya", Bara menggeplak kepala Dimas.

"tjih"
Dengan tampang narsis, si visual grup Dimitrix itu sibuk memakan pocky nya sambil melihat apa yang sedang dilakukan yang lain.

Tatapan nya jatuh kepada Risky yang sedari tadi diam saja.

"uy ris, diem diem ae, nih mau pocky ga?", tawarnya.

Risky menengok ke arah nya.
"mau, mana?"


"nih ambil", Dimas menggerakkan pocky yang sedang ia gigit di mulutnya.

"hah?"

"buruan ambil, pegel", suruhnya.

Risky diam, ia ngeblank.


Karena tak kunjung mendapat respon dari sang teman, Dimas berinisiatif maju dan langsung memasukkan pocky tadi ke mulut Risky.

Tak lupa ia menggigit setengah bagian pocky itu, menyisakan sedikit di mulut temannya.

Lalu kembali ke tempat semula setelah mengambil sebungkus oreo dengan tampang tanpa dosa.

Meninggalkan Risky yang menunduk diam mengunyah pocky nya dengan wajah memerah—malu.





"woy dim tanggung jawab, si Risky baper noh", seru Cia sambil tertawa.

"hah apaan?", Dimas bingung.


"Risky baper gegara kalian hampir ciuman", Aksa bergumam memberi informasi.

Dimas hanya diam, melirik Risky lalu tersenyum samar.





Latihan hari itu berlanjut, tanpa tau pasti perasaan masing-masing dari mereka.

.
.
.
.
.

—————————————————
TBC
Ikuti terus kisah mereka, don't forget to vote, comment, and share.

Have a nice day-!

Just Believe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang