Just Believe

01

Enjoy~

.
.
.

MOS telah usai, kehidupan SMA mereka baru akan dimulai.

Hari pertama memasuki dunia putih abu-abu nampaknya tidak terlalu menarik bagi Dimas.

Buktinya 10 menit lagi upacara penyambutan murid baru dimulai, namun ia masih terlelap dalam mimpi indahnya.

drrtt...

Boombayah
yayaya Boombayah

Dering ponsel yang sedari tadi berbunyi mengganggu mimpi indahnya.

Dengan ogah-ogahan ia mengangkat telepon.

"hm?", suara nya serak seperti orang baru bangun tidur pada umumnya.

"ham hem ham hem, jam berapa ini bloon? 7 menit lagi gerbang ditutup, lu telat gua mampusin", panggilan langsung ditutup oleh Raka.

Masih dengan wajah linglung Dimas mengecek jam, seketika nyawa nya terkumpul, secepat kilat ia segera bersiap. Lalu berangkat menuju sekolah dengan Tony—motor kesayangannya.

.
.
.
.
.

School

Terik panasnya matahari membuat Dimas mengeluh dalam hati, juga jengah karena dilirik terus oleh murid lain. Visualnya yang tak main-main membuat ia jadi pusat perhatian, apalagi saat ini ia sedang dihukum berbaris di samping tiang bendera.

Kalau kalian pikir dia telat kalian salah.

Dimas masuk tepat sebelum gerbang ditutup, tapi apesnya dia ketemu petugas OSIS, eh sepatunya salah pasangan. Yang satu hitam, satunya lagi hijau neon.

Efek masih ngantuk ya gitu.

Alhasil ia harus rela panas panasan.

Malu? engga lah, urat malunya udah putus dari lama.

Sebenarnya yang dijemur gak cuma dia, ada yang lain juga termasuk Bara sohibnya.

"oy ngab, topi lu mana?", bisik Dimas mengusir kebosanan.

"dipake tuan putri", ujar Bara cuek.

"elah bocah mau an aja dah", ujar Dimas tak habis pikir.

"kalau dia yang dihukum gua yang repot"

"buceenn", seru nya.

"Itu yang di depan, baru hari pertama sudah melanggar peraturan, dihukum juga malah mengobrol sendiri, gak merasa bersalah kalian!?", sentak pak kepala sekolah.

Semua murid langsung terdiam, termasuk juga Dimas dan Bara.

"untung cakep kalian mirip saya waktu masih muda",sambungnya.