Prolog

41 5 17
                                    


"Lo bisa nggak, sih?" tanya Haris menggantung. "Sehari aja lo nggak usah kegatelan sama cowok lain!" lanjutnya.

Pertanyaan Haris barusan membuat Naya mengerutkan keningnya. Kemudian kembali menatap Haris sengit.

"Emang kenapa?" tanya Naya menantang. "Suka-suka Naya dong. Emang kakak siapanya Naya? Seenaknya ngelarang-larang Naya."

Haris menghela nafas, mengepalkan kedua tangannya. Jawaban gadis kecil di hadapannya berhasil membuat harga dirinya tersentil. Benar, gadis itu benar. Haris bukan siapa-siapa gadis itu. Tak seharusnya ia melarang gadis itu.

Sesaat kemudian, Haris kembali menatap Naya. Tatapannya masih seperti semula, tajam dan dingin. Tatapan yang seolah ingin menghunus Naya yang ada di hadapannya. Perlahan ia melangkah maju, mendekat ke arah Naya. Sebuah smirk terlukis di wajah Haris, yang entah mengapa menciptakan rasa was-was pada diri Naya.

"K-kakak ma-mau ngapain?" tanya Naya terbata-bata saat Haris semakin mendekat.

Seiring langkah Haris yang maju, gadis itu justru melangkah mundur. Hingga tubuh Naya membentur tembok yang ada di belakangnya. Melihat itu, smirk di wajah Haris semakin mengembang. Sedangkan Naya mulai merasa takut. Aura yang dikeluarkan oleh Haris tak seperti biasanya. Meskipun beberapa kali ia berdebat dengan Haris, tetapi kali ini sangat berbeda. Terlebih saat ini keduanya berada di lorong sekolah yang sudah sepi, karena jam pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi.

"K-kak," cicit Naya saat tubuh Haris semakin dekat dengannya, membuat tubuh mungil Naya terhimpit di antara tembok dan tubuh Haris. Belum lagi tangan kanan Haris yang berada di samping kepala Naya. Membuat gadis itu semakin terintimidasi.

"Tadi lo bilang, hmm?"

Naya menggeleng pelan. "N-naya nggak bilang apa-apa, Kak."

"Bilang apa tadi?!" tanya Haris menuntut jawaban.

Naya terdiam, kepalanya menunduk. Ia enggan mantap Haris yang wajahnya sekarang sangat dekat dengan wajahnya.

"Tadi lo nanya gue siapa lo, 'kan?" tanya Haris. Naya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Lo bilang gue bukan siapa-siapa lo. Iyakan?"

Lagi-lagi Naya hanya mengangguk. Kepalanya semakin menunduk takut.

Melihat Naya seperti itu membuat Haris gemas. Tanpa Naya ketahui, Haris sedari tadi menahan senyumnya.

Haris menarik nafas dalam-dalam. Kemudian kembali mengeluarkan suara.

"Lo bilang gue bukan siapa-siapa lo. Karena itu gue nggak bisa seenaknya ngelarang-larang lo, 'kan?"

Lagi-lagi Naya mengangguk singkat dengan kepala yang masih menunduk.

"Kalo gitu, mulai sekarang gue pacar lo. Jadi gue bisa ngelarang-larang lo, dan lo nggak boleh kegatelan sama cowok lain lagi!"

Kedua bola mata Naya membulat sempurna. Spontan ia mengangkat kepalanya hendak menatap Haris. Sayangnya ia lupa, jarak wajah Haris sangat dekat dengannya. Hingga saat Naya mengangkat kepalanya, membuat ujung hidungnya bertubrukan dengan ujung hidung Haris yang sedari tadi menunduk agar bisa menatapnya.

Untuk beberapa saat, keduanya saling menatap. Menyelami manik mata satu sama lain.

Haris terpaku menatap manik mata kecokelatan milik Naya. Satu kata yang terputar di otak Haris, Indah. Manik mata yang berhasil membuat Haris jatuh hati.

Naya yang sadar segera memutuskan kontak mata dengan Haris. Dengan berani tangannya terangkat. Mendorong pelan bahu Haris agar menjauh.

Gadis kecil itu menatap nyalang Haris. "Apa-apaan sih, Kak! Seenak jidat bilang kalo Kakak pacar Naya. Nembak aja belum!" seru Naya kesal.

Haris menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Menatap gadis di hadapannya dengan senyum tertahan.

"Suka-suka gue. Pokoknya mulai hari ini gue pacar lo. Jadi jangan kegatelan sama cowok lain, selain gue!" sahut Haris santai. "Gue nggak terima penolakan!" lanjutnya tegas.

"Ya nggak bi---"

Ucapan Naya terpotong saat dengan santainya Haris melangkah pergi meninggalkan Naya sendirian. Melihat tingkah Haris semakin membuat Naya geram.

"KAKAK NGGAK BISA KAYAK GITU! ENAK AJA MAIN BILANG KAKAK PACAR NAYA. POKOKNYA NAYA NGGAK MAU JADI PACAR KAKAK!" teriak Naya berhasil membuat langkah Haris terhenti. Laki-laki itu membalikkan badannya.

"Gue nggak butuh jawaban dari lo. Intinya sekarang lo pacar gue, gue pacar lo. Awas aja kalo masih kegatelan sama cowok lain." Sahut Haris kemudian kembali membalikkan badannya dan melangkah pergi meninggalkan Naya yang menahan kesal di tempatnya.

"ISSHHHHH!!!! DASAR MUKA DATAR!"

*****

Cast

Kanaya Putri Megantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanaya Putri Megantara

Kanaya Putri Megantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haris Malik Arrasya






Gimana? Lanjut jangan, nih?
Jangan lupa vote and komennya, ya.
Nana nunggu vote, apalagi komen dari kalian, guyss❤️

Heartbeat I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang