Mimpi.

13 3 0
                                    

"Tidak terasa ya, sudah dua jam LeD dan RenD menemani malam minggu kalian hari ini. Sebelum kita tutup, ada nggak nih pesan-pesan terakhir yang mau RenD sampaikan mengenai topik mimpi yang hari ini kita bahas?"

"Hmm.. apa, ya? Pokoknya buat kalian semua yang masih belum punya mimpi, nggak usah merasa takut. Hal itu pasti terjadi kok di hidup kita. Wajar, namanya juga lagi berproses mencari jati diri. Tapi ingat, kita juga harus tetap berusaha sama apa yang sedang kita lakukan sampai nemuin tujuan hidup kita. Karena mimpi nggak akan datang gitu aja, kita yang harus aktif mencari. Jangan lupa, selain usaha keras, harus dibarengi juga dengan doa. Semangat semuanya!"

"Oke. Itu dia pesan singkat dari RenD. Dan untuk menutup malam ini, gue bakal puterin lagu terakhir dari kita, Kejar Mimpi dari Maudy Ayunda. Gue LeD dan partner gue RenD, pamit undur diri. Happy Saturday night!"

Aku tersenyum saat alunan musik dari lagu tersebut mulai memasuki indera pendengaranku. Seperti biasa, aktivitasku disetiap malam minggu seperti sekarang ini adalah mendengarkan siaran radio Renan.

Memang selain aktif bersama dengan band nya, Renan juga tidak pernah absen untuk mengisi suara di Radio kampus selama kurang lebih dua tahun belakangan ini. Dan tentu saja, aku pun juga tidak pernah absen untuk selalu mendengarkan siarannya.

Setelah lagu dari Maudy Ayunda itu berhenti berputar, aku melangkahkan kaki ku menuju balkon kamar. Dapat kulihat langit malam yang terlihat sangat indah dihiasi oleh banyak sekali bintang-bintang.

Nampaknya langit juga sedang ikut gembira bersamaku setelah mendengar siaran radio Renan tadi.

Aku suka mendengarkan siaran radio Renan. Pembawaannya yang santai terkadang membuatku merasa seperti ia tengah berbicara langsung kepadaku. Selain itu, ia juga sering memberi masukan dan kalimat-kalimat motivasi yang related dengan kehidupan sehari-sehari.

Seperti hari ini, Renan dan rekannya, Ale membicarakan topik mengenai mimpi diradionya tadi.

Mimpi, ya?

Mendengar pesan singkat yang disampaikan Renan tadi, membuatku seketika berpikir.

Apa ya Mimpiku?

Jujur saja, aku tidak memiliki mimpi.

Aku tidak tahu ingin menjadi apa, atau melakukan apa setelah lulus.

Padahal, bisa dikatakan aku sebagai mahasiswa tingkat akhir sudah patutnya tahu akan melakukan apa nanti setelah mendapatkan gelar.

"Belum tidur?"

Saat tengah asik melamun. Aku dikejutkan dengan suara seorang Laki-laki yang masuk indera pendengaranku.

Aku seketika menoleh.

Netraku menangkap sosok Renan yang berdiri dibalkon kamarnya. Jarak balkon kamarnya dengan kamarku tidak terlalu jauh, hanya sekitar 2,5 meter, sehingga aku masih dapat mendengar suaranya dengan jelas.

Nampaknya Renan baru saja tiba dirumahnya. Laki-laki itu mengenakan kaos dan celana jeans putih, tak ketinggalan kemeja kotak-kotak kesayangannya juga melengkapi outfitnya. Malam ini Renan terlihat.. sangat tampan.

"Baru pulang?" tanyaku mengabaikan pertanyaan Renan tadi.

Laki-laki itu menganggukkan kepalanya.

"Kenapa belum tidur? Insom lagi? teh madu yang dari gue masih ada kan?" tanyanya.

Aku menganggukkan kepala, "Masih. Tadi udah gue minum kok."

"Terus kenapa belum tidur? Udah jam 11 gini. Biasanya kalo minum teh madunya lo nggak insom."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Renan | Renjun.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang