1.1 AYAM KECAP

2.2K 88 7
                                    


▪︎▪︎▪︎▪︎

" Kak dicek lagi apa yang harus dibawa , jangan sampai ada yang ketinggalan "

Ibu berteriak dari dapur , padahal letak dapur ada dilantai bawah tapi suara ibu bisa sampai terdengar sampai lantai atas . Isya yang sedang mematut dirinya di depan kaca terkejut mendengar teriakan ibu.

Hari ini , adalah hari pertama Isya masuk kuliah dan menjadi mahasiswa baru . Seperti yang terlihat tadi Ibu Zahra terlihat lebih excited dari Isya , ikut andil dalam menyiapkan segala kebutuhan Isya pada hari pertama masuk kuliah .

" Iya ibuku yang tercinta , ibu sudah bilang lebih dari 10 kali . Ini Isya sudah mau turun " Isya menjawab dengan teriakan juga . Kalau ayah Ahmad dengar pasti Isya sudah ditegur .

" Ya sudah langsung turun kebawah sini sarapan , ngapain sih kamu lama-lama diatas cari wangsit ta ? " Teriak ibu lagi , Astagfirullohaladzim masih pagi Isya mengusap dadanya tanda sabar . Ibu Zahra memang memiliki jiwa-jiwa preman , agak bar-bar gitu . Untung Isya sayang .

Isya mengambil tas ransel yang sudah Isya siapkan , handpone dan earphone . Lalu turun ke lantai bawah menuju dapur .

" Good morning everyone " Isya menyambut pagi ini dengan teriakan menggelegar sampai ke seluruh penjuru rumah .

" Lama-lama gendang telingaku bisa pecah , kalau ada toak tiap hari " Sindir bang Ilyas . Isya hanya melengos tak menghiraukan ucapan abangnya itu.

"Good morning juga sayang " Ayah Ahmad menjawab disertai dengan senyumanya , Isya memberikan balasan dengan kecupan singkat dipipi kiri ayah . Isya hanya melihat malas bang Ilyas .

"Etdah gue kagak sekalian dicium gitu " Sewot bang Ilyas mengunyah kasar rotinya .

"Siapa lo ?" Jawab Isya jutek .

"Yah , Isya pakek lo gue itu " Bang Ilyas mengadu ke ayah, ayah langsung melirik Isya sembari menggelengkan kepala . Isya hanya melebarkan senyumanya hingga deretan gigi putihnya terlihat semua .

Isya duduk dikursi yang ada di sebelah ayah.

" Sarapan yang banyak biar nanti gak lemes , ibu juga udah nyiapan bekal kamu " Ibu meletakkan tas bekal disebelah Isya .

" Gomawo eomma " Isya tersenyum lebar .

" Mangan seng akeh ben tambah lemu " Isya melihat bang Ilyas deng mata melotot .
( Makan yang banyak biar tambah gendut)

" Aku lemu tetep ayu " Isya menjawab dengan enteng .
( Aku gendut tetep cantik )

"Sudah dong bang , kamu itu jangan gangguin adekmu aja " Ibu pura-pura menjewer telinga bang Ilyas.

Umur beda 3 tahun aja suka tengkar , udah kayak ngurus anak TK -Batin ibu .

"Kakak udah siap ?" Ayah bertanya kepada Isya .

"Siap dong yah , siap walafiat " Isya menjawab semangat dengan tangan mengepal diudara .

"Sehat walafiat keles " Seloroh bang Ilyas dengan melempar potongan kentang goreng ke arah Isya.

"Idih jorok , abang ini ngajakin berantem ayo aku jabanin " Isya berteriak sudah siap-siap untuk bertengkar , kentang goreng terbang itu mengenai bagian jilbab Isya sebelah kiri . Selalu saja setiap pagi dia itu mengobarkan bendera perang . Isya membersihkan krudungnya dengan tisu .

Bang Ilyas juga menatap Isya dengan wajah menantang , Isya membalas dengan tatapan sengit . Ibu yang melihat kelakuan Isya dan bang Ilyas hanya bisa mengelus dada sabar .

Presiden BEM [completed] RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang