Prolog

93 18 9
                                    

Hallo guys, uhui-hui.
Author deg-degan, soalnya ini cerita pertama aku di akun ini.

Nah, sebelum mulai membaca jangan lupa, laik, komen, en subrek.

Woi, salah woi.
Oh astaga, maksud aku itu, baca, like, vote and coment. Jangan lupa juga di follow wp aku.

Pokoknya jangan lupaaaaaaaaa:)

Happy Reading🎉

Malam kembali datang, sunyi, sepi, dan tak ada yang peduli. Sibuk dengan dunianya sendiri.

Seyna Nathania Renanda, Putri dari Randy Gunawan Renanda dan Ismy Renanda.
Tak banyak yang tau dengan kehidupan Seyna, sahabat, keluarga, teman tak ada yang tau.

Anak ke-dua dari tiga bersaudara, gadis remaja yang seharusnya hidup bahagia, dan melakukan semuanya dengan bebas, tapi itu tidak terjadi dengan Seyna. Bukan karena tak memiliki uang, tapi karena keadaan kelurganya bagaikan pecahan kaca.

Plakk...
Plakk...

Suara itu?
Suara itu yang setiap hari harus di dengar oleh Seyna dan kedua saudaranya. Rafa Kellio, abangnya bahkan sudah merasa kebal dan tak pernah melerai pertengkaran orang tuanya. Naura Renanda, bungsu keluarga Renanda, dia bahkan tak tau apa-apa. Hanya anak kelas 6 SD yang masih sibuk bermain.

"Kamu pikir dengan kamu tampar aku, kamu bisa kembaliin semuanya, Mas?" bentakan itu berasal dari mulut Ismy. "Kamu pikir anak-anak kita enggak tau semuanya? Ga tau apa kelakuan kamu?"

"Kamu pikir saya peduli? Kamu yang memulai semuanya, biar kamu tau Ismy, dasar istri durhaka. Plakk...," lagi-lagi tamparan itu melayang di pipi wanita paruh baya itu, namun wajahnya masih terlihat mulus dan glowing.

Hanya menatap dari lantai dua rumah merekalah yang bisa Seyna lakukan, menangis? Seyna sudah merasa itu adalah makanannya sehari-hari.

"Minggir dulu, gue mau lewat, gak capek apa lo berdua tiap hari berantam mulu? Perlu gue buatin ring tinju untuk lo berdua?" tunjuk Rafa Kellio didepan wajah kedua orang tunya. Dia, sudah muak dengan pertengkaran yang terjadi setiap harinya. "Silahkan dilanjut, jangan lupa kirimin ke rekening gue uang, uang gue habis," ucap Rafa, lalu berlalu dari hadapan kedua orang tuanya sembari berjalan didekat pintu keluar ia melemparkan vas bunga yang ada disitu.

"Itu, itu didikan kamu Ismy. Ibu macam apa kamu, ha? Saya lebih baik pergi, muak saya dengan semua ini," ujar Randy, lalu pergi keluar. Ismy hanya bisa menangis, menatap kepergian suaminya. Apa ini benar salahnya?

"Kak Nia, kenapa?" tanya gadis imut berbandana merah muda itu pada Seyna. Siapa lagi, kalau bukan Naura, anak bungsu keluarga Renanda, yang kemana-mana selalu membawa boneka bear warna cokelat itu.

Seyna jongkong, mensejajarkan tinggi badannya dengan Naura. "Gak apa-apa, kok. Kamu pergi tidur sana, besokkan harus sekolah, mau terlambat emang?" tanya Seyna dengan nada halus.

"Kak Nia, malam ini Ula bisa tidur bareng kakak, gak?" tanya Naura gemes.

"Boleh. Yaudah, yuk ke kamar kakak.


Gimana-gimana?
Seru ga?
Pastinya seru dong, makin kepo ya? Sama aku juga😂

Ga sabar dong ya, sama kelanjutannya.

Ups, jangan lupa untuk follow wattpad: Puspabrt_

Dan instagram aku juga
@wattpadpus_
@puspabrt_

Sampai jumpa-;-

Diary DepresiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang