Prolog

594 51 12
                                    

"EOMMA, APPA!!"

seorang anak kecil memanggil kedua orang tua nya sembari berlari kecil kearah mereka.

"hei kau hanya memanggil eomma dan appa, kau tak memanggil hyung juga eoh?" tanya sang kakak dengan wajah cemberut.

"Anii, hyung jelek, nana ga laik."

Jaehyun, nama anak yang dipanggil hyung itu mencebik lucu sambil mempoutkan bibir nya.

"Hahahh, sini sayang. Kau mau es krim?"

"Mauu."

Jaemin mengambil es krim tersebut dari tangan sang ibu. Tetapi ia terkejut karena es krim yg ia pegang sekarang telah beralih tangan ke tangan sang ayah.

"Untuk Nana yg ini saja yaa."

Sang ayah menukar es krim tersebut dengan es krim rasa strawberry. Jaemin langsung mendelik tak suka pada sang ayah. Mata nya mulai berkaca kaca.

"hana"

"dul"

"seth"

Tepat setelah ibu beranak dua dan seorang Choi Jaehyun itu mengucap angka ketiga, teriakan kencang dari sang adik membuat mereka semua tertawa.

"HUWAAA APPA KEMBALIKAN ES KRIM NANA, EOMMA EOMMAA LIHAT APPA NAKAL HIKD!" adu anak itu sembari menangis.

"woo, appa sangat nakal hm? kemari" Sang Ibu mengambil es krim yg ada ditangan anak nya.

"aaaa, buka mulut mu."

Jaemin membuka mulut nya, sang ibu menyuapi sang anak es krim rasa coklat. Namun saat hendak menyuapi anak nya, ia malah menukar es krim tersebut menjadi rasa strawberry.

"Bagaimana rasa nya?"

Bleh

Anak itu melepeh es krim yg ada dimulut nya, mata nya kembali berkaca kaca

"Eomma dengan appa sama saja!! hiks"

Kini jaemin berjalan ke arah sebuah pohon dan berjongkok disamping nya.
Mereka semua tertawa, gemas karena tingkah nya.

Keluarga yg manis dan indah.

Mungkin sejenak orang yang lewat dan melihat keluarga mereka merasa bahwa keluarga itu sangat harmonis dan manis.















































Ya harmonis dan manis, tetapi

Semua itu tak berlangsung lama

Sebuah tragedi hancur nya sebuah keluarga yang terkenang dalam benak semua orang terutama anggota keluarga yang ditinggalkan.

Kehancuran yg dipicu karna kecemburuan dan salah paham



Suara sirine mobil ambulance dan mobil polisi terdengar nyaring di telinga.

"Appaaa bangun appaa"

Jaehyun terus memanggil ayah nya. Ia melihat ayah nya bersimbah darah dan terbujur kaku di lantai bersama seorang yang ntah ia sendiri tak kenal.

"h-hyung, nana takut.."

Jaehyun yang menyadari adik nya ketakutan segera memeluk erat adik nya dalam dekapan nya.

BRAKK

Polisi masuk kedalam rumah mereka,bersama dengan orang orang yang membawa dua mayat keluar dari rumah mereka. Ya salah satu nya adalah pria yang mereka ketahui ayah mereka.

Polisi langsung menangkap wanita yg ada disana.

Wanita yang mereka kenal sebagai bidadari yang cantik itu tampak acak acakan dengan darah serta sebuah botol beling ditangan nya.

"Eomma,jangan pergii!" panggil si sulung yang saat itu bahkan belum mengerti jelas apa yang terjadi.

"jaga diri baik baik eoh, jaga juga adik mu baik baik, eomma minta maaf karna tak bisa menjaga kalian," ucap lirih sang ibu.

"e-eomma hiks eommaa jangan pergii."

"uljima sayang" ucap nya sembari menyeka cairan bening yang terus mengalir dipipi sang anak.

Jaehyun tetap berusaha me? gejar ibu nya yang dibawa oleh polisi sembari menggendong adik nya. Itu bukan lah hal yang mudah untuk anak umur 7 tahun. Menggendong adik nya sembari berlari, berhimpit himpit an dengan reporter yang terus memotret dan menyiarkan berita.
















































"Nama tersangka,Im Yoona

Dengan kasus membunuh suami yaitu Choi Siwon dan bendahara sang suami yaitu Jessica jung, atas dasar kecemburuan pada tanggal 2 Januari 2020 resmi dijatuhi hukuman mati"

Tok tok tok

Suara palu hakim menggema diseluruh ruang sidang.

tubuh Jaehyun kecil melemas mendengar keputusan pengadilan, ia hanya bisa mendekap erat tubuh sang adik yang kini tertidur karena terlalu lelah menangis.

Ia bingung apa yang nanti nya harus ia sampaikan kepada adik nya, ia hanya seorang anak kecil berumur 7 tahun. Sedangkan adik nya masih berumur 5 tahun, jadi ia harus apa.

Terlalu muda untuk Jaehyun dan sang adik menerima ini semua.

Takdir

Tak terasa 11 tahun telah berlalu

Kini kedua anak kecil itu telah mengerti keras, kejam nya dunia

Sulit nya bertahan hidup

Indah buruk nya dunia

Manis pahit nya kata kata

dan Mimpi yang hanya jadi mimpi

Mereka juga sudah terbiasa mendengar caci maki

Tak tau, mereka harus membalas apa
Hanya bisa menghela nafas dan kembali tersenyum

Tak apa

Jika ada yang bertanya apakah mereka bahagia? Ya, mereka bahagia karena setidak nya mereka masih bisa saling bersama. Meski tak saling menyapa atau mengobrol hangat seperti dulu. Tapi setidak nya melihat wajah satu sama lain saja sudah membahagiakan kan?

TB

C

06-04-2021

revisi : 17-11-2021

revisi : 04-04-2023

happyn-ess(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang