Rutinitas yang dilakukan Jaehyun di pagi hari yaitu bangun tidur ia akan langsung mandi dan bersiap siap. Lalu meluncur ke dapur. Ia mengenakan apron nya dan mulai memotong motong sayuran.
Setelah 30 menit berkutat pada maskannya dan masakan itu matang. Jaehyun kembali bersiap siap untuk berangkat ke kampus.
Sebenarnya Jaehyun mendapat kelas siang hari ini, tetapi ia memilih untuk berangkat pagi karena ia akan langsung menuju ke perusahaan peninggalan ayahnya. Ia harus melanjutkan perusahaan itu. Menjadi seorang mahasiswa sekaligus mengurus sebuah perusahaan bukan lah hal yang mudah bagi Jaehyun.
Ia masih berantakan dalam mengatur jadwal nya. Tak jarang ia meninggalkan makan siang nya. Tetapi untung ada sang paman yang bersedia membantu nya mengurus perusahaan jadi ia tak begitu kewalahan.
Begitu sampai dikantor Jaehyun langsung menuju ruangan nya. Ia mengecek dan memeriksa setiap berkas, lalu menandatangani nya.
Hari hari yang sudah biasa ia lalui.
Ada rasa yang mengganjal dalam hati nya, rasa nya aneh. Ia sudah lama merasakan ini, sesak, hampa dan kosong. Rasa ini seperti rasa kesepian.
Jaehyun merasa hidup nya terlalu abu abu dan membosankan.Jika boleh jujur sebenarnya Jaehyun ingin sekali dekat lagi dengan adik nya. Ia ingin seperti dulu. Tetapi setiap ia ingin mendekati adik nya, ia merasakan ada sebuah tembok pembatas diantara mereka. Dinding tebal yang aneh.
Terlalu banyak hal yang ia pikirkan. Ia rasa mungkin ia akan membolos saja hari ini. Sebenarnya suasana hati Jaehyun sedang turun hari ini. Itu sebabnya ia membolos. Ketika Jaehyun ulang lebih awal atau membolos seperti ini ia akan pergi ke cafe atau sekitar sungai Han dan menghabiskan seharian disana untuk merileks kan otak nya.
Tetapi kini berbeda, ia sedang tidak ingin pergi ke cafe ataupun sungai Han. Ntah lah ia ingin pulang ke rumah saja. Ia ingin pulang lebih awal.
—
Jaehyun sampai di rumah nya. Ia memarkirkan mobil nya dan masuk kedalam rumah nya.
tok tok tok
mengetuk pintu rumah nya, lalu pintu terbuka dan nampak sang asissten rumah tangga nya yang membuka kan pintu. Memang siapa lagi kalau bukan asissten rumah tangga nya.
sekarang masih jam 10 siang.
seharus nya ia sudah berangkat ke kampus sekarang, tetapi kini Jaehyun malah bersantai sembari menselonjor kan kaki nya di sofa. Lama lama ia bosan juga hanya melihat tv sembari selobjoran begini.
bagaimana kalau memasak? ide bagus.
Jaehyun melesat ke dapur, mungkin rencana nya ia akan membuat roti (?) .
Hmm coba saja dulu, kalau gagal ya sudah.ia mulai mengayak tepung dan memasukan dua butir telur ke dalam tepung tadi.
tetapi ketika memasukan telur yang kedua, ada bau menyengat dari telur nya. Namun terlambat. Jaehyun sudah memasukan telur tersebut ke adonan.
Yaa, telur itu busuk.
"sialan"
Jaehyun hanya bisa tersenyum kecut melihat ke arah adonan nya.
Aw hati mungil Jaehyun tersakiti.
terpaksa ia mengayak ulang tepung dan membuat adonan yang baru.
memang sejak kecil Jaehyun lumayan tertarik untuk memasak, ia selalu bangun pagi dan memerhatikan mendiang ibu nya memasak.
Lalu pada saat diasuh sang nenek Jaehyun juga mulai membantu sang nenek sedikit demi sedikit.
Kini dengan sedikit bantuan dan arahan dari gugelh, (pke h biar gemesh) ia mulai bisa memasak berbagai macam makanan.
"jadi.. setelah ini bagaimana.."
"mungkin langsung dipanggang kah?"
Jaehyun memasukan adonan yang ia buat tadi ke dalam oven. Setelah menunggu beberapa menit Jaehyun mengeluarkan roti tadi dari oven. Hmm
sedikit tidak meyakinkan. Roti nya sedikit gosong.eh tidak tidak, sangat gosong lebih tepat.
dengan sedikit ragu Jaehyun mengambil sepotong roti tersebut dan langsung mencicipinya.
Ekspresi Jaehyun langsung pahit, Jaehyun berlari ke wastafel dan melepeh roti nya disitu. Kurang ajar, setau Jaehyun ia sudah mengatur oven nya pada waktu dan suhu yang benar kenapa malah gosong.
Lidah Jaehyun sekarang di dominasi oleh rasa pahit dan hangus. Oke sekarang ia bingung roti ini akan di apakan.
Apa ia beri ke anjing milik Jaemin di belakang rumah saja ya, siapa tau doyan.
guk gukk
"wolpi diam."
Nama Anjing Jaemin itu sebenar nya wolfie cuma karena Jaehyun males ribet jadi dia panggil wolpi saja.
"aku punya sesuatu."
gukk
"jeng jeng ini." Jaehyun mengeluarkan sepotong roti dari balik punggung nya.
Lalu memberikan nya pada wolfie.Wolfie mengendus endus roti tersebut.
Aroma hangus..
Wolfie sedikit menjilat roti itu dan langsung berlari ke kandang nya.
'kurang ajar' batin wolfie.
Jaehyun kembali tersenyum kecut melihat seekor anjing saja menolak roti buatan nya. Sebegitu tidak enak nya kah roti nya?
ada yang mau coba roti buatan Jaehyun?
Ok Jaehyun sekarang bingung roti ini akan diapakan di makan jadi masalah, di buang kasihan. Tapi mau bagaimana lagi, sekarang tidak ada pilihan lagi selain di buang.
Jaehyun kembali ke dapur nya.
Jaehyun itu pantang menyerah, jadi ia buat lagi roti yang baru. Setelah hampir sejam an berkutat dengan roti nya yang baru. Roti itu akhir nya matang, matang nya sempurna, tidak gosong seperti tadi.
seperti nya roti yang ini berhasil ? mari kita cobaa
Jaehyun gembira karena ini roti ke tiga nya dan yang ini nampak berhasil. Setelah sedikit mengingat ngingat Jaehyun rasa ada yang kurang pada roti nya. Tapi apa..
Jaehyun berbalik dan menatap dapur nya, ia merasa sedikit miris melihat dapur nya. Benar benar berantakan, ada tepung di sana sini. Alat dapur yang tak seharus nya ada disana. Pokok nya benar benar berantakan sekali.
tok tok tokk
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Jaehyun. Ia berjalan ke arah pintu dan membuka kan pintu tersebut. Ia sedikit terkejut saat pintu terbuka.
"Jaemin?"
tebeceh
sudon sampai sini dulu, pai paiii!
jangan lupa bintang nya dicolek qq
KAMU SEDANG MEMBACA
happyn-ess(?)
Fanfiction[BELAJAR JANGAN MEMANDANG CERITA DARI SEBUAH COVER KARNA SY G BS BIKIN COVER : D ] ''apa kau bahagia ?'' Brothership❗️ bukan BxB‼️