03

220 29 5
                                    

Setelah beberapa hari beristirahat hingga kondisinya lebih membaik, Heejin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk dan menjaga Hyejoo yang masih belum sadarkan diri dan lagi dari pihak rumah sakit bilang kalau keluarga dari Hyejoo belum bisa datang k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa hari beristirahat hingga kondisinya lebih membaik, Heejin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk dan menjaga Hyejoo yang masih belum sadarkan diri dan lagi dari pihak rumah sakit bilang kalau keluarga dari Hyejoo belum bisa datang ke Korea karena mereka masih sibuk dan sedang berada di luar negeri. Jadi, ia memanfaatkan peluang ini untuk dekat dan membalas kebaikan dengan Hyejoo meskipun nanti setelah wanita itu bangun ia akan diacuhkan atau mungkin yang lebih parah akan disuruh untuk pergi dari hadapannya. Apapun yang akan terjadi nanti, Heejin ingin menjaga Hyejoo meskipun hanya sebentar.

Heejin membuka pintu ruangan dimana Hyejoo dirawat, yang pertama kali ia cium adalah aroma obat dan suara dari monitor yang mengisi keheningan ruangan putih itu.

Selangkah demi selangkah, Heejin mendekati ranjang Hyejoo. Wanita Jeon itu menatap lekat wajah Hyejoo yang pucat, bibirnya menyungging keatas dan matanya meneteskan air mata.

"Hyejoo...."

Saat tangannya mencoba untuk menyentuh wajah Hyejoo terhenti karena mengingat masa lalunya dan Hyejoo. Dan pada akhirnya, Heejin menangis sambil memegang tangan Hyejoo yang terpasang dengan infus.









Tiga bulan pun berlalu dengan cepat, Heejin dan Hyejoo pun semakin dekat meskipun sesekali sering terjadi kecanggungan antara keduanya.

Hari ini Hyejoo tak ada jadwal masuk kelas jadi ia gunakan untuk berleha-leha di ruang tengah menonton TV sambil memakan kudapan. Jam sudah menunjukkan pukul 11.23 siang dan Hyejoo belum melihat Heejin dari kemarin.

Saat sedang menguap, Hyejoo mendengar suara pintu terbuka saat melirik ke kamar Heejin ternyata sang pemilik keluar dari goanya dan itu membuat Hyejoo tertawa terbahak-bahak.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH!!!" Tawa Hyejoo menggelegar di seluruh ruangan.

Heejin yang baru saja selesai menyelesaikan tugasnya dan berencana untuk membuat kopi yang ke lima nya itu pun dibuat bingung dengan Hyejoo yang tiba-tiba tertawa saat dirinya keluar padahal TV sedang menampilkan berita tentang kebakaran hutan.

"Kenapa?" Tanya Heejin bingung.

"Kamu lucu hahahahahahaha." Hyejoo masih asik ketawa dan Heejin malah salah tingkah disebut lucu olehnya.

"Lucu apanya???" Heejin mengerungkan keningnya tak mengerti.

"Lucu aja, kayak Ban Hwiyeol tapi diganti jadi Jeon hahahahaah."

Padahal Heejin tak memakai apapun yang aneh hanya pakaian yang biasa ia pakai jika dirumah saat bekerja dengan tugasnya, ya hanya kaos berwarna abu-abu, rambut yang diikat cepol dan kacamata bundarnya. Ah tak lupa jika ada transdermal patch yang menempel di belakang lehernya.

Heejin yang mendengar jawaban Hyejoo pun hanya memutarkan matanya lalu melengos pergi ke dapur untuk mengisi cangkirnya dengan kopi. Tawa Hyejoo pun perlahan mereda dan perutnya sakit karena terlalu banyak tertawa.

𝟏𝟖.𝟔𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang