"Nona Jeon." Panggil seseorang saat Heejin masuk ke dalam salah satu ruangan di fire station di Seoul yang waktu itu membantu memadamkan api saat apartemen yang ia tinggali terbakar. Heejin berada disini karena ada kepentingan yaitu mengambil barang Hyejoo yang waktu itu dibawa olehnya.
"Pak Hyungsik." Heejin membungkukkan badannya untuk memberi salam pada Hyungsik yang Heejin tahu pria itu adalah Kepala Seksi Bina Teknis Pencegahan di fire station Seoul.
"Silahkan duduk, Nona." Ucap Hyungsik menunjuk pada kursi yang ada di depannya.
"Maaf kalau saya tiba-tiba menelepon Anda untuk datang kemari."
"Tidak apa-apa, Pak. Saya juga nggak lagi sibuk." Geleng Heejin setelah duduk di depan meja Hyungsik.
"Syukurlah, pasti Nona sudah tau tujuan saya meminta anda kemari. Apa Nona Son sudah sadar?" Tanya Hyungsik yang terdengar khawatir, ia masih ingat dengan jelas keadaan Hyejoo saat di bawa ke rumah sakit.
"Dia masih belum sadarkan diri, tapi dokter bilang itu wajar karena kepalanya terbentur." Jawab Heejin murung.
"Semoga dia baik-baik saja dan cepat sadar ya."
Heejin mengangguk dan mengikuti Hyungsik yang beranjak dari duduknya untuk mengambil sesuatu.
"Ini milik Nona Son, waktu itu kami mau menitipkan barangnya pada teman anda tapi sepertinya teman anda itu tak mengenalnya saat kami tanya. Jadi, yah simpan terlebih dahulu disini lalu saya meminta anda untuk datang ke sini." Ucap Hyungsik mengambil sesuatu dari dalam loker, "Anggota saya sama sekali tak memeriksa apa yang ada di dalamnya tapi anda boleh melihat takutnya ada yang hilang." Lanjutnya memberikan tas ransel hitam yang kotor dan sebuah ziplock yang berisi dompet dan handphone.
"Saya percaya pada anda, apa ada lagi, Pak?" Tanya Heejin memeluk tas ransel hitam milik Hyejoo yang kotor.
"Tidak ada, anda boleh pulang. Terima kasih sudah mau mengambil barangnya, Nona Jeon."
"Sama-sama, Pak, terima kasih juga sudah menyelamatkan kami."
"Itu sudah menjadi tugas dan kewajiban kami, Nona." Senyum Hyungsik tersenyum.
"Kalau begitu, saya permisi dulu. Sekali lagi terima kasih, Pak. Sampai jumpa."
"Iya, hati-hati, Nona."
Heejin membawa barang milik Hyejoo bersamanya menuju rumah sakit, meskipun Lia sudah melarangnya agar tak berpergian kemana-mana dulu tapi bukan namanya Jeon Heejin yang tak keras kepala. Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuknya sampai ke tempat tujuan menggunakan bus, seperti auto pilot kakinya membawa dirinya menuju ruangan tempat Hyejoo di rawat.
"Astaga." Ucap Heejin saat barang-barang milik Hyejoo tak sengaja terjatuh dari tangannya saat ia mau membuka pintu. Matanya terjatuh pada sebuah polaroid dimana Hyejoo bersama seorang gadis cantik berambut pirang tersenyum lebar, Heejin bisa melihat jika keduanya terlihat sangat bahagia.