Happy Reading.
Saat ini keempat remaja, yaitu Rara, Vika, Septia dan Salsa sedang menyalin tugas yang ada di papan tulis. Karena saat waktu pembelajaran terakhir mereka bukannya mendengarkan penjelasan bu Indri malah tertidur pulas, jadi mereka baru menyalin tugas saat pulang sekolah.
"Huh akhirnya selesai juga. Pegel tangan gue nulis tugas sama materinya. Bu Indri kalau ngasih sama materi nggak kira-kira banget sih" ujar Salsa menggerutu kesal, sedangkan ketiga temannya masih fokus ke depan menyalin tugas dan materi.
"Untung tadi nggak ketahuan bu Indri, coba kalau ketahuan pasti bakal ditambah deh tugasnya" timpal Septia sambil memberesi semua alat tulisnya. Kenapa mereka saat tidur tidak ketahuan guru? Jawabannya ya karena tempat duduk mereka berempat di belakang jadi guru tidak tahu jika ada yang tidur.
"Lo berdua udah belom? " tanya Salsa pada Vika dan Rara.
"Udah" jawab Rara dan Vika bersamaan.
"Yaudah yuk pulang" ajak Rara dan keempatnya langsung meninggalkan kelas.
"Ra, lo naik apa ke sekolah? " tanya Vika
"Gue tadi dianter sopir" jawab Rara seadanya karena memang benar tadi ia diantar oleh sang sopir.
"Yaudah pulang bareng gue aja Ra" tawar Vika.
"Gak usah gue telfon supir aja, lagian kan rumah kita nggak searah. Kalian duluan aja nggak papa" tolak Rar karena ia merasa tidak enak apalagi rumah mereka tidak searah.
"Yaudah deh. Nggak papa kita tinggal, kita tungguin aja deh sampe supir lo dateng" ujar Vika lagi.
"Nggak papa kalian duluan aja" jawab Rara.
"Yaudah deh kita duluan ya. Hati-hati Ra" ujar Salsa dan mereka segera masuk ke mobil masing-masing. Mereka bertiga merupakan jajaran murid terkaya di sekolah dan mempunyai wajah diatas rata-rata. Oleh sebab itu mereka menjadi most wanted girl, apalagi sekarang ditambah Rara yang cantiknya kebangetan.
"Hati-hati kalian" ujar Rara sambil melambaikan tangannya dan dibalas oleh lambaian tangan dari ketiga sahabat barunya.
Rara pun segera menuju halte untuk menunggu supirnya. Namun saat akan menelfon supirnya, baterai HP nya mati.
"Ck pake lowbet segala sih. Terus gue gimana nih pulangnya, nggak mungkin jalan" gerutu Rara. Saat ini ia kesal sekali karena baterai HP nya lowbet, ditambah langit tampak sangat mendung.
------------
Di lain tempat, yaitu Warung Mang Diman terdapat anggota Rajawali yang sedang nongkrong.Sudah menjadi kebiasaan anggota Rajawali ketika pulang sekolah pasti nongkrong di warung mang Diman meskipun hanya sekedar berkumpul, bercanda gurau ataupun merokok untuk mempererat pertemanan dan mendapat teman baru. Rajawali bukan hanya geng yang suka tawuran atau hanya pembuat onar saja. Rajawali sangat menjunjung tinggi solidaritas para anggotanya.Meskipun anggota Rajawali anak-anak yang dikenal nakal, namun Raka sang ketua menghimbau agar para anggotanya tidak minum ataupun memakai obat-obatan terlarang.Tawuran antar geng, merokok, balap liar sudah menjadi kebiasaan anak-anak Rajawali.
Saat ini ketujuh inti Rajawali sedang di luar warung mang Diman sembari merokok dan ada pula yang sedang bermain game.
"Eh di halte ada cewek tuh" celoteh Leo membuat teman-temannya menoleh ke arah halte dan ternyata benar ada seorang cewek duduk sendirian tak lain adalah Rara. Saat Zidan melihat ke arah halte ia memicingkan matanya dan menatap sosok perempuan itu. Kayak kenal. Batin Zidan.
"Itu bukannya Rara" beo Bagas. Zidan yang mendengar perkataan Bagas lantas menghampiri perempuan tersebut tanpa menghiraukan pertanyaan dari teman-temannya.
"Mau kemana tu bocah" ucap Riski
"Wah gercep banget tu bocah, ngeliat yang bening dikit langsung di deketin" timpak Leo.
Sesampainya di depan perempuan itu Zidan berkata,
"Rara" beo nya membuat sang pemilik nama sontak mendongakkan kepalanya dan ia terkejut melihat orang yang menyapanya.
"Bang Zidan" ujar Rara, ia pun lantas memeluk Zidan sangat kuat membuat sang empu hampir terhuyung ke belakang. Untung saja ia bisa menahannya, kalau tidak sudah pasti mereka akan jatuh. Zidan yang dipeluk dengan erat pun tanpa ragu membalas pelukan tersebut. Sungguh ia rindu dengan adik sepupu kesayangannya itu. Teman-temannya yang melihat pun terkejut dengan apa yang mereka lihat.
Zidan pun melepaskan pelukannya dan bertanya kepada Rara,
"Kok masih di sekolah, udah mau hujan Ra" ujarnya pada Rara.
"HP gue lowbet bang. Tadinya sih mau nelfon pak Udin udah keburu lowbet hp nya" kesal Rara membuat Zidan terkekeh gemas. Sungguh lucu adik sepupunya itu. Apalagi pipinya yang tembem. Ahh jadi pengen gigit. Batinnya.
"Yaudah pulang bareng abang aja gimana? " tawarnya pada Rara, Rara yang mendengar tawaran abangnya pun dengan antusias menganggukkan kepalanya.
"Mau banget" ujarnya, membuat Zidan tidak tahan untuk tidak mencubit pipinya.
"Iss kok dicubit sih bang, sakit tau" kesal Rara menambah keimutan wajahnya.
"Maafin abang ya. Yaudah yuk kesana dulu, ada bang Bagas juga sama temen-temen abang" ucap Zidan sambil menggenggam tangan Rara. Mereka pun berjalan menuju warung mang Diman. Sesampainya di warung mang Diman banyak ucapan-ucapan yang dilontarkan anak-anak Rajawali ketika melihat Rara.
Cantik banget
Duh manis banget pas senyum
Jadi pengen gue karungin
Pipinya pen cubit
Siapanya bang Zidan ya
Pipinya tembem banget
Tumben bang Zidan ngajak cewek
Itu bukannya anak baru
Udah cantik, manis gemes banget lagi
Rar yang mendengar perkataan itu hanya bisa tersenyum. Jujur malu karena baru pertama kali masuk ke dalam warung ini apalagi semuanya didominasi oleh cowok.
Zidan membawa Rara ke dalam warung dan diikuti oleh keenam temannya.
Hai guyss maaf ya kalau pendek ceritanya. Soalnya author lagi nggak ada ide. Jangan lupa vote dan koment cerita aku ya biar tambah semangat nulisnya. Sampai ketemu di chapter selanjutnya😍😍🥰✋