"Aksa bangun!!" seorang perempuan yang rambutnya sudah mulai memutih membangunkan putra semata wayangnya yang sedang tertidur. Tanpa panjang lebar bicara, Aksa sang putra terbangun.
"Iya ma, Aksa udah bangun kok" Kata Aksa dengan senyum pada ibunya.
"Yaudah kamu mandi ya, abis itu turun buat sarapan, udah ditunggu sama papa."
"Iya ma, Aksa cepet kok" Aksa melayangkan senyum manisnya pada ibunya itu.
Aksa adalah anak semata wayang Khaira dan Theo. Sebenarnya ia punya kakak perempuan bernama Kyara. Namun Kyara menghilang entah kemana secara mendadak 8 tahun lalu, saat Aksa berulangtahun yang ke 9.
Aksa turun ke ruang makan setelah menyelesaikan mandinya. Dimeja makan Khaira sudah menantikan putranya itu sedangkan Theo, seperti biasa Theo hanya menatap Aksa dengan tatapan kosong. Theo selalu menatap Aksa dengan tatapan itu setelah Kyara menghilang.
"ma, Aksa pulang agak lama ya, Aksa mau ke perpustakaan dulu." kata Aksa pada Khaira sambil memakan rotinya.
"iya Sa, tapi jangan lama lama ya."
"iya Ma."
Aksa menyelesaikan makannya lalu pamit pada orangtuanya untuk berangkat ke sekolah. "Pa, Aksa berangkat ya."
Aksa terbiasa mandiri sejak keluarganya kehilangan putri sulungnya, Kyara. Aksa terbiasa hanya main dengan dirinya sendiri atau makan malam dengan dirinya sendiri. Langit adalah teman terbaik Aksa sejak kecil. Ibu dan ayahnya hanya membangunkannya dari tidurnya serta menemaninya sarapan sebulan sekali, saat mereka pulang dari pekerjaan mereka diluar kota atau luar negeri.
Aksa sampai disekolah, seperti biasa ia hanya masuk ke kelas, rooftop sekolah atau perpustakaan. Sejak Kyara hilang, Aksa hanya menyendiri. Ia tampan dan pintar, namun tidak pandai bergaul dengan siapapun. Walau orangtuanya kaya, Aksa tak punya orang yang dekat dengannya kecuali kakakaknya, Kyara. Namun apa yang bisa ia lakukan? Kyara mungkin memang memilih meninggalkannya.
Sampai saat ini, Kyara hanya meninggalkan kenangan dan sebuah kalung emas serta surat surat pada hari ulangtahunnya. Namun Aksa tak pernah membuka surat surat serta kado yang dikirimkan Kyara padanya. Walau Aksa sangat merindukan Kyara, dalam benak Aksa kini, jika Kyara masih sanggup mengiriminya surat, mengapa kakak yang ia sayangi itu bisa meninggalkannya?? bagaimana dengan orang yang bukan siapa siapa baginya? tentu mereka juga akan hilang.
"Kak, apa kakak gak kangen sama Aksa?" tanpa sadar, Air mata jatuh dari mata Aksa. Tanpa menunggu lama, tangan seseorang muncul dan membelainya.
"Kyara juga kangen sama lo Ka, Kyara juga pengen meluk lo sejak lama. Tapi dia gak bisa. percaya deh" kata gadis itu pada Aksa dalam hatinya.
Aksa berbalik pada gadis itu karena kaget. "eh maaf Ka, gue spontan. Oiya, gue Zarine. Eunoia Zarine" gadis itu menjulurkan tangannya sambil tersenyum. Namun ia mendapat sikap dingin Aksa yang tak membalas apapun yang dia katakan dan lakukan.
"Andara Aksa Putra. Nama lo bagus." gadis itu tersenyum namun lagi lagi, Aksa tak menghiraukannya dan memilih pergi dari rooftop. Zarine tersenyum lagi, ia tau tak semudah itu untuk mendekat pada Aksa.
Zarine sudah lama menyukai Aksa, sejak umurnya yang ke 9 ia mulai menyukai Aksa. Awalnya ia kira perasaannya untuk Aksa hanya sebatas cinta monyet yang akan hilang jika lama didiamkan. Nyatanya kini Zarine telah menyukai Aksa selama 8 tahun. Dan meski ia tau semua tentang Aksa, ia tetap memperhatikan Aksa dari jauh karena ia yakin, suatu saat nanti, Aksa akan berbalik dan melihatnya. Kini ia memberanikan dirinya untuk berdiri untuk melihat Aksa dari dekat
- di Jam pulang sekolah -
Sore itu hujan turun cukup lebat. Zarine melihat Aksa hendak pulang.
"Ka, gue boleh ikut lo gak? gue gatau mau pulang gimana kalo ujan gini. Please Ka, masa lo tega sama gue." Aksa seakan tak peduli, ia melajukan motornya dan meninggalkan Zarine.
"Aksa, lo tega ninggalin gue?" namun tak ada balasan dari Aksa. Apa boleh buat? Zarine hanya terdiam. Ia berjalan dibawah hujan itu menuju halte bus. Setelah berjalan dibawah hujan selama 10 menit, ia melihat sebuah motor yang tak asing menghampirinya. Ya, itu motor Aksa.
"Aksa??"
"Buruan naik. Nanti lo sakit" Kalimat singkat yang Aksa katakan mampu membuat Zarine tersenyum. Bagaimana tidak? kini pria yang ia suka memboncengnya dan mengantarnya pulang.
sesampainya dirumah, "Makasih ya Ka." Zarine tersenyum. Aksa menyalakan motornya dan pergi dari hadapan Zarine.
- K A M U-
Andara Aksa Putra, makasih buat hari ini. Aku senang Karena setidaknya kamu pernah mengantarku pulang. Aku janji akan balikin senyum yang hilang dari Wajahmu sejak 8 tahun lalu
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA
Fanfiction"Aksa, sesulit apapun hidup kita saat ini, dikehidupan selanjutnya aku akan tetap ada disisimu. Tak peduli sejauh apalagi aku harus melangkah atau sesulit apapun rintangan yang ku hadapi, bahkan selama apapun waktu yang kubutuhkan untuk sampai padam...