Aksa menatap kalung emas yang ditinggalkan Kyara sebagai hadiah ulang tahunnya 8 tahun lalu.
"Kak, apa bener kata Zarine kalo kakak kangen sama Aku? kakak kemana sih? Aksa kangen sama kakak. Aksa pengen meluk kakak." Air mata kembali mengalir dari mata indah Aksa. Kyara adalah alasan Aksa sering menangis selama 8 tahun terakhir ini.
Ia menatap langit langit kamarnya yang dipenuhi bintang. Selama 8 tahun terakhir ini, Kyara bahkan tak pernah mampir ke mimpi Aksa. "Kak, kalo kakak memang udah gak ada di dunia, tolong bawa Aksa juga. Aksa pengen ketemu kakak, sekali aja. Tolong.."
Aksa menutup matanya dan tertidur
***
Zarine menatap langit langit kamarnya. Apa yang dilihatnya 8 tahun lalu terus menghantuinya, rasa sukanya pada Aksa tercampur dengan rasa bersalahnya pada Aksa. Ia sudah menyukai Aksa sejak lama namun ia juga sudah lari dari Aksa selama 8 tahun. Bahkan sekarang hubungannya dan Aksa sudah sangat dekat, Jika Aksa tau apa yang terjadi, ia pasti akan sangat membenci Zarine
"zar," seseorang memanggilnya. Zarine mengengok dan melihat seorang laki laki berdiri di pintu kamarnya. Zarine tersenyum.
"masih mikirin Aksa?" tanya laki laki itu dibalas senyum oleh Zarine. Pria itu berjalan mendekati Zarine dan mengelus kepala Zarine.
"udah lewat 8 tahun zar. Jangan murung lagi dong." kata pria itu pada Zarine.
"Zarine gatau harus apa kak, Zarine udah lari terus terusan. Tapi saat Zarine berani deketin Aksa, bayangan itu terus menghantui Zarine."
"udah, tidur gih. Besok kamu telat, nasi yang udah jadi bubur gaakan bisa balik jadi beras. Gak usah dipikirin lagi." Zarine mengangguk lalu mulai menutup matanya.
***
Pagi ini, seperti biasa, Zarine akan kembali mengejar Aksa. Ia tak akan membiarkan apa yang sudah terjadi 8 tahun lalu kembali merusak rencananya. Ia menyukai Aksa, ia tak akan menjadikan rasa bersalahnya menghentikan langkahnya. Ia akan terus bersembunyi seperti apa yang dipesankan Kyara padanya.
kakak
Dengan senyuman, Zarine melangkahkan kakinya menuju Rooftop untuk melihat Aksa. Namun langkah kakinya terhenti saat mendengar isakan kecil dari bibir Aksa
"Selamat ulangtahun Kyara.. Aksa harap kakak cepet pulang. Aksa kangen banget sama kakak."
Zarine diam seribu bahasa lalu mulai meneteskan air mata.
"dia selalu disini buat lo Aksa. Dia selalu disini." Zarine tak bisa membendung air matanya lagi. ia mulai meneteskan Air matanya. Ia menyenderkan tubuhnya ke tembok lalu mendengarkan Aksa dari sana
"Kak, Aksa mau cerita, Aksa suka sama perempuan. Namanya Zarine. Dia manis, lucu banget. Dia udah kejar Aksa sejak lama dan Aksa juga suka dia sejak lama. Tapi kami baru dekat sekitar tahun ini. Awalnya canggung banget karena Aksa gak tau harus mulai gimana, dan lucunya, sekarang Aksa gak bisa berenti suka sama Zarine, kalau kakak ketemu dia, pasti kakak suka deh sama Zarine. Aksa yakin cewe ini gak akan ngecewaiin atau ninggalin Aksa, Aksa bahagia ketemu dia."
"Kakak maafin Zarine. Aku harus kasih tau Aksa. Aku gak mau sembunyi lagi." Zarine melangkahkan kakinya menuju Aksa. Ia memeluk Aksa dari belakang dan membuat Aksa terkejut.
"Aksa maafin gue" Zarine meneteskan air matanya.
"Aksa gue gak mau sembunyi lagi. Gue gak mau lo sedih terus. Ini salah gue Ka, maafin gue." Aksa hendak berbalik dan menatap Zarine. Namun dihentikan oleh Zarine
"jangan balik Aksa, gue gak akan sanggup natap Mata lo"
"Zar, lo denger apa yang gue bilang ya? HAHA berarti gue tinggal nunggu jawaban dong ya??" Namun kalimat Aksa dibalas isak tangis oleh Zarine
"Zar, lo kenapa?" Aksa Khawatir, ia melepas pelukan Zarine lalu berbalik. Ia melihat Zarine yang nemunduk. Aksa mengelus puncak kepala Zarine
"Zar?? pengakuan cinta gue bikin lo nangis gini??" Aksa tersenyum
"Aksa, gue tau setelah ini lo akan marah sama gue, tapi tolong jangan benci sama gue.. gue gapapa kalo lo marah sama gue, tapi gue gak bisa liat lo benci sama gue." senyum Aksa berubah menjadi rasa Khawatir
"Zarine, lo kenapa??" Aksa memeluk Zarine dengan erat.
"Sa, sebenernya gue.."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA
Fanfiction"Aksa, sesulit apapun hidup kita saat ini, dikehidupan selanjutnya aku akan tetap ada disisimu. Tak peduli sejauh apalagi aku harus melangkah atau sesulit apapun rintangan yang ku hadapi, bahkan selama apapun waktu yang kubutuhkan untuk sampai padam...