"Ka, gue boleh ikut lo gak? gue gatau mau pulang gimana kalo ujan gini. Please Ka, masa lo tega sama gue."
"Zarine, gadis itu ngomong gini ke gue. Mungkin dia cuma caper, bodo lah." batin Aksa. Ia memilih meninggalkan Zarine.
"Aksa, lo tega ninggalin gue?" namun tak ada balasan dari Aksa. Apa boleh buat? Zarine hanya terdiam.
Sambil menjalankan motornya, ia memikirkan Zarine. Apa benar gadis itu harus berjalan dibawah derasnya hujan? jadi ia memilih memutar balik dan kembali ke sekolah. Ditengah jalan, ia melihat Zarine yang berjalan sambil menunduk dibawah derasnya hujan.
"bodoh, kenapa gak naik taksi sih?" batin Aksa ketika melihat Zarine tersenyum kearahnya.
"Aksa??"
"Buruan naik. Nanti lo sakit" Kalimat singkat yang Aksa katakan mampu membuat Zarine tersenyum. Bagaimana tidak? kini pria yang ia suka memboncengnya dan mengantarnya pulang.
sesampainya dirumah, "Makasih ya Ka." Zarine tersenyum. Aksa menyalakan motornya dan pergi dari hadapan Zarine. Zarine masuk kerumahnya dengan senyum kemenangan.
- Keesokan harinya -
Ini adalah hari minggu, minggu ketiga. Zarine tau bahwa hari ini Aksa akan pergi ke perpustakaan. Bagaimana tidak? ia sudah mengikuti Aksa selama 8 tahun. Dan di minggu ketiga adalah jadwal Aksa untuk pergi ke perpustakaan. Hari ini, ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan yang biasa Aksa kunjungi. Dengan senyum, gadis itu berangkat. Benar saja, sesampainya disana, Zarine melihat sosok Aksa.
Ia masuk dan pura pura ingin membaca buku. Jika biasanya Zarine akan duduk jauh dari Aksa, kali ini ia benar benar nekad duduk disebelah Aksa.
"Pagi Ka, loh kebetulan banget ya lo disini juga" kata Zarine pada Aksa yang lagi lagi tak menggubris apapun yang dikatakan Zarine padanya.
Sadar bahwa kalimatnya tak digubris oleh Aksa, gadis itu fokus membaca bukunya. Setelah hampir dua jam berada di perpustakaan, Aksa beranjak dari tempatnya. Sementara Zarine sudah tertidur. Biasanya ia tidak membaca buku selama ini sehingga ia tertidur. Aksa meninggalkan Jaket yang ia pakai serta sepucuk surat bertuliskan "Gue gamau ganggu tidur lo. Tapi lain kali, jangan tidur kalo lagi baca buku bareng gue." lalu Aksa pergi meninggalkan Zarine disana.
Sesaat kemudian, Zarine bangun dan sadar bahwa Aksa tak ada lagi bersamanya. Ia membaca sepucuk kertas yang ditinggalkan Aksa untuknya sambil tersenyum. Walau Aksa meninggalkannya, Aksa masih memperhatikan Zarine.
- P E R P U S T A K A A N -
Terimakasih wahai perpustakaan. Hari ini Aksa memperhatikanku. Walau sikap cueknya tak memberiku ruang dihatinya, setidaknya ia memperhatikanku. Kali ini ia menulis "jangan tidur lagi kalo baca buku sama gue." itu artinya, akan ada lain kali bagiku.
***
Sejak saat itu, Aksa dan Zarine mulai dekat. Aksa mulai tersenyum pada Zarine dan mulai membuka dirinya pada gadis itu. Aksa nyaman berada di dekat Zarine.
Pagi ini, seperti biasa, Zarine akan kembali mengejar Aksa. Zarine mengemas bekalnya namun kali ini ia menyiapkan 2 kotak makan. Iya, untuk Aksa dan dirinya.
"Ka Yuma, Zarine berangkat ya." Zarine tersenyum pada kakaknya lalu berangkat ke sekolah. tak hentinya ia tersenyum sambil menatap jaket Aksa. Walau sudah dicuci, wangi tubuh Aksa masih tercium di jaket itu. Setiba nya disekolah, senyumnya semakin lebar ketika melihat Aksa. Ia menghampiri Aksa
"Pagi Ka, oiya ini jaket lo! makasih ya! ini juga bekel buat lo, sebagai tanda terimakasih gue karena kemaren lo masih perhatian ke gue." Zarine tersenyum saat Aksa mengambil jaket serta bekal yang ia buat.
"Makasih" ucapan singkat Aksa disertai senyum mampu membuat pipi Zarine memerah.
"umm gue ke kelas duluan ya ka, See you!" Zarine berlari dari hadapan Aksa sambil tersipu.
Aksa terkekeh melihat tingkah Zarine, ia tau bahwa kini Zarine sedang tersipu.
"gemes banget sih Zar" Kali ini senyum lebar menghiasi wajah Aksa.
Pulang dan datang ke sekolah bersama sama menjadi hal biasa bagi Aksa dan Zarine. Bahkan Aksa sesekali memegang tangan Zarine yang mempu membuat wajah gadis itu memerah
***
"Sa, jalan yuk, temenin gue makan" ajak Zarine
"yeeh makan mulu, liat tuh pipi lo udah chubby gitu" Aksa tertawa kecil melihat Zarine cemberut
"iya iya maaf Zar, bercanda kok. oke besok gue yang traktir lo deh. Tapi senyum dong!!" lalu Zarine tersenyum
sebulan, dua bulan, keduanya bertambah dekat, sesekali Aksa bercerita tentang bagaimana ia menyukai langit
"tadinya langit itu biasa aja Zar, yang suka langit itu kak Kyara, tapi sejak dia pergi, gue sadar kalo langit bisa jadi sebagus itu" Aksa bercerita dengan senyum lebar dipipinya
Zarine juga senang melihat pria yang ia suka tersenyum seperti ini. Rasanya nyaman sekali.
"Kak Yuma juga suka Sa, dia suka banget lukis langit"
"oh ya? berarti gue sama kakak lo bisa cepet akrab dong ya? biar cepet dapet lampu hijau buat jadiin adiknya pacar gue?" mendengar kalimat Aksa, pipi Zarine kembali memanas dan memerah
"kayaknya hari ini pipi lo merah banget ya Zar?" padahal ia jelas tau itu karena ulahnya.
"Aksa ihhhh"
"bercanda kok Zar, jangan gemes gitu dong."
"bercanda lo ngasih gue harapan Sa," Ucap Zarine dalam hati
***
Mendekatlah padaku selalu, wahai Aksa. Aku akan terus disini bersamamu. Tak akan ada lagi Air mata yang mengalir dari matamu. Mendekatlah padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA
Fanfiction"Aksa, sesulit apapun hidup kita saat ini, dikehidupan selanjutnya aku akan tetap ada disisimu. Tak peduli sejauh apalagi aku harus melangkah atau sesulit apapun rintangan yang ku hadapi, bahkan selama apapun waktu yang kubutuhkan untuk sampai padam...