2

35 5 2
                                    


"Itu dia! Cowok yang gua tabrak kemarin!" Pekik Carisa begitu melihat cowok yang ia tabrak kemarin lewat dihadapannya.

Awalnya Carisa lagi nungguin Jay buat buang air kecil, terus tiba-tiba aja gitu laki-laki itu lewat.

"Hai!" Ucap Carisa sambil berdiri dihadapan cowok itu.

Cowok itu langsung memalingkan wajahnya, lalu menatap Carisa tajam.

"Lo kalo abis dari tempat yang sekiranya angker, bersih-bersih dong. Banyak yang ngikutin, males gua diliatin." Ucap cowok itu yang justru memandang 'makhluk' yang ada dibelakang Carisa.

"Hah?" Tanya Carisa bingung, lalu melihat siapa dibelakangnya. Nihil, gaada siapa-siapa.

Cowok itu cuma bisa roll eyes, trus berkata "Kalo lo tiba-tiba ngerasa capek, baca doa aja." Cowok itu baru mau pergi, tapi langsung ditahan tangannya sama Carisa. Tapi Carisa ngerasain banyak tekstur di pergelangan cowok itu.

"Kalo boleh tau, nama lo siapa?" Tanya Carisa yang masih belom nyerah.

"Emang penting banget? Lagipula kenapa penasaran banget sih?"

"G-gua mau ajak lo temenan!" Carisa merutuki dirinya sendiri, sekarang yang terlihat freak justru dirinya.

"Gua gabutuh temen." Cowok itu membuang kasar tangan Carisa, sampai-sampai ia agak terdorong sedikit.

"SUNGHOON!" Panggil seseorang yang gak asing ditelinga Carisa. Ternyata yang manggil Jay.

Cowok itu beneran nengok!

"Apa?" Jawabnya.

"Lo gausah kasar gitu sama dia, gua tau lo gak suka manusia cuma ya jangan gini juga lah. Lo gapapa ris?" Tanya Jay sambil memeriksa tangan Carisa.

"Iya gapapa Jay, lo jangan lebay gitu."

"Kan gua perhatian rissss."

Bukannya meladeni Jay, Carisa justru nanyain Sunghoon "Oh iya, nama lo ternyata Sunghoon? Salam kenal ya!" Ucap Carisa sambil tersenyum dan ngulurin tangannya.

"Udahlah ris, dia mah gak punya hati." Ucap Jay blak-blak an.

"Berisik!"

Sunghoon menatap Jay dan Carisa dengan matanya yang dingin, lalu pergi gitu aja.

"Tuh kan ris, emang brengsek orangnya!" Ucap Jay yang lama-lama kesel dikacangin.

"AH LO SIHHHHH, KAN KABUR ORANGNYA!!!"

"DIH KOK GUA??"

"LO JUGA, KOK TAU NAMA DIA SIAPA?!" Mulut toa Carisa akhirnya dibekep Jay. "Ck, berisik lo ah. Dia tuh temen sma gua, cuma ya gak deket. Dari dulu gaada yang berani deketin, ya soalnya liat aja kelakuan dia, pada takut. Lagian lo ngapain sih deketin dia? Naksir?" Tanya Jay.

"Iih bukan naksir! Tapi gatau kenapa hati gua maksa buat nyapa dia tiap liat dia. Gua juga bingung, tapi gua rasa dia anak yang baik?"

"Gak usah sotoy deh, gua yang dari dulu satu sma aja gak ada tertariknya buat ngajak temenan." Ucap Jay.

"Yah kalo gitu lo yang gapunya hati!" Kata Carisa lalu meninggalkan Jay di koridor.

"Lah???? LAH?? HEH TUNGGUIN GUA!" Pekik Jay lalu mengejar Carisa yang sudah menjauh.

Hari sudah sore, warna langit berwarna jingga kemerahan. Carisa baru menyelesaikan tugasnya, ia baru balik dari perpustakaan. Jay memang awalnya menawarkan untuk menemani dirinya, tapi Carisa lama-lama kesal diikuti terus.

Baru aja turun dari tangga, Carisa melihat Sunghoon sedang bicara sendiri dengan raut wajah yang agak marah.

"Duh samperin gak ya?"

Ya bodohnya seorang Carisa malah nyamperin.

"S-sunghoon? Lo gapapa?" Tanya Carisa sambil menepuk pundak Sunghoon.

Begitu menolehkan badannya, Carisa terjatuh. Ia benar-benar kaget, karena yang ada dihadapannya bukan Sunghoon.

Mata putih, senyum yang jatuhnya seperti seringaian, lalu gestur tangan yang tidak wajar.

"Ah, ini wanita cantik yang tadi mengajak bicara oleh anak ingusan ini? Hai gadis manis, kok belum pulang? Mau kuantar?"

Itu 100% bukan suara Sunghoon yang tadi siang ia dengar. Memang benar mulut Sunghoon yang berbicara, cuma dari suara dan nada bicaranya dia bukan Sunghoon sama sekali.

"Sunghoon? Are you okay?" Bodoh, bodoh sekali. Jelas-jelas Sunghoon gak baik-baik aja, tapi Carisa nanyain ini untuk kedua kalinya cuma untuk basa basi. Ia perlahan memundurkan badannya.

"Aku bukan Sunghoon, jangan bahas anak itu saat berbicara denganku, HAHAHAHHAHA!"

"AAAAAAAAAAAAAKKHH!" Carisa langsung teriak sambil menutup telinganya begitu makhluk dihadapannya ini tertawa

"ARGHH, Carisa cepet lari! Jauh-jauh dari gua!" Suara itu, Sunghoon kembali! Bahkan matanya kembali normal.

"Tapi hoon-"

"GAADA TAPI-TAPIAN, LARI!" Sunghoon berbicara dengan raut wajah yang menahan, Carisa yang ketakutan langsung bangun dan berlari sejauh mungkin dari koridor.

Carisa berlari sekencang mungkin, namun ditengah larinya ia menyempatkan untuk menengok kebelakang. Sosok itu ada lagi, si mata putih yang menyeringai menatap Carisa dari kejauhan. Carisa menangis, ia mempercepat larinya sampai akhirnya keluar dari gerbang kampus.

Carisa yang kebingungan akhirnya meminta tolong satpam "Pakkkk, tolongin temen saya! Dia kayak kesakitan gitu, ada di gedung B pak!"

"Hah??? Yaudah ayo neng." Ucap sang satpam yang akhirnya jalan didepan Carisa dan memasuki koridor gedung B.

"Mana temennya neng? Kosong." Kata si satpam sambil menggerakan senter.

"T-tapi tadi beneran ada temen saya pak!"

"Haduh neng salah liat kali, lagian neng ngapain baru pulang jam segini? Anak UKM sama anak BEM juga biasanya make gedung D."

Hah?...



"Neng, sekarang neng mending istighfar, siapa tau yang neng liat itu bukan manusia. Abis itu pulang deh, udah maghrib daritadi."

"Tapi pak-"

"Sssh udah gak usah diomongin disini sekarang, dah ayo pulang."

















Sunghoon... lo kenapa?

do you see what i see? ; 02lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang