01

298 58 16
                                    

Hari ini, lomba olimpiade antar sekolah dilaksanakan disekolah Yedam. Yang mana kegiatan tersebut sudah menjadi kewajiban setiap semester dikotanya, dengan maksud mempererat hubungan persahabatan antar sekolah. Dimana sialnya, ia harus ikut kerepotan mempersiapkan semua perlengkapan lomba, karena ulah para sahabatnya yang menjabat menjadi bagian Inti Osis.

Padahal Yedam sendiri bukan salah satu anggota Osis. sedangkan beberapa anggota Osis sendiri lebih memilih melalaikan tugasnya dengan alasan klasik, ada acara. Yang mengakibatkan kekurangannya panitia lomba.

Yedam dengan malas mengangkat kursi—ah mungkin lebih tepatnya menyeretnya. Karena ia benar benar tidak memiliki niat untuk mengangkat kursi untuk perserta lomba itu dengan benar. "Kalau aja gak disogok bang Jihoon sama mienya om Siwon, ogah banget aku bantuin." Gumam yedam.

"AYOK YEDAM, SEMANGAT NAK! IBUNDA MENUNGGU MU DISINI." Ledek pemuda berkulit eksotis itu sembari duduk santai ditribun.

Yedam yang mendengar itu lantas memberikan tatapan sinisnya kepada salah satu tetangganya, yang tak lain dan tak bukan adalah Park Jeongwoo. Setelahnya yedam kembali melanjutkan pekerjaan membabunya untuk sekolah.

"KAK YEDAM!" Teriak pemuda manis bertubuh bongsor itu mengambil atensi Yedam.

Yedam menghentikan langkahnya lalu berbalik sembari menatap adik sepupu kesayangannya, So Junghwan.

"SEMONGKO! BHAHAHA." Lanjutnya sembari bertos ria dengan jeongwoo.

Memang menguji kesabaran sekali para adik 'tersayang' nya ini. Rasanya membuat yedam ingin mencopot jantung mereka masing-masing.

Yedam tersenyum manis, "Oalah, sialan." Sahutnya pelan.

Waktu sudah menunjukan tepat pukul 10 pagi, dimana siswa siswi dari sekolah lain sudah mulai berdatangan. Dan tentunya siswa siswi disekolahnya pun sudah mulai berdesak-desakan mengerubungi lapangan outdoor. Hanya demi melihat perserta olimpiade dari sekolah lain yang memiliki tampang diatas rata rata.

Ya.. lumayan juga sih, siapa tau kan bisa caper terus dapat pacar.

"Oi dek! Senyum nape, cemberut aja kayak bebek." Sahut pemuda tampan sembari menyenggol pelan bahu pemuda yang lebih kecil darinya. "Kasihan loh anak sekolah lain liat kamu nya jadi takut, nyeremin soalnya mukamu dek." Lanjutnya menggoda adik kelas sekaligus tetangganya ini.

"Bang ji diem. Aku capek, jangan dibacotin, atau mau aku keluarin singa dari dalem badan?!" Sahutnya malas sambil menatap sinis lawan bicaranya.

Park Jihoon atau yang kerap dipanggil dengan jiun ini adalah abang kandung dari seorang anak pencicilan namun berprestasi bernama Park Jeongwoo.

Jihoon tertawa pelan mendengar ucapan pemuda manis itu, "Bisa emang kamu ngeluarinnya? Sok atuh dicoba, abang mau liat." Ledek jihoon.

"Abang ih!" Ucapnya dengan kesal.

Oh ayolah, moodnya benar benar sedang berantakan sekarang. Sudah disuruh ini itu buat persiapan lomba, Disuruh jadi panitia lomba pula! Untung kalau disuruh jadi pengawas lomba. Lah, ini apa? Disuruh berdiri nyambut murid sekolah lain sambil memberikan nomor perserta dan menyuruh mereka mengisi buku tamu. Sialan sekali hari ini.

Jihoon menghela napas, menatap tetangga yang sudah ia anggap adiknya dengan lembut, "Yedam, mama sama mami sering bilang ke kita kan.. kalau nolong orang harus apa? Harus.." Ucap Jihoon sambil menunggu Yedam melanjutkan perkataannya.

"Ikhlas.."

"Nah itu tau! Abang kamu yang tampan ini kan tadi minta tolong, jadi Yedam nolonginnya harus?.." Ucap jihoon sambil menunggu jawaban dari yedam.

"Ikhlas.."

Jihoon tersenyum sambil mengacak lembut surai yedam, "Nah sekarang senyum dong! Jangan lupa juga mereka nya disapa." Ucapnya membuat Yedam tersenyum terpaksa.

"Janji deh nanti abang beliin adek mienya om siwon sepuluh bungkus, tapi jangan bilang-bilang mama sama mami. Jangan lupa juga nanti diumpetin loh ya!" Lanjut jihoon membuat senyum Yedam yang mulainya terpaksa sekarang merekah lebar.

Yedam melompat kecil kegirangan lalu menubrukan badannya ke Jihoon bermaksud memeluk abang kesayangannya ini. "OKEY! MAKASIH BANG JI!" Ucapnya girang.

Iya, seorang Bang yedam memang semaniak itu dengan mie instan. Apa lagi kalau mienya mie instan by om siwon. Tapi tenang, Yedam gak makan tiap hari kok!

Tanpa mereka sadari, interaksi mereka berdua menjadi pusat perhatian orang orang disekitarnya. Sang ketos yang terkenal galaknya berubah menjadi sosok kakak yang lembut kepada pemuda manis namun memiliki tatapan yang tajam.

Dan tolong ingatkan mereka, kalau mereka masih digerbang sekolah. Dimana disana terdapat banyak perserta olim, guru pendamping, serta panitia lainnya.





"Manis."


Tbc...

Aduh aku malu banget ngepublishnya ㅠㅠ tapi gapapa dari pada numpuk didraft..

Love Scenario , YoshidamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang