Acara terselenggarakan dengan lancar, dan sekarang sudah waktunya untuk beristirahat. Siswa-siswi dari berbagai sekolah itu berhambur menuju kantin, bermaksud mengisi perut sejenak. Namun, beberapa dari mereka ada yang memilih untuk menetap dilapangan saja.
Termasuk para panitia penyelenggara acara tersebut, mereka sedang asik menyantap makan siang bersama dilapangan sekolah dengan beralaskan terpal.
"Dam, dam, dam." Panggilnya yang hanya dibalas gumam dari pemuda yang asik makan itu, "Lo ga mau masuk osis atau mpk aja gitu? Sayang loh perbabuan lo sia-sia."
"Emang perbabuan lo dapet reward gitu kak Hyunjin?" Sahutnya malas.
Hyunjin tertawa, "Yah, nih anak kagak tau aja, Kasih tau Jen!"
"Dapet tau dek, kalau ada acara yang kayak gini tuh Asahi sama Renjun yang ngurus dananya. Anak anak mah pasti dapet upah." Jelas Jeno sang ketua mpk. "Kalau kamu ga percaya sama kakak, tanya aja tuh abangmu. Ya ga Hoon?"
Jihoon mengangguk, "Yoi, nih anak dari dulu gue ajakin ga mau. Padahal masuk organisasi tuh seru."
Yedam mendelik dibuatnya, "Seru apaan?! bikin capek iya. Toh palingan masih banyak reward yang dikasih bang Ji. Ya ga abang ku?" Tanyanya kepada jihoon.
"Heleh sekarepmu lah dek dek."
Yedam menyelesaikan makannya, "Nah aku udah selesai, duluan ya abang kakak sekalian. Mau molor di UKS dulu." Ucapnya sebelum beranjak pergi.
Tapi, sebelum ia beranjak berdiri dari lengsehan nya. Hamada Asahi yang berada di sebelah Yedam dengan sigap menarik baju anak itu. Membuatnya hampir saja terjatuh.
"KAK ASA—" Protesnya terpotong.
"Bentar dam bentar, kamu kan balik lewatin anak anak smanda. Nih sekalian bagiin minuman ya." Ucap Asahi sambil menunjuk kardus yang berisi minuman dingin.
"Sendiri gitu?!"
"Heh bocah—" Sahut pemuda lain.
"APA LO JAY!" Potong Yedam menatap tajam sang lawan bicara.
Jay cengengesan, "Ampun dam hehehehe, lo kan tau kita lagi makan nih. Yang baru selesai cuman lo doang. Bantuin napa sih bocil."
"GUE BUKAN BOCIL!"
Jay memutar bola mata malas, "Bukan bocil tapi badan kecil." Gumamnya yang untungnya tidak didengar Yedam.
Bisa mampus Jay kalau Yedam tau.
"Yedam sama saya aja." Sahut seorang lelaki tampan yang sedari tadi diam, menarik perhatian semua orang.
"Eh? gausah kak Heeseung, gapapa aku bisa sendiri kok beneran." Ucap Yedam gugup.
Masalahnya yang ngajakin dia ini Lee Heeseung. Si waketos yang terkenal galak, jutek, judes, ya pokoknya sifat dia ini kombinasi yang pas buat bikin nyali menciut sama naik darah deh.
"Gausah sok bisa sendiri, badan kamu kecil. Mana sanggup bawa segitu." Ucap Heeseung membuat Yedam reflek melotot, "Tadi juga kamu gak mau sendiri kan? Yaudah, ayo sama saya. Kebetulan saya udah selesai makan." Lanjut Heeseung dengan santainya.
Tanpa memperdulikan tatapan yang Yedam dan anak osis berserta anak mpk berikan, Heeseung beranjak untuk mengambil kardus yang berisi minuman itu.
Heeseung berbalik menatap Yedam, "Loh kok bengong? Ayo." Ucapnya sambil membawa dua kardus minuman ditangannya, lalu berjalan pergi menuju sekumpulan anak yang sedang duduk di tribun.
Yedam menoleh ke arah jihoon yang sedang menatapnya,"Bang ji.." Bisiknya.
Jihoon menggeleng, "Abang angkat tangan kalau soal Heeseung." Balasnya juga berbisik.
"Terus ini nasib Yedam gimana bang?"
"Udah sana ikutin aja, lumayan juga kamu ga capek bawa kardus."
"YEDAM!" Teriak Heeseung dari sebrang sana membuat acara perbisikan Yedam dan Jihoon harus usai.
"SABAR KAK, INI LAGI JALAN!" Balas Yedam, kemudia menatap Jihoon sebentar dengan wajah lesunya. "Yedam duluan ya bang." Lanjutnya sebelum ia berlari menuju Heeseung.
Sebenarnya Jihoon tidak tega dengan adiknya itu, tapi apa boleh buat. Heeseung itu anaknya keras, kalau katanya A ya A gabisa diganggu gugat.
"Semangat adek! Mie om siwon menunggumu!"
—
Setelah berpisah dengan Heeseung untuk memberikan minuman agar cepat selesai,
Kini minuman yang ia bawa tersisa satu. Dan tujuannya sekarang adalah lelaki berkacamata yang sedang fokus membaca bukunya di dekat pohon nangka."Permisi." Ucap Yedam membuat laki-laki itu menoleh kearahnya.
"Ya tuhan, kenapa anak smanda ganteng ganteng.." batin Yedam.
"Iya, kenapa?" Sahut pemuda tersebut membuat buyar lamunan Yedam.
"Eh?—maaf ya ganggu sebentar. Ini ada minuman sama roti, dari panitia buat peserta lomba." Jelasnya sambil menyodorkan botol minuman dan roti ke arah lelaki yang tidak ia ketahui namanya.
Lah, Yedam dapet roti dari mana? Bukannya panitia cuman ngebagiin minuman doang? Sebenarnya, itu roti hasil nyolong dia dari Jihoon. Alias waktu acara bisik-bisik tetangga. Jihoon ga sadar kalau jatah roti dia yang ada disebelahnya, Yedam ambil. Jangan bilang-bilang ya!
Niatnya sih buat dia bagiin ke dua adik kesayangannya, Jeongwoo Junghwan. Soalnya rotinya enak, pasti kedua adiknya itu suka. Toh Jihoon bisa minta lagi mengingat Jihoon itu ketos.
Tapi sayangnya, setelah melihat si pemuda penunggu pohon nangka. Yedam jadi kasihan, sedari tadi dia perhatiin ini anak fokus banget baca bukunya apa ga kelaparan?
Lelaki itu tersenyum ramah, "Oh gitu, makasih ya? Dek?" Ucapnya agak kaku.
Yedam tertawa pelan dibuatnya, "Yedam. Bang Yedam." Jawabnya sembari tersenyum manis.
"Ah, makasih ya Bang Yedam." Ucapnya tulus dengan senyuman yang lebih lebar dari sebelumnya.
"Sam—" Ucapan Yedam terpotong karena kedatangan seseorang.
"Yedam udah?"
Yedam menoleh, lalu tersenyum. "Eh udah kok kak Heeseung."
Heeseung membalas tersenyum, "Katanya tadi mau ke uks kan? Bareng aja gimana? Saya mau keruang guru soalnya."
Yedam menganguk, "Boleh boleh." Ia lalu mengalihkan atensinya kearah lelaki yang ternyata menyimak pembicaraannya. "Oh ya, jangan lupa dimakan ya. semangat lombanya, good luck. Aku sama kak Heeseung duluan ya." Pamit Yedam dengan senyum manis yang terpantri diwajahnya.
"Ayo kak." Ajak Yedam.
Heeseung menganguk, "Duluan bro, semangat." Ucapnya sambil menepuk bahu lelaki itu.
Lelaki tersebut hanya menanggapinya dengan senyuman tipis, setelah memastikan mereka berdua sudah pergi menjauh. Ia mengubah ekspresinya menjadi datar.
"Mereka pacaran?" Batinnya.
.
.
.
.
.
.TBC
Chap ini belum aku revisi karena lagi ga mood, jadi maaf ya kalau masih berantakan..
oh ya, alur cerita ini agak lambat. aku juga temenan akrab sama unpublish dan discontinued. Jadi jangan berharap banyak ya, takutnya mengecewakan.
Sekian,
Terima kasih dan Selamat malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario , Yoshidam
Fiksi PenggemarHanya berisikan tentang perjalanan cinta si pemuda tampan penyuka matematika dengan pemuda manis penyuka musik.