Chap.02

407 87 35
                                    

NB!

Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!

Untuk font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....

Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast.

Okey...enjoy this story!

Hope u like it!!

oOo

B. Awal baru sang penjahat


Jiya berjalan mengelilingi kamar, kaki nya seakan tidak bisa berdiri tegak saat melihat semua barang branded berjejer rapi didalam sebuah ruangan khusus untuk segala perlengkapan fashion.

Sebenarnya, Jiyeon dan Jiya bisa dibilang saling melengkapi.

Jiya yang pemberani, Jiyeon yang penuh kuasa.

Jiya yang dari dulu ingin memiliki suara bagus, Jiyeon yang sangat handal dalam bernyanyi.

Jiya yang ingin kaya, Jiyeon yang tajir melintir.

Masih banyak lagi yang membuat mereka memang cocok disatukan. Lagi lagi tak ada yang patut ia sesali telah ber-reinkarnasi menjadi Jiyeon.

Selain kematian yang begitu luar biasa tentunya.

Jemari lentiknya mengambil sebuah flashdisk di dekati komputer yang ada dikamar nya itu,

"Apa nih?" Jiya dengan semua rasa penasaran kini mulai menancapkan flashdisk tersebut di komputer miliknya.

Manik rubahnya membola kaget saat melihat isi dari flashdisk tersebut.

Lagu ciptaannya.

Ya, walau Jiya tak ada bakat dalam bernyanyi, ia memiliki bakat dalam mengarang lagu dan bermain beberapa alat musik.

Mata nya berbinar, memulai salah satu lagu ciptaannya, ingin mendengarkan seberapa bagus suara Jiyeon.

Suara husky itu mengalun indah, Jiya tersentuh seakan ikut tenggelam dalam lirik lagu.

Jiya memberhentikan lagu tersebut, tersenyum lebar menatap semua lagu ciptaannya.

Dan di dunia novel ini, semua lagu ciptaannya adalah lagu ciptaan Jiyeon.

Tak ada satupun di dunia novel ini tahu bahwa Jiyeon bisa bernyanyi bahkan mengarang lagu,

Karena, Jiyeon ingin Sehun yang mengetahui hal ini lebih dulu dari siapapun.

Oke, bucin.

"Gila gila!! Jadi sekarang gue punya suara sebagus ini?! Ini baru glow up yang sesungguhnya!!" Puji Jiya masih yang kini tengah duduk bersandar di kursi putih tersebut.

"Apa gue kasih tahu aja ke bokap ya?" Jiya pun mulai menoleh ke segala arah demi mencari benda yang bernama smartphone itu.

Namun, dengusan nafas kesal terdengar, "Lah iya anjir! Hp gua kan udah retak seribu!!" Jiya menatap masam.

Kaki jenjang kini beralih untuk menuju ruang fashion, mencari benda benda yang bisa ia pakai untuk kesekolah besok.

Karena Jiyeon itu feminim, beda dengan Jiya yang lebih menyukai gaya casual.

Perfect Love for the VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang