00

4K 425 302
                                    

Pertama kali seorang Tyson Wiran Pratama menjumpai gadis itu adalah saat usianya baru menginjak umur 5 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertama kali seorang Tyson Wiran Pratama menjumpai gadis itu adalah saat usianya baru menginjak umur 5 tahun. Hazel matanya yang jernih dan bercahaya yang persis seperti milik Meghan berhasil membawa rasa nyaman yang tidak akan mampu ditembus oleh Tyson. Gadis itu dinamakan oleh Michael dengan nama Jisya Elina. Nama yang manis dan cantik.

Sungguh, Jisya mewarisi perpaduan sempurna dari Michael Prayoga dan Meghan Anjali Prayoga.

Lalu Tyson tidak akan lupa pada saat dimana tangan mereka untuk pertama kali saling bersentuhan. Betapa hal sekecil itu membuat gemuruh tak masuk akal yang bersarang pada hatinya.

"Jisya, kemari sayang." Panggil Michael.

Jisya kecil berlari menghampiri Papanya tanpa melepaskan pelukannya pada boneka beruang kesayangannya. Matanya yang bulat dan berwarna lembut menatap penuh tanya pada seorang laki-laki tinggi yang berdiri di sebelah Michael.

"Dia Om Tyson. Ayo kenalan sama Om." Michael tersenyum sambil menarik anaknya untuk ia perkenalkan dengan sang sahabat.

"Halo, Om ganteng." Jisya tersenyum cerah sambil menyalami tangan Tyson. Lelaki itu terpaku untuk beberapa waktu ketika ia benar-benar melihat cerminan Meghan pada netra indah itu.

"Oh. Halo juga, Jisya cantik." Tyson bersimpuh untuk menyamakan tinggi badannya dengan gadis cilik itu.

Itu adalah saat dimana Tyson merasa begitu konyol pada dirinya sendiri. Dimana ia mendapati jantungnya berdegup kencang oleh hanya karena satu sentuhan halus saat kulit mereka bertemu. Sepanjang hari itu ia hanya terpaku sambil sesekali mencuri pandang pada Jisya yang sedang bermain dengan Meghan. Tyson lantas tahu bahwa keluarga kecil ini begitu sempurna dan indah. Keputusan Michael dan Meghan yang menikah muda bukan lagi sebuah perkara yang musti di sesalkan. Nyatanya mereka telah bahagia dengan bahtera rumah tangga dan dikaruniai dengan seorang putri yang manis.

Tapi, Tyson salah.

Kebahagiaan keluarga kecil itu serta-merta harus diuji ketika Meghan meninggal dan meninggalkan Jisya dan Michael dalam sebuah rundung kepiluan. Wanita itu mengalami kecelakaan dalam pesawat yang ditumpanginya. Mereka berdua berduka, begitupun Tyson sebagai sahabat terbaik Michael. Laki-laki itu melihat Jisya yang berumur sepuluh tahun begitu jatuh menangisi kepergian ibunya. Luka yang terlalu besar untuk ditanggung oleh anak kecil itu. Kehilangan sosok ibu dan semua kehangatan yang tidak akan lagi ia dapatkan.

Kehilangan Meghan membuat Michael berjuang sebagai orang tua tunggal. Ia telah berjanji pada Meghan dan dirinya sendiri bahwa ia akan melimpahi Jisya dengan segenap kasih sayangnya. Michael mendidik Jisya dengan baik, hingga tidak ada seorangpun yang tahu bahwa ia menyimpan rahasia kesakitannya sendiri.

Suatu waktu, Jisya menemukan botol yang berisi penuh pil-pil putih di laci kerja Michael. "Papa, obat apa ini?"

Michael berusaha berkelit dan terus berdusta bahwa obat itu hanya suplemen vitamin. Michael tidak akan sanggup mengatakan kejujuran itu pada putrinya. Biarlah ia menyimpan sendiri kesakitan ini hingga tiba waktunya ia menyerah dan tumbang.

𝙐𝙣𝙘𝙤𝙣𝙩𝙧𝙤𝙡𝙡𝙖𝙗𝙡𝙮 𝙁𝙤𝙣𝙙 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang