Cara Membuat Alur Yang Tidak Membuat Otak Kita Macet

20 6 0
                                    

Cara Membuat Alur Yang Tidak Bikin Otak Macet
Oleh : Nanda Rahmatul Fitri

Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat malam para penghuni IWC. Malam ini adalah sharing, ya. Hayooo, pertanyaan siapa yang bakal dijawab hari ini?

Cuss, kita kupas pertanyaan yang saya bawa hari ini. Saya ingatkan kalau yang saya tulis ini versi saya, ya. Kalau menurut kalian buruk dan lebih baik milik orang lain, ikut aja yang menurut kalian baik.

Cara bikin alur yang ga bikin otak macet gimana, Kak?

Sebelumnya, saya harap kalian membaca dan memahami ini. Jika ada yang perlu ditanyakan, tanyakan saja seusai sharing ini.

Cus, kita bahas.

Cara membuat alur yang tidak membuat otak kita macet.

•Ini adalah hal umum yang dirasakan oleh para penulis termasuk saya sendiri. Seringkali, kita itu sudah ada ide untuk membuat cerita/melanjutkan chapter yang ada/ingin memulai setelah menentukan premis.

Nah, cara agar alur terus mengalir bagaimana? Jawabannya adalah dengan outline! Saya tekankan bahwa kalian perlu outline.

Lah, aku kalau buat outline nggak bisa keseluruhan. Gimana, nih?

Sip, kita sejodoh. Saya pun juga kurang mampu kalau menulis outline secara menyeluruh. Kenapa? Karena saat kita mulai menulis outline secara menyeluruh, pasti yang ada kalian bingung ingin bagaimana. Ya, nggak?

So, kenapa tetap pakai outline? Outline yang saya maksud di sini tidak harus secara menyeluruh. Sebelumnya, pasti sudah mendapat sharing tentang sinopsis atau sekilas cerita, 'kan? Nah, kita membuat outline itu lihat acuan ini. Meskipun sinopsis atau premis tidak terlalu banyak, tetapi ini juga berguna untuk penyusunan outline.

Caranya?

Ini versi saya. Saya belum tahu versi orang lain. Yah, semoga ampuh dan berguna untuk kalian.

Bagi Yang Baru Memulai
Baca ulang premis/sinopsis/kilasan cerita yang ingin dibuat. Kalau sudah, kalian pikirkan dulu tentang awal/pembukaan cerita aka seperti apa atau yang mau langsung chapter 1 juga bisa.

Pikirin dulu aja awalnya tidak keseluruhan dari awal cerita. Mungkin, hanya beberapa narasi sekilas yang acak-adut di otak.

Sudah?
Next! Kalau sudah, coba tulis awalan yang pendek itu di kertas. Wajib punya polpen sama buku khusus biar enak! Kalau saran saya, sih><. Tulis saja dulu, tidak perlu panjuuuuaaanngggggg, hanya beberapa kata saja. Dirasa sudah, lanjut pikirin kalian itu pingin yang bagaimana cerita ini. Mungkin, sebagian dari kalian masih mentok terus, tetapi coba saja dulu. Saya juga sering mentok mikir, tetapi tetap diam dan berfikir apa yang saya inginkan untuk kelanjutannya.

Sudah ketemu?
Tulis. Tidak perlu panjang yang penting sekilas dibaca bikin ingat sepanjang masa. Dari sini, saya yakin otak kalian muncup sesuatu untuk melanjutkan. Akan muncul beberapa ide yang perlu kalian pilih untuk menghubungkan satu dengan yang lain. Ingat kata-kata ini!

Semakin tangan dan otak kamu bekerja (jangan kaku amat mikirnya, selow dan damai) maka kalian akan ikut terbawa suasana. Semakin kalian terbawa maka semakin mengalir deras hal-hal tersembunyi yang muncul untuk kalian.

Gerakkan terus apa yang ada dalam otak setelah menyusun dua jenis awalan tadi. Kalau tidak ditulis, pikirkan saja. Otak kalian pasti akan bercabang-cabang. Kalau mudah ingat, tidak ditulis tidak apa-apa. Kalau mudah lupa, tulis saja yang sekali pun muncul sedetik.

Dari sini, kalian pilih apa yang tepat dan ingin kalian gunakan. Susun dan sambungkan ide-ide tersebut. Tidak semuanya, hanya beberapa juga bisa. Nantinya, beberapa kata itu pasti berkembang juga.

Saya kasih contoh outline saya. Saya membuatnya itu pas mepet deadline setor. Emang dasar kaum malasan:(

1. Nisa berangkat dicegat Barra, lalu ke kelas diuntit
2. Maya iri dan marah sama Nisa.
3. Kasih bincangan tentang Barra sama Albarca terkait perjuangannya.
4. Barra samperin ke perpus pas istirahat
5. Dst.

Seperti itu saja outline-nya juga boleh😂Kembangin dari semua itu. Kalau masih, lupa di tengah jalan, baca lagi. Baca terus sampai punya percakapan antara tokoh untuk melanjutkan.

Sudahhhh. Ini cara versi saya agar sewaktu menulis tidak mentok-mentokan. Lancar sambil menghadap buku outline. Wkwkwk.

Kedua! Bagi yang sudah memulai.
Bagi yang sudah memulai caranya tetap sama seperti di atas. Tulis outline dulu seperlunya.

Contoh :
Hari ini/besok, kalian ingin menulis next chapter. Nah, kalian pikirin dulu untuk satu next chapter itu. Caranya masih sesuai yang di atas. Hanya saja, acuannya lebih banyak. Bisa sinopsis, premis, deskripsi cerita, pembukanya bagaimana, bab-bab selanjutnya bagaimana. Ini perlu dipahami juga, terutama bab-bab selanjutnya.

Mengapa?
Karena yang sudah memulai/sudah menulis bab lebih dari 2 maka untuk melanjutkannya perlu tolak-ukur dengan bab selanjutnya. Biar saling nyambung. Nggak bikin bingung gitu istilahnya.

Cara susun outline-nya sekali lagi sama saja dengan yang di atas.

Sekian sharing versi saya (jangan samakan versi orang lain), jika ada kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih telah mau membaca panjang-lebar dari saya. Semoga bisa bermanfaat untuk kalian ke depannya. Selamat malam. Wassalamualaikum Wr.Wb. Paypayy^^

Kumpulan Materi Gen 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang