"Rion bangun, udah waktunya pulang nih! Itu juga HP kamu getar terus kayaknya ada yang nelpon."
Kedua mata Arion terbuka secara perlahan setelah tidurnya terusik oleh teguran itu yang dia dapatkan bersama goncangan pelan pada kaki kanannya.
"Jam berapa nih?" tanyanya sembari meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku lalu bangkit untuk duduk di atas ranjang tunggal UKS yang dia gunakan untuk tidur sedari tadi.
Dia menatap Johan yang berdiri di dekatnya dengan tas kerjanya dan terlihat sudah siap untuk pulang.
"Jam lima lebih. Anak-anak PMR juga udah pada pulang tahu. Aku juga mau pulang, jangan tidur lagi kamu," sahut Johan lalu berbalik untuk pergi dari UKS itu terlebih dahulu.
"Hm," sahut Arion sekenanya.
Saat hendak menyusul Johan untuk keluar dia dikagetkan oleh HP-nya yang bergetar di balik saku kanan depan pada celananya.
Ternyata panggilan itu datang dari ayahnya. Tanpa buang waktu Arion langsung menerima panggilan itu.
"Kok belum pulang?" tanya ayahnya langsung.
"Kok tumben nanyain?" balas Arion dengan santai.
Ayahnya terkekeh di seberang sana. "Iya, ada yang mau ayah bicarakan sama kamu. Kalau nggak ada urusan penting langsung pulang ya?" ucapnya.
Alis kanan Arion terangkat sedikit menunjukkan ekspresi bingung juga penasaran kenapa tiba-tiba ayahnya ingin membicarakan sesuatu yang kedengarannya akan cukup serius itu.
"Iya aku--"
Ucapan Arion terhenti saat mendengar derap langkah mendekati arah pintu masuk UKS.
"Kayaknya masih buka nih ... weh bener, nasib baik lo." Terdengar suara dari balik pintu UKS diikuti oleh suara pintu yang dibuka.
"Lagian ada-ada aja lo baru hari pertama udah mencederai diri sendiri, pingin kelihatan menonjol lo?" Masih terdengar dari suara yang sama
"Bukannya menonjol malah jadi benjol kan lo, hahaha!" imbuhnya lagi diikuti oleh tawanya bersama satu suara lain yang langsung membuat dada Arion terasa mencelus.
"Cowok tadi pagi?" Kenapa dia?" batin Arion yang akhirnya malah menguping di balik gorden yang membatasi seriap ranjang dalam UKS itu.
Dia bahkan langsung mematikan panggilan dari ayahnya tanpa melanjutkan ucapannya yang terhenti tadi.
"Iya, terlalu bersemangat gue. Hehehe."
Arion terkesiap saat suara yang familiar itu terdengar jelas saat akhirnya buka suara juga.
Karena terlanjur penasaran dia mulai mengintip dari balik gorden yang dia sibak sedikit.
Benar saja suara yang dikenalinya itu milik siswa yang dia temui tadi pagi dan yang tersundut rokoknya sampai kemejanya berlubang.
Dia datang bersama seorang temannya. Dari model kaos kaki yang mereka kenakan Arion bisa menyimpulkan kalau mereka adalah anggota ekskul sepak bola, dan sepertinya siswa yang sempat menganggu pikirannya sejak pertemuan mereka tadi pagi itu tengah cedera ringan.
![](https://img.wattpad.com/cover/261247931-288-k390159.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Libido [Smut Yaoi/BL]
Teen FictionBukan cinta pada pandangan pertama, tapi sange pada pandangan pertama. Aneh, tapi nyata itulah reaksi Arion saat pertama kali melihat Fares. Arion tidak menyangka dia bisa terangsang karena siswa pindahan itu tepat di saat pertama kali mereka bertem...