GRUP JALAK BALI
Anggota :
1. Dewi F Candra Sijeunidew
2. Julia Rahma
3. Siti Nur Aisyah SitiNurAisyah08JUDUL : COMEDY STORY
Pagi ini seperti biasa si Echan pergi ke sekolah menggunakan motor butut kesayangannya. Bebek keluaran 1980an itu membelah jalanan padat khas pagi hari.
"Chan! Echan!"
Seorang anak laki-laki berlari dari arah gang senggol, Echan melirik spion karena mendengar namanya dipanggil. Kemudian menghentikan motornya.
"Ne... beng...."
Anak itu tersengal-sengal karena kehabisan nafas setelah berlari. Echan berdecih,"Kebiasaan lu. Emang Astria kemana?"
"Ngambek. Makanya gue ke depan gang nyetop angkot," ujar Icung sambil menaiki motor Echan.
"Mending lu putusin dia, ganti baru daripada ngambekan gitu. Pusing kan lu," usul Echan.
"Gue udah cinta mati sama dia. Berapapun gue bakal kasih buat dia, kalau udah cinta mah apapun bakal gue lakuin."
Echan melajukan motornya kembali, namun tak jauh dari sana ada pengalihan jalur karena kecelakaan.
"Wah, gila. Pake muter segala. Lu tau kagak jalan paling cepet ke sekolah lewat mana?"
"Tau, SD gue kan disekitar sini. Belok kiri, lurus sampai pertigaan belok kanan."
Echan menuruti perintah Icung, jalanan sempit itu mereka lalui, beberapa motor dibelakang mengikuti mereka berharap ada jalan tikus yang bisa menolong mereka dari kemacetan di jalan utama.
"Nah terus kemana?"
"Lurus aja sampai tuh pohon asem, belok kiri. Itu pohon sekarang gede banget ya, dulu sering gue kencingin waktu SD."
"Sarap lu, kencing di pohon. Kasian tuh pohon ternoda. Trus kemana lagi nih?"
Puluhan bebek tiba-tiba berbaris dari arah berlawanan memaksa Echan memangkas kecepatannya."Busyet, mana ketemu bebek lagi. Lu bener kagak sih ngasih taunya?"
"Bener. Ini jalan tikus tahu! Awas, awas pelan-pelan aja."
Icung memberi instruksi setelah berhasil melewati puluhan barisan bebek, kini beberapa kerbau menanti mereka, menghalangi jalanan.
"Dih, ranjau. Awas-awas."
Echan dengan lihai mengelak kelokkan motornya, melewati ranjau kotoran kerbau. Beberapa kali terdengar suara klakson dan bahkan ada suara gemuruh dari belakang yang membuat Echan dan Icung menoleh sejenak.
"Waduh busyet, itu bapaknya ngikutin kita kepleset tahi kebo!"
Echan terbahak-bahak. Beberapa pengendara motor dibelakang mereka ada yang jatuh karena menghindari ranjau darat tadi. Setelah itu, Icung menunjuk ke arah jalan setapak.
"Lewat sini?"
"Iya, tapi jangan ngebut. Fokus jalannya aja," kata Icung.
Semakin masuk, kondisinya semakin gelap dan sepi.
"Kok lewat kebun gini sih Cung," protes Echan.
"Udah buruan, tapi jangan ngebut. 15 menit lagi loh bel masuk. Pokoknya lu kalau lewat sini jangan nengok kalau ada yang manggil, jangan berhenti. Oke?"
"Kenapa?"
"Jangan pokoknya, oke?"
Tak lama mereka sampai di sebuah jalan setapak yang sangat sepi.