CERPI

5 2 0
                                    


         Prince in a dream

"Aku dimana? kenapa banyak sekali pohon besar, apa aku dihutan? bagaimana bisa?" seorang gadis terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Ia kebingungan, ia benar-benar tak tahu dimana dirinya berada. Jikalau bertanyapun ia sama sekali tak bertemu dengan orang, bahkan satupun ia tak berpapasan dengan siapapun. Hutan yang dipenuhi dengan berbagai jenis pohon besar dan hanya sunyi yang ia rasakan. Angin berhembus kian kencang, namun tak menyurutkan semangatnya untuk mencari jalan keluar.
Ia terus menyusuri jalan yang ada dihadapannya, rumput setinggi lututnya tak menghalangi langkah kecilnya. Waktu terus berjalan, hingga matahari mulai terbenam ia masih melangkahkan kakinya dijalan setapak. Sampai akhirnya ia melihat sebuah bangunan besar dan kokoh.

"Kerajaan?" gumamnya. Ia semakin dibuat bingung, namun setelah mengumpulkan keberanian yang tersisa ia menuju ke kerajaan tersebut. Ia berdiri diambang pintu yang teramat tinggi.

"Ratu Olif?" tanya salah satu Prajurit memastikan.

"Ratu?" Prajurit tersebut menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Mari ikut saya, Pangeran sudah lama mencari keberadaan Ratu." gadis tersebut mengikuti langkah kaki Prajurit yang akan membawanya pada Pangeran. Ia memperhatikan setiap ukiran yang terletak disudut kerajaan. Perhatiannya tertuju pada sebuah lukisan besar.

"Itu aku, tapi bagaimana bisa? aku bukan seorang Ratu," ucap Olif masih mencoba mencerna apa yang sedang terjadi padanya.

"Ratu, kita sudah sampai. Silakan masuk Ratu, Pangeran sudah menantimu," ujarnya mempersilakan masuk. Entah mengapa Olif juga tak bisa menolak apa yang Prajurit tersebut ucapkan padanya.

Olif menganggukan kepalanya, dengan langkah kecilnya ia membuka knop pintu perlahan dan menemukan Pangeran yang sedang berdiri didepan jendela, seperti menunggu kehadiran seseorang.
Olif berdehem membuat Pangeran menoleh kearahnya,
"Ratu? apakah ini benar-benar Ratu? seseorang yang selalu aku rindukan? Oh sayang, kemana saja kau selama ini?" Pangeran memeluk Olif sangat erat.

"Em maaf, aku bukan seorang Ratu. Bisakah kau antarkan aku pulang? aku tak tau jalan pulang, aku tersesat. Tolong aku, kumohon." Olif ingin segera keluar dari dunia yang entah dunia apa, yang jelas ia ingin segera kembali ke asalnya.

"Kau permaisuriku, apa kau lupa?"

"Maaf, tapi aku hanya manusia biasa. Aku bukan seorang Ratu, tolong antarkan aku pulang Pangeran," ucap Olif memohon.

"Kau ini bicara apa sayang? Sudahlah, sepertinya kau kelelahan. Istirahatlah, dan do'a kan aku supaya aku dapat melewati peperangan dengan selamat esok hari," ucapnya.

"Perang?" tanya Olif. Ia terkejut dibuatnya. Bagaimana tidak? Ia saja tak tau dimana dirinya berada dan sekarang? Seseorang yang berada dihadapannya akan berperang esok hari? Sungguh, ia ingin segera keluar dari kerajaan ini atau bahkan dunia yang sekarang ini ia pijak.

"Iya, kau lupa lagi? Aku sudah bilang padamu tempo lalu."

"Tapi Pangeran ak-" ucapnya terpotong karena Pangeran lebih dulu menyelanya.

"Kau kelelahan sayang, jika esok pagi aku tidak disampingmu itu artinya aku sudah berada di peperangan," ujarnya dan mengecup kening Olif.

Ia membuang nafasnya kasar. Pangeran benar, ia butuh istirahat. Mungkin besok ia akan mencari jalan pulang, pikirnya. Ia merebahkan tubuhnya disamping Pangeran meski sempat ragu.
Pangeran memeluknya erat,

"Aku merindukanmu."
Pagi kembali hadir, namun sang surya masih enggan untuk menampakkan sinarnya. Olif terbangun, ia mencari keberadaan Pangeran. Dan benar saja ia tak ada disampingnya.

Olif pagi ini mengenakan pakaian layaknya seorang Ratu, jangan lupakan mahkota yang ia kenakan. Cantiknya mampu menghipnotis siapapun yang melihatnya. Ia meminta Prajurit yang berjaga disana untuk mengantarkannya ke tempat Pangeran berperang.

"Antarkan aku, atau aku akan pergi dari kerajaan ini," ucapnya dengan kedua tangan yang sedikit mengangkat gaun ala princess yang ia kenakan untuk mempermudah jalannya.

"Tapi Ratu, Pangeran tidak akan mengizinkan itu,"

"Kalau begitu aku pergi," ucap Olif dan bersiap untuk melangkahkan kakinya.

"Baiklah, aku akan mengantarkan Ratu," ucap Prajurit tersebut. Lalu melenggang pergi untuk menyiapkan kereta kuda sebagai kendaraannya

Sesampainya disana Olif segera turun dengan terburu-buru. Ia mencari keberadaan Pangeran, tak mempedulikan keadaan yang mungkin saja pasti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada dirinya.

"Pangeran!" panggil Olif. Setelah lumayan lama Olif mencari keberadaanya akhirnya ia menemukan Pangeran dengan keadaan yang tidak baik-baik saja bahkan di antara hidup dan mati.

Ia berlari menghampiri Pangeran, "Pangeran." Olif meletakkan kepala Pangeran pada pahanya.

"Ra-ratu pulang, pulanglah a-aku baik-ba baik saja," ucap Pangeran dengan nafas yang sudah terputus-putus akibat pedang yang menusuk perutnya. Olif menggeleng cepat, menolak perintah Pangeran.

"Cium a-aku, mung-kin ini terakh-hir kalinya. Aku mera-sakan itu," ucap Pangeran susah payah.

Dengan air mata yang sudah berderai, Olif mendekatkan wajahnya pada wajah Pangeran. Hingga jarak mereka kini sangat dekat dan...

"Oliff!!!" teriak seseorang.

Olif membuka matanya dengan keringat yang sudah membasahi pelipisnya. Ia mengusap wajahnya kasar dan mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Seperkian detik, senyum Olif kembali terbit.

"My prince in a dream," gumamnya.

Kelompok Dugong inspirasi.
1. Novi Ardilawafi
2. Destiani
3. Ira puji astuti

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang