01. Kebetulan

4 3 0
                                    

Kebetulan memang selalu menyenangkan.

Seorang cowok sedang duduk disalah satu bangku di restoran. Terlihat dari gerak-geriknya jika dia sedang menunggu seseorang. Cowok itu menggunakan setelan jas yang rapi. Dia sudah menghabiskan dua cangkir kopi. Menandakan betapa lamanya dia menunggu.

Cowok dengan gelang hitam itu kembali melihat jam dipergelangan tangan. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.45 . Cowok bernama Rio itu pun memutuskan untuk menghubungi orang yang dia tunggu.

Sambungan pertama tak terhubung begitu juga panggilan seterusnya. Rio yang kesal lantas membanting ponsel ke meja. Menarik nafas dalam-dalam untuk meredakan emosinya.

Rio memijit pelipisnya. Dia kembali bersabar untuk menunggu. Mungkin Clara - gadis yang dia cintai akan datang, pikirnya.

15 menit berlalu cepat. Namun hanya keheningan yang berlalu bersamanya. Restoran yang semula ramai kini sudah sepi. Pengunjung berangsur pergi. Hingga seorang waiters menghampiri meja Rio.

"Permisi pak," Rio yang semula menunduk langsung mengangkat kepalanya menatap waiters laki-laki.

"Maaf, restoran kami akan segera tutup,"

Rio yang mengerti langsung berdiri. Dia menaruh uang diatas meja untuk kopinya dan mengangguk pada waiters itu.

"Maaf, karena saya terlalu lama disini," ucap Rio disertai senyum.

"Iya tidak apa pak," jawab waiters itu dibalas senyum.

Rio mengangguk sebelum akhirnya berlalu keluar dari restoran. Rio berdiri didepan restoran itu. Sebelum benar-benar pergi Rio mengirim pesan untuk Clara.

"La, aku udah pulang. Restoran juga udah tutup. Kamu dimana? Semua baik-baik aja kan? Kabarin aku kalo kamu udah baca pesan ini."

Seperti itu pesan yang Rio kirimkan. Rio mengerutkan kening bingung. Pesan sudah terbaca namun tak ada tanda-tanda balasan dari Clara.

Rio menghela nafas panjang lalu memasukkan ponsel ke saku celana. Dari saku jas Rio mengeluarkan sebuah kotak beludru merah.

Di bukanya kotak itu yang ternyata berisi sepasang cincin dengan berlian di salah satunya. Cincin yang indah. Rio menatap cincin itu lekat. Dia kembali menarik nafas dalam lalu menutup kotak itu dan memasukkannya kembali ke saku jas.

"Mungkin bukan sekarang hari kita." gumam Rio.

****

Pagi ini Rio sudah bersiap dengan celana jeans dan kaus putih yang dipadukan dengan jaket denim biru tua. Hari ini Rio berniat kerumah Clara. Menemui gadis yang dia cintai.

Rio sudah mengirim pesan untuk Clara, namun tak satupun yang terbalas. Bahkan pesan semalam masih dalam kondisi sama. Rio sudah berusaha menghubungi Clara, namun hasil tetap sama. Tak terbalas.

Rio mengendarai mobil dengan santai. 25 menit berlalu cepat. Kini Rio sudah sampai di depan rumah Clara. Dia turun dari mobil dan langsung menuju pintu. Mengetuk pintu beberapa kali sambil mengucapkan salam. Namun tak ada satupun yang menjawab.

Rio kembali mengetuk dan hasilnya tetap sama. Rio melihat ke jendela, keadaan didalam rumah memang terlihat sepi.

"Mas, cari siapa?!" Seorang bapak-bapak bertanya pada Rio dengan sedikit berteriak. Karena jarak antara mereka sedikit jauh.

Rio menghampiri bapak itu, "saya cari Clara Pak,"

"Rumah ini gak ada penghuninya mas. Lagi ada acara tunangan," Rio terkejut. Cowok itu mengerutkan kening bingung.

Collection of short storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang