2. Senang💦

1 0 0
                                    

Ramai dan padat itulah kantin sekolah. Disini lah Triya bersama dengan si Reza Reza itu.

"Lepasin! Sakit tangan saya kalau kamu tarik tarik". Ucap Triya

Reza pun melepaskan genggaman nya " Sorry sorry, lagian lo itu jalan nya lama banget". Ucap Reza

"Saya gak mau basa basi. Jadi, alasan kamu ngajak saya kesini mau apa?". Tanya Triya

"Lo traktir gue". Smirk Reza

"Hah!!".

"Bau anjirr".

"Dengan sebab apa saya harus melakukan itu". Ucap Triya

"Hahh bahasa apaan tuh gue gak ngerti. Yg gaul dikit napah". Ucap Reza

"Saya berbicara juga tertentu, lagian saya gak kenal kamu. Walaupun banyak banyak yang bilang kamu itu bad boy". Ucap nya sambil berbicara dalam hati.

"Ohh ngode ngajak kenalan nihh". Ucap Reza

Triya menggelengkan kepalanya, baru saja mau membela diri sebelum harga diri nya jatuh eehhh.. Reza malah memotong ucapan nya. Ehh maaf gays ada ehh nya author nya teh lagi lier.

"Kenalin nama gue Reza Bagaskara". Ucap Reza dengan mengulurkan tangan nya.

Triya menganga, cengo, baru kali ini dia berkenalan dengan laki laki dengan keterangan dia yang meminta ingin berkenalan.

Dengan gugup Triya menerima uluran tangan itu tanpa berkata apapun, dan mendongak menatap manik coklat Reza. Siapa yang tidak terpesona dengan ketampanan seorang Reza Bagaskara. Terpesona aku terpesona, hadeuh maaf nih doyan nyanyi.

Triya mengerjapkan mata nya, dan segera memutuskan kontak matanya. "Permisi" dan Triya pun melangkahkan kaki nya karena tidak baik untuk kesehatan jantung nya.

****

TOILET BERADA

"Sadar Triya sadar" ucap Triya mengusap wajah nya dengan air sambil menepuk pipi nya.

"Huhhh.. Tarik nafas emmnhh.. buang nafas huhhh.. Bismillah gak boleh canggung" ucap nya dengan pelan.

Baru saja ingin melangkah keluar dari toilet tapi ada yang menarik rambut Triya.

"Ohh ini cewek kegatelan yang deketan ayangbeb gue" ucap wanita berpakaian ketat dengan bibir menor.

"Apasihh, lepasin sakit.." ringis Triya sambil melepaskan jambakan tangan yang ada di kepalanya.

"Ini hukuman buat cewek ulet kaya lo" ucap wanita itu.

"Ohh ini cewek yang ada di foto itu, gak secantik yang gue kira May". Ujar salah satu antek antek dari cewek kedok itu.

Triya ingat kata nenek nya, ia gak boleh lemah, ia harus kuat.
Dengan cepat Triya melapaskan jambakan itu dan mendorong cewek medok itu ke tembok.

"Emang kamu siapa nya dia, sampai saya diginiin sama kamu?" tanya Triya.

"Kudet amat lo gak tau cewek sepopuler Maira" ujar salah satu antek antek cewek medok itu.

"Ohh lo belum tau gue, kenalin Maira Karesha. Pacar nya Reza Bagaskara". Ucap Maira.

"Oh"

"Udahkan? Permisi" ucap Triya

"Lo gak punya sopan santun ya?!" bentak Maira.

"Emang nya anda siapa saya?" ucap Triya lantang.

"Lo!!" bentak Maira.

Plak!

Maira melayangkan tangan nya dan mengenai pipi mulus Triya, mulus mengenai pipi nya.

Tidak terlalu sakit tapi berhasil membuat pipi Triya merah.

Triya menatap Maira sambil tersenyum dan pergi melewati nya.

****

Rafa berjalan melewati lorong sekolah, sesudah perutnya terisi ia ingin mencari angin ke atas Rooftop.

Tapi di tempat duduk yang biasa dia tempati sudah ada yang menempati nya.

Rafa mendekat ke arah kursi panjang itu.

"Ehh lo.. Yang tadi kan?" ucap Rafa

"Ahh kak Rafa, iya" ucap Triya sambil tersenyum.

"Boleh duduk ya?" ucap Rafa

"Ohh duduk aja kak" ucap Triya sopan.

"Jangan manggil kakak dong" ucap Rafa dan menatap Triya "Kita kan seangkatan" tambah Rafa.

"Iya kah?" ucap Triya terkejut.

"Hmm" gumam Rafa.

"Hehe... Iya Rafa" ucap Triya pelan pelan.

"Jangan canggung gitu dong" baru saja ingit mencubit pipi Triya tapi yang ingin dituju nya ada kendala.

"Pipi lo kenapa merah?" tanya Rafa

"Ini?" ucap Triya sambil memegang pipi nya " Itu tadi tu, saya nabrak tembok toilet. Hehe..." lanjut Triya sambil menutupi rasa sakit pipi nya yang masih berdenyut dengan tertawa kecil.

"Gak ada yang nabrak tembok sampe segitu nya" ucap Rafa

"Ada kok, ini saya bukti nya" ucap Triya

"Lo kalo mah bohong liat liat dulu siapa orang yang mau lo bohongin dulu" ucap Rafa dingin.

Triya pun hanya diam, menyadari raut wajah Rafa telah berubah.

"Sekarang lo ikut gue obatin pipi lo ini" ucap Rafa tegas "Ayo!" ucap nya sambil menarik lengan Triya.

Sang empunya hanya pasrah dengan apa yang terjadi. Pada diri nya sudah biasa merasakan apa yang dia rasakan saat ini, di tampar, di pukul, dan di acuhkan pun sudah biasa bagi gadis berambut panjang itu. Di sisi lain ia sangat senang, masih ada orang yang perduli pada nya.

Tak tau nanti di Rumah.

****

Hayy maaf update nya lama guyss😁
Semoga kalian suka❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why, I'm DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang