Prologue

26 1 0
                                    

"Apa sebenarnya yang aku lupakan?"

Kalimat tersebut kerap kali muncul dalam kepala YooA setiap kali ia terbangun dari mimpi yang sama.

Bau obat-obatan, penyuntikkan anastesi, dan dirinya yang terbaring diatas brankar--terkulai lemah dengan rasa pasrah dan putus asa.

Mimpi tersebut terasa nyata--bahkan terlalu nyata untuk disebut mimpi. YooA tak tahu pasti, dan ia yakin bahwa ia dapat mengetahui kebenaran dari mimpi tersebut.

YooA terus berlari--meloloskan diri--tanpa tahu apa ataupun siapa yang mengejarnya.

Terkadang ia merasa kebenaran dari semua ini ditutupi oleh kedua orang tuanya. Ada sesuatu yang janggal, namun sulit dibongkar.

Semuanya terasa familiar. Ruangan serba putih yang berkesan monoton, pisau bedah dengan berbagai ukuran, dan sekumpulan orang dewasa yang berpakaian seperti dokter bedah.

Ada sesuatu yang menghilang, namun YooA belum dapat menemukan kunci menuju jalan yang akan membawanya pada jawaban yang berisi seluruh kebenaran dari peristiwa yang menimpanya.

Dan yang paling penting, ia tidak boleh hanya berpangku tangan dan menunggu waktu terbongkarnya kebenaran yang tak pasti kapan dan apakah hal tersebut benar-benar akan terjadi.

"Ya, aku akan menjadi asistenmu."

"Kita akan bebas, kan?"

"Ne, ne! Kira-kira, dunia luar itu seperti apa?"

"...Ini saatnya aku membalas jasamu. Jadi, jagalah dirimu baik-baik!"

Semuanya...

Kalian ada dimana?

Jangan tinggalkan aku, aku sendirian, Aku kesepian.

Aku takut...

"Kita akan berpisah detik ini, tetapi aku yakin kita akan bertemu lagi. Suatu hari nanti... Itu pasti."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untitled: Et PlagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang