1; Sudah Biasa

18 2 4
                                    

Dengan nafas tersengal-sengal, ia terus berlari sekuat tenaga. Pikirannya melanglang buana. Sehingga ia tak menyadari sebuah truk dengan kecepatan diatas rata-rata menuju tepat kearahnya.

 Sehingga ia tak menyadari sebuah truk dengan kecepatan diatas rata-rata menuju tepat kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Shin YooA!"

"Ah!" Sang pemilik nama tersentak. Ia baru saja melamun tentang peristiwa yang ia alami di masa lalu. Dengan kata lain, flashback. "Ada apa?" tanyanya pada pelaku yang memanggil namanya.

"Kenapa kau melamun?" YooA menggeleng pelan, "Bukan urusanmu."

"Apakah kau memanggilku hanya untuk menanyakan hal itu?" tanya YooA datar.

"Oh, bukan." Gadis yang berdiri dihadapan YooA menggeleng kecil. "Choi Yena memanggilmu tadi." sambungnya.

YooA menghela nafas singkat. Ia pun bangkit dan melangkahkan kakinya keluar kelas. Meninggalkan gadis yang tadi berbicara dengannya yang sekarang menatapnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

Langkah kakinya membawanya menuju ke halaman belakang sekolah. Walaupun gadis tadi tak menyebutkan tempat yang harus ditujui oleh YooA, ia tahu bahwa di tempat inilah seorang Choi Yena menunggunya.

"Oh, dia datang!"

"Tentu saja ia akan datang, haha. Benar 'kan, Yena?" Salah satu gadis yang melipat kedua tangannya di depan dada melirik seseorang yang sedang bersandar pada dinding.

Yang dimaksud pun tersenyum--tepatnya menyeringai puas. "Ya, karena ia adalah mainan kesayangan kita."

Sekumpulan gadis itu pun tertawa bersama.

"Apa?" Suara tersebut terdengar menantang walau sebenarnya hanya bertanya biasa. "Tidak bisakah kalian membebaskanku sehari saja?"

Seorang gadis maju ke hadapan YooA. Ia tersenyum miring. "Wah.. Ternyata boneka kita ingin melepaskan diri!"

"Eh?! Boneka tidak bisa melepaskan diri!" balas gadis lain dengan nada main-main.

Seorang gadis berkacak pinggang dan melangkahkan kakinya menuju salah satu temannya yang berdiri dihadapan YooA. Name tag bertuliskan 'Choi Ye Na' menempel di jas almamater yang tersampir di bahunya.

"Hoo, ingin melepaskan diri rupanya?" Wajahnya terlihat meremehkan. Gaya angkuhnya menunjukkan bahwa ia yang berkuasa.

Yena mendekat. Kedua tangannya kini hinggap diatas bahu milik YooA. YooA merasakan nyeri dibagian bahunya begitu Yena meremasnya kencang. Seakan tubuhnya akan remuk.

Brak! Yena mendorong tubuh YooA dengan tenaga yang tak bisa dibilang sedikit. Bahkan suara punggung YooA yang membentur tembok tadi cukup kencang. Namun tetap saja YooA tidak mengubah ekspresinya sama sekali. Raut wajahnya tetap sama. Datar.

Untitled: Et PlagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang