4; Sweet than usual

9 1 4
                                    

Benda cair beraroma jeruk mengalir dari ujung kepala YooA. Membasahi rambut dan sebagian dari seragamnya yang berwarna putih.

Seisi kantin pun ribut seketika. YooA pun menjadi pusat perhatian. Sedangkan Woohyun terlihat gusar.

Warning! Narasi dipegang oleh Riri untuk keseluruhan chapter ini.

“Ah, maafkan aku,” ucap Yena dengan wajah terlihat merasa bersalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Ah, maafkan aku,” ucap Yena dengan wajah terlihat merasa bersalah. Namun tidak dengan nada suaranya. “Aku tadi mengangkat minuman milik temanku untuk menunjukkan padanya bahwa aku telah membelinya. Tapi sepertinya tanganku kurang kuat menggenggam gelasnya.” jelasnya.

YooA menatap datar Yena. “Ya, tidak masalah.” balasnya sambil berlalu meninggalkan area kantin.

Yena tertawa kecil melihatnya. Namun tawa dan senyuman kecilnya sirna begitu sebuah tatapan menusuk dilayangkan seseorang padanya.

Woohyun yang melihat YooA meninggalkan kantin dengan keadaan basah kuyup pun segera menyusulnya.

“YooA, ayo ke UKS!” YooA mengerutkan alisnya, “Aku tidak terluka, bodoh.”

Woohyun langsung meraih tangan YooA dan menariknya ke dalam UKS yang sedang sepi.

“Apa maumu?”

“Tunggu dulu disini, aku akan membawakanmu baju ganti milikku.”

“Tak perlu,” tolak YooA. “Aku telah membawa baju ganti.”

Mendengar hal tersebut, Woohyun memajukan bibirnya 5 centi. Ia seketika memasang puppy face. YooA mengedikkan kedua bahunya tak peduli dan memasuki toilet UKS untuk mengganti bajunya.

Maklum, bund. Anak saya masih kayak bocah.g

“Ah, ayolah~ Kenapa kau harus sampai siap-siap seperti itu~?” Woohyun merengek.

Gak cocok sih sama tingginya yang lumayan.. Bayangin aja Woohyun nya ganteng + imoedh cem shota tapi tinggi ya:3

“Aku persiapan karena hal seperti ini bukan pertama kalinya.” ujar YooA yang baru saja selesai mengganti seragamnya. Gadis tersebut berucap tanpa beban seakan hal tersebut bukanlah masalah besar baginya.

Woohyun terkejut. Ternyata YooA telah mendapatkan perlakuan tidak pantas sejak lama. Ia merasa bersalah karena terlambat mencegah pembully menyerang YooA.

“Aku harus pergi sekarang.” kata Woohyun sambil menahan amarah.

“Tunggu,” YooA menggenggam sebelah tangan Woohyun. Mengisyaratkan agar pemuda tersebut tidak pergi. Woohyun menatap kedua netra indah YooA.

“Kau tak perlu membalas mereka.”

“Tapi–” Woohyun hendak memprotes, namun YooA langsung menyela.

“Sudah kubilang tak perlu, bodoh.” YooA menggenggam erat––meremas––tangan Woohyun dengan kuat. Sang empu tangan sedikit mengaduh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untitled: Et PlagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang