2; Hari yang Menyebalkan

12 2 2
                                    

Beberapa mobil terlihat melintasi jalanan. Tidak terlihat ramai karena waktu masih terlihat cukup pagi. Beberapa murid berseragam pun ada yang telah berjalan menuju sekolah. Termasuk YooA yang kini tengah berjalan santai sambil mengunyah sandwich yang menjadi sarapannya hari ini.

Wajahnya terlihat lebih tenang walaupun tetap datar seperti biasanya.

Nampaknya ia sangat berharap hari ini menjadi hari yang tenang tanpa gangguan.

“YooA!”

YooA seketika menghentikan kunyahannya. Panggilan tersebut meruntuhkan ekspektasinya.

Wajah YooA menggelap ketika netranya menangkap sosok pemuda yang baru saja merusuhi dirinya kemarin malam kini tengah melambaikan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah YooA menggelap ketika netranya menangkap sosok pemuda yang baru saja merusuhi dirinya kemarin malam kini tengah melambaikan tangannya.

Woohyun tersenyum lebar begitu gadis yang ia tunggu telah berjalan disampingnya tanpa suara.

“Mengapa kau tidak menelponku?”

YooA berhenti mengunyah, alisnya sedikit mengerut. “Apa untungnya bagiku?”

“Kita bisa berangkat bersama tentu saja!” seru Woohyun dengan wajah yang cerah.

“Aku bukanlah anak kecil. Aku bisa berangkat sendiri.” YooA kembali mengunyah sandwich miliknya dan mencoba tak memedulikan segala ocehan yang keluar dari mulut Woohyun.

Cerewet.’

“Padahal aku sudah menunggu–”

“Diam.”

Woohyun mengerjapkan kedua matanya ketika YooA memotong ucapannya.

“Kau merusak pagiku dengan kicauanmu yang berisik itu.”

“Ah, dinginnya!”

YooA berdecak kesal, ia langsung mempercepat langkah kakinya dan meninggalkan Woohyun yang sangat mengganggu paginya.

Sementara Woohyun pun menyusul YooA dengan sedikit drama.

Mereka berdua saling kejar-kejaran tanpa menyadari ada yang memperhatikan mereka berdua.

•••

“Sudah kubilang berkali-kali, jauhi Woohyun!”

YooA tak merespon. Ia pasrah ketika kakinya kembali menjadi korban. Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, YooA berharap agar manusia yang sejenis Yena ini cepat mati saja.

Terlalu sering berharap pada orang yang tak pernah peka padanya dan berlaku bagai seorang kekasih dengan menghalau semua gadis yang dekat pada lelaki yang ia sukai.

Dilirik saja tidak, malah berlaku pongah dan sombong.

Sungguh mengganggu kehidupan YooA yang tenang.

Untitled: Et PlagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang