Chapter 01🕊

39 28 46
                                    

WARNING!!! ⚠⚠
Typo bertebaran
Dimana-mana
Harap mengerti dalam
Membaca.

Silakan
🕊

Present Time

Author POV

•|•|•|•|•

Malam itu di sebuah gudang yang tak terpakai di tengah derasnya hujan mengguyur kota, sorak-sorai terdengar menggema di sepunjur gudang. Orang-orang berbentuk lingkaran tengah menyoraki memberi semangat pada seorang gadis yang tengah bertarung dengan seorang pria yang memiliki postur tubuh tegap berotot.

Bugh

Bugh

Bugh.

Pria itu terus memberikan serangannya pada gadis yang saat ini tengah mencoba menahan semua serangan lawannya itu. Bukan, bukan karna gadis itu tak dapat menyerang balik namun ini adalah triknya menahan serangan lawan sampai lawan ke habisan tenaga dan menyerang balik di waktu terkahir.

Bugh

Bugh

Bugh

Dua pukulan mendarat di perut dan di wajahnya gadis itu mundur satu langkah, menatap tajam sang lawan ia terkekeh kecil dan mengelap darah dari sudut bibir dengan punggung tangganya.

Bugh

Bugh

Bugh

Dengan mudah gadis itu menjatuhkan lawannya hingga pria itu benar-benar tak sadarkan diri.

Teng

Lonceng berbunyi dan wasit mengangkat tanggan kanan gadis itu, dengan bangganya ia berteriak mengumumkan sang juara untuk malam ini

"YAHH! MALAM INI DENGAN BANGGANYA SAYA MENGUMUMKAN SANG JUARA YANG TAK PERNAH TERKALAHKAN DAAA.... KO... TAAAAA!!!"

Dakota gadis itu hanya tersenyum tipis saat sang wasit mengumumkan kemenangnya.

Selesainya pertandingan Dakota langsung menghampiri sang panitia penyelenggaraan pertandingan untuk meminta uang taruhannya.

"Kau luar biasa Dakota, empat tahun berturut-turut kau selalu menjadi juara, belum ada yang pernah mengalahkan mu. Atau... Mungkin memang kau tak terkalahkan? " Ucap Ray dengan tawa renyahnya.

Ray atau Bang Ray adalah laki-laki tampan berusia dua puluh satu tahun yang sudah mengenal Dakota sejak empat tahun yang lalu. Bagi Dakota Ray adalah seorang Abang, Dakota bertemu Ray saat dirinya mengikuti arena tarung jalan untuk pertama kalinya, saat itu Dakota berusia tiga belas tahun dan menjadi lawan pemula termuda. Namun dengan kegigihan dan kemampuannya ia dapat mengalahkan semua lawannya Ray juga lah yang menyemangati Dakota saat ia hampir kalah dalam pertandingan pertamanya.

Dakota hanya tersenyum tipis "Mungkin" Jawabnya asal.

"Ini, uang taruhan untuk malam ini" Ray memberikan amplop coklat yang lumayan tebal.

"Thanks" Dakota mengambil amplop coklat itu dan menghitung nominal yang ada di dalamnya lalu memasukkannya kedalam tas ransel hitamnya. "Apa mau langsung pulang?" Dakota hanya mengangguk sebagai jawaban. "Tidak obati dulu luka lo?" Ray kembali bertanya.

Dakota melirik jam tangganya jam sudah menujukan pukul dua pagi, ia menghela nafasnya "Gak usah bang makasih, ini dah pagi lagian besok gua harus sekolah , gua balik dulu ya bang, kalo ada pertandingan lagi kabarin gua" Ucap Dakota yang langsung berjalan keluar gudang yang menjadi tempat arena pertandingan Tarung ilegal tersebut lebih tepatnya tempat di mana ia dapat mencari uang.

•|•|•|•
🎶

We'll are Naver get free
Lamb to the slaughter
What you gon do
When there's bloon in the water
The price of your greed
Ia your son and your daughter
What you gon do
When there bloon in the water

•|•|•|•|•

Dia mengulurkan tangganya untuk merasakan sentuhan dingin air hujan yang bercampur dengan dinginnya malam. Dakota memakai tas ransel hitamnya di depan lalu memakai hoodie hitamnya membiarkan tas ranselnya berada di dalam hoodienya lalu berlari kecil di tengah guyuran hujan, sepanjang perjalanan Dakota terus belari walau jarak dari tempat arena tinjunya dan rumahnya cukup jauh gadis itu tak merasa kelelahan sekali.

Sesampainya di depan sebuah rumah sederhana Dakota melepaskan hoodienya yang sudah basah kuyup bahkan sampai merembes ke dalam kaos hitam yang ia pakai, untung saja tas hitamnya terbuat dari bahan yang tak mudah menyerap air jadi tas dan isinya itu tetap kering walau dirinya sudah basah kuyup.

Dakota meletakan tas nya di lantai lalu mengeluarkan handuk kecil untuk mengeringkan rambut hitam panjangnya. Dengan santai Dakota duduk di lantai di teras rumah dan melepaskan sepatu hitam yang basa dengan handuk kecil yang masih menempel di kepalanya.

Setelah melepaskan sepatunya dan mengambil hoodie dan tas nya Dakota dengan mengendap-endap seperti pencuri dirinya masuk ke dalam rumah, ia sengaja mengendap-endap seperti ini takut jika orang rumah apa lagi sang bunda mengetahui dirinya pulang jam dua pagi dengan sudut bibirnya yang terluka, bisa-bisa dapat ceramah panjang yang tak akan berujung.

Saat tengah mengendap-endap Dakota terkejut saat tiba-tiba lampu ruang tengahnya yang tadi mati seketika menyalah terang, tubuhnya menegang saat ia mendengar suara yang sangat ia kenal.

"Baru pulang Atalia?"

•|•|•|•|•

Look me in my eyes
Tell me everything's not fine
Or the people ain't happy
And the river Hus run dry
You thought you could GO free
But the system is Done for
If you listen here closely
There's a knock at your front door

We'll are Naver get free
Lamb to the slaughter
What you gon do
When there's bloon in the water
The price of your greed
Ia your son and your daughter
What you gon do
When there bloon in the water
When's there bloon in the...
💤
(Blood water🎶)

•|•|•|•|•

-------------🕊

Hallo, xixi akhirnya mimin beraniin buat publish cerita ini walau masih ragu si.

Btw, mimin mau cerita sebentar nih.
Sebenarnya cerita ini mimin udah buat dari tahun 2019 atau awal tahun 2020 kemarin pokonya ya sekitaran itu lah mimin lupa tapi kayanya si di pertengahan tahun 2019 deh, dan ceritanya juga hampir tamat cuma baru sekarang aja mimin beraniin diri buat publish cerita ini walau masih ragu si.

Dan semoga aja kalian suka ya sama cerita yang mimin buat ini. Kalo kalian suka jangan lupa follow akun mimin, vote dan komen kalo kalian suka sama cerita ini ya, please biar mimin semangat buat lanjutin cerita ini.

Papay
See you next time🕊

Sweet DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang