Makhluk itu mengingatkan bila ini tak ada sangkut pautnya dengan Aini sama sekali,... Lebih baik ia urungkan niat untuk masuk lebih dari ini, karena bila dia memaksa dengan melihat wujudnya saja, Aini dapat menjadi sinting sampai gila. Baginya Aini tak lebih seperti nyamuk kecil.
Mendengar kata sinting, Aini lantas teringat dengan pak Zain,...
Mungkin ini sudah gila,...
Namun, Aini tak memiliki pilihan lain. Ia berlari menuju ke kamar pria tua itu berniat untuk meminta tolong,... Tetapi, sesampainya di sana Aini terkejut, melihat pak Zain bersila bermandikan darah.
Ditangan pak Zain,... Beliau terus memutar tasbih, tak menghiraukan kehadiran Aini,... Namun, pakaian putih yang ia kenakan sudah dipenuhi oleh darah yang terus dimuntahkan dari dalam mulutnya,... Ia masih membaca dalam khusuk,... Aini tak mengerti apa yang sedang terjadi, pak Zain kesakitan.
Wajahnya benar-benar seperti orang menahan kesakitan yang luar biasa,... Beberapa kali beliau berhenti, nafasnya tersenggal-senggal. Aini duduk dihadapannya, melihat keringat di keningnya. Sampai akhirnya pria tua itu memuntahkan darah tepat di wajah Aini,...
Setelahnya, ia tersungkur,..
Aini menjerit, wajahnya berlumuran darah. Ia lantas keluar dari dalam rumah, meminta bantuan tetangga,... Namun, anehnya malam itu tak satu pun pintu yang mau membuka bahkan saat ada cahaya rumah yang didekati tiba-tiba saja si pemilik mematikan lampunya, menolak permintaan Aini.
Aini kembali ke dalam rumah,....
Di sana, di sofa tengah,... Aini terdiam, termangu, melihat mbah Darsem sedang duduk menimang Azizah, bersenandung dengan merdu,... Ia menoleh melihat Aini, wajah mbah Darsem tak lagi seperti sebelumnya, ia terlihat lebih segar sembari tersenyum kepada Aini.
"Anakmu mene bakal dadi wong gede nduk"
("Anakmu besok akan menjadi orang hebat nak")
Katanya sembari menyerahkan Zizah kembali ke tangan ibunya,
Tak lama, mbah Darsem pergi sembari menghela nafas lega,.. Wajahnya sumringah menuju ke lorong belakang, seakan beban yang ada dipunggungnya lenyap.
Sepanjang malam, Aini merawat pak Zain,... Untungnya beliau masih dapat berbicara, hanya saja ia tak bisa melihat lagi, entah bagaimana bisa terjadi pak Zain menjadi buta.
Keesokan paginya, Abah datang bersama Jidah,... Mereka tampak lesuh melihat kawan baik Abah diperlakukan begini.Aini dapat melihat pak Zain membisikkan sesuatu ditelinga Abah. Wajah Abah tampak murka namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Setelah selesai, Abah duduk disamping mbah Darsem yang menunggunya.
"Kok isok tego ngene, sampe mok ajorno sukma ne ngene to"("Kok bisa kamu setaga ini, sampai sukmanya kau bikin hancur")
Mbah Darsem hanya tertawa sembari mengadahkan kepalanya seakan-akan apa yang dilakukannya sudah benar,"Sopo dilek sing nyandak, aku wes cukup sabar digawe guyonan mbek wong iku"
("Siapa dulu yang memulai, aku sudah sabar dipermainkan oleh orang itu")
Aini yg mendengar hanya dapat diam seribu bahasa,... Ia tahu, bila manusia memiliki 7 sukma. Bila 7 sukma itu bercerai, maka tak ada lagi kesempatan bagi manusia untuk hidup. Yang terjadi dengan pak Zain, ketujuh sukmanya sudah lebur dihantam mbah Darsem.Abah lantas berdiri, ia sudah tak mau melanjutkan dialog dengan kawan lamanya ini. Pak Zain dan mbah Darsem dulu seperti sepasang kekasih yang saling mengisi,... Siapa sangka setelah ilmu itu menurun kepadanya, ia berubah menjelma menjadi sosok yang tak lagi bisa dirinya jangkau..
KAMU SEDANG MEMBACA
NGELMU
HorrorThread dari seorang yang menamakan dirinya sebagai seorang @Simple_Man dengan akun sosmed : Twitter : https://twitter.com/SimpleM81378523 Instagram : https://t.co/yuXPMkeKE5?amp=1 selalu menarik dan membuat penasaran akan cerita2 beliau baik sudah d...