ㅡshr. O2

392 125 61
                                    

d a y - t h r e e

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

d a y - t h r e e

01.30 AM

Lagi, Saeron terbangun dari tidurnya karena mendengar suara musik dari luar. Perempuan itu mengusap wajahnya, kemudian mendengus kasar. Oke, kali ini dia tidak bisa diamㅡsetidaknya dia harus meminta siapapun yang menyetel musik tari itu mengecilkan volume. Saeron butuh istirahat.

Lalu dengan keberanian juga kesadaran yang belum semuanya terkumpul, kaki jenjang Saeron perlahan keluar dari kamarnya. Dia mengendap-endap menuju pintu yang menjadi pembatas antara ruang telivisi dan ruang tamu.

Tangannya secara perlahan meraih kenop pintu dan menariknya. Baru tercipta celah kecil, sewaktu seseorang menutup paksa pintu itu dari balik tubuh Saeron.

Perempuan itu terperanjat, refleks berbalik. Jantungnya berpacu lebih cepat begitu menemukan keberadaan Kakek yang entah dari kapan berdiri di belakangnya. Wajah Kakek terlihat marah, matanya mendelik tajam. Saeron hampir gemetar melihatnya.

"Sa-saya cuma mau minta ngecilin volume..." suara Saeron bergetar menjawab pertanyaan Kakek.

Kakek tidak membalas lagi, melainkan menyuruh untuk kembali ke kamarnya. Dia menurut, ujung matanya melirik ke arah bingkai-bingkai foto yang ada di ruang televisi sebelum ia berbelok ke lorong di mana pintu kamarnya berada.

Kata Nenek, foto yang terpajang adalah foto dari anak-anak yang pernah tinggal di kosan ini. Foto itu dipajang biar kalau lagi kangen, beliau bisa melihat foto mereka.

Saeron langsung mengunci pintu begitu sampai di kamarnya. Ia meraih handphone di nakas saat merasa ada sesuatu yang mengganjal di tempat ini. Perempuan itu mengernyit sesaat begitu menerima chat dari Siyeon, kemudian jarinya yang gemetar mengetikkan balasan.

Siyeon
Salah kirim alamat ya lo?
Gak ada di google map nih
01.34 am

Nggak kok itu bener
Coba lo cek lagi

Siyeon
Demiallah udah gue cek berkali-kali
Gak nemu di gmap
Lo waktu itu nemu tempatnya di mana deh?

Keringat perlahan terlihat di dahi Saeron. Waktu itu dia melihat Nenek ingin menempel selebaran mengenai kosan, jadi dia bertanya dan Nenek langsung menawarinya melihat kosan. Saeron nurut, dia juga meneriwa tawaran saat Kakek kosan bilang ingin menjemputnya.

Saeron hanya perlu membawa baju dan bantal, jadi ia pikir itu tidak seberapa merepotkan.

Dan sekarang Saeron sadar dengan kebodohannya yang mau-mau saja ditawari hal seperti itu. Lalu ingatan beberapa menit lalu, mengenai ia yang masih sempat melihat ada seseorang yang menari di ruang tamu disertai bau menyengat mendatangi kepalanya.

Singkat ; Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang