Chapter 2

1 2 0
                                    

Enjoy reading guys💃
.
. .
.
Bel berbunyi dengan nyaringnya memecah keheningan yang berlangsung. Bel itu seakan menjadi oase di padang pasir. Hampir sebagian besar siswa XI IPS 2 berseru lega karena mapel matematika di jam terakhir akhirnya berakhir dan mereka tidak sabar untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Rebahan misalnya :)

"Jangan lupa pr-nya dikerjakan, minggu depan kumpulkan di meja ibu." Pesan bu Novi pada seluruh siswa. Tak lupa ia membereskan barang-barangnya di meja guru.

Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru kelas. Melihat anak didiknya yang sudah tidak sabar untuk pulang membuatnya tersenyum kecil.

"Oh ya, untuk Amaira sama Arif setelah ini temui Bu Anya di kantor guru ya! Untuk membahas paslon ketos dan waketos yang kalian ikuti. Yaudah ibu cukupkan sampai disini. Assalamu'alaikum wr wb"

"Waalaikumsalam wr wb. Terima kasih Bu Novi"

"Kalian hati-hati dijalan. Langsung pulang jangan kelayapan." Pesan bu Novi yang kemudian melanjutkan langkahnya keruang guru.

Seluruh siswa XI IPS 2 berangsur-angsur keluar kelas meninggalkan beberapa siswa saja didalamnya.

"Ra, lo mau bareng gue apa gimana? Kalau iya gue tungguin di kantin" tanya Aulia selaku teman sebangku Amaira.

Amaira dan Aulia memang seringkali berangkat dan pulang sekolah bersama dikarenakan rumah mereka berada di komplek yang sama.

Amaira terlihat menimbang pertanyaan Aulia. Kedua alisnya menukik keatas. Sementara tangannya masih setia memasukkan buku-bukunya kedalam tas.

"Em.....Kayaknya ngga usah deh Ul. Takutnya nunggu lama. Lo pulang duluan aja, nanti gue bisa pesen ojek online"

Belum sempat Aulia menjawab kembali. Arif telah muncul menginterupsi pembicaraan mereka. Dirinya telah menyelempangkan tasnya seraya memutar-mutar kunci motornya. Senyum tengil masih tercetak pada wajahnya.

"Ngga usah khawatir Ul. Temen lo pulang bareng gue nanti. Gue jamin aman sampai tujuan dan tenang aja gratis kok. Tapi jangan lupa bintang lima." Setelah perkataan tidak jelasnya Arif telihat cekikan sendiri.

Amaira memutar bola matanya. Tatapan sinis Amaira layangkan pada Arif.

"Yee siapa juga yang mau pulang bareng sama lo. Jangan terlalu percaya diri deh."

"Gue ramal nanti kita pulang bareng"

"Halu lo" Amaira berusaha sabar menghadapi tingkah Arif. Kalau terus diladeni yang ada ngga ada habisnya lagipula dirinya harus keruangan Bu Anya secepatnya. Dehaman Aulia membuat kedua pasang mata memandangnya.

"Oke deh. Semangat ya lo berdua jadi paslon. Kalau gitu gue balik dulu. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Setelahnya Amaira beranjak pergi ke ruang guru tanpa menunggu Arif. Bahkan teriakan Arif yang memintanya untuk menunggu tidak dihiraukannya.

                              ***

Koridor yang biasanya ramai siswa berlalu-lalang nampak lengang. Menyisakan sedikit siswa SMA Nusa Buana. Kursi-kursi yang terbuat dari semen yang menyatu dengan tiang penyangga koridor nampak sepi.

Keadaan ini berbanding terbalik jika masih jam sekolah. Lalu lalang siswa terlihat di sepanjang koridor, duduk saling bersenda gurau maupun menggoda adik kelas yang lewat. Sekarang hanya sebagian saja yang terlihat masih memiliki kepentingan disekolah seperti dirinya.

Teriakan dan sorakan terdengar dari lapangan baik indoor maupun outdoor. Lapangan indoor biasanya digunakan untuk olahraga basket dan bola voli sementara lapangan outdoor digunakan untuk eskul sepak bola, paskibra, dan cheerleaders.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mendadak PaslonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang