Seorang pemuda tengah jalan tertatih menaiki tangga tua yang nampak berlumut. Berbelok memasuki ruangan remang-remang karena cahaya yang masuk lewat sela-sela jendela yang tidak terbuka sepenuhnya. Yedam membaringkan tubuhnya di lantai yang dingin dan juga sedikit berdebu. Cowok itu tak lagi peduli, dengan susah payah ia mengatur nafasnya dan menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Banyak sekali memar keunguan di sekitar wajah dan bagian tubuh lainnya. Sampai saat ini Yedam tidak mengobatinya bahkan makan pun cowok itu tidak sempatkan. Dia hanya fokus mencari cara agar bisa kabur dari kamarnya dan berjalan tertatih mengelabui penjaga agar ia bisa mengambil ponselnya di ruang tengah rumahnya. Sekarang Yedam berhasil kabur ke mercusuar tempat persembunyiannya. Betapa tersiksanya berada di rumah neraka itu. Semalam cowok itu tidak bisa tidur, suara riuh orang tertawa dan marah datang secara bersamaan. Ada suara yang mengintimidasi ayahnya. Yedam curiga orang itu adalah orang yang memukulnya semalam. Setelahnya Yedam mendengar adiknya Nana datang dengan Abangnya Eja. Entah apa yang terjadi setelahnya, Yedam berhenti menguping. Ia memilih untuk menjauh dari pintu kamarnya.
Suara dering ponsel dari saku celananya membuat Yedam sedikit tersentak kemudian meringis karena memar di tubuhnya yang tak sengaja ia sentuh dengan tangan.
KANAYA.
"Halo Nay..."
"Kak Yedam di mana?"
"Di rumah. Kenapa?"
"Ngggg...nggak sekolah?"
Yedam menutup mata sejenak kemudian membukanya kembali. Lupa kalau hari masih pagi dan dia lagi tidak kesekolah.
"Lagi nggak enak badan?"
"Demam?"
"I..iyah. Bisa di bilang begitu"
"Pulang sekolah aku jenguk. Boleh nggak?"
"Nggak usah. Nggak perlu. Siang udah sembuh kok"
"Kanaya ngapain lo di sini. Tugas gue belum lo kerjain loh. Kenapa punya Bian lo kerjain gue nggak. Lo suka Fabian apa gimana. Dia itu pacar gue yah nggak usah kegatelan"
Terdengar suara benda jatuh yang Yedam curigai itu adalah ponsel Kanaya yang baru saja terlempar. Karena setelah suara orang yang marah-marah tadi sudah cukup jauh.
"Halo Nay...."
Tidak ada balasan dari Kanaya
"NAYA" Sontak Yedam terbangun dari posisi baringnya. Setelahnya cowok itu kembali meringis karena lagi-lagi memar di tubuhnya tak sengaja ia sentuh.
Yedam segera mencari akun instagram dari sekolah tempat Naya sekolah. Beberapa hari yang lalu saat Yedam pertama kali mengantar Naya pulang. Cewek itu sempat memberitahu di mana ia sekolah. Sebuah sekolah kecil di pinggir kota. Sekolah tersebut ternyata punya akun khusus untuk siswa membagikan peristiwa yang terjadi di sekolah tersebut. Istilahnya akun gosip sekolah. Yedam mana paham secara dia anak STM yang dominan laki-laki mana ada akun beginian. Kalaupun ada palingan bahasnya tawuran kalau bukan balapan motor.
Betapa terkejutnya saat membuka akun tersebut. Yedam sontak memijit pelipisnya kemudian meringis karena lebam di sebelah matanya tak sengaja ia sentuh. Delapan postingan teratas di akun tersebut adalah wajah Kanaya. Kanaya yang basah kuyup keluar dari toilet, Kanaya yang memanjat pohon mengambil tasnya, Kanaya yang nyeker di lapangan sekolah saat siang hari, Kanaya dengan wajah penuh coretan, Kanaya yang menangis, Kanaya yang dipeluk oleh seorang laki-laki, Kanaya yang berlutut di hadapan seseorang dan terakhir yang paling membuat Yedam tak habis pikir sebuah boomerang Kanaya di ruang ganti sekolah hanya memakai pakaian minim tanpa seragam. Untung saja itu hanya boomerang namun di caption tertulis "Kalau mau video lengkapnya DM yah gratis kok"
Seketika rahang cowok itu mengeras, ia tak menyangka cewek yang terlihat ceria seperti Kanaya mengalami hal seperti ini di sekolah. Apa karena itu tadi Kanaya menelponnya. Hanya untuk mencari teman ngobrol agar gadis itu tidak merasa kesepian dan tertekan saat berada di sekolah. Satu hal yang membuat Yedam merasa ada yang aneh. Kenapa Akun kurang ajar seperti itu tidak di laporkan ke pihak sekolah? Pasti ada hal yang tidak beres di sekolah itu.
Tanpa pikir panjang Yedam mengambil jaket kulit dan berjalan sedikit pincang keluar dari mercusuar.
***
Yedam mengetuk-ngetukkan jari telunjuknnya ketangki motor besarnya. Sudah sejam lebih ia menunggu di depan gerbang sekolah Kanaya. Cowok itu tidak menyangka jika Kanaya sekolah di tempat yang cukup jauh. Pasti pagi-pagi sekali gadis itu harus mepet-mepetan di halte untuk menunggu bus yang lewat pagi-pagi sekali.
Suara riuh membuat Yedam menoleh ke arah parkiran sekolah. Nampak banyak siswa yang berkerumun membentuk lingkaran. Awalnya Yedam kira mereka hanya berkumpul biasa dan antri mengambil motor di tempat parkir kendaraannya cukup banyak. Namun beberapa orang meneriaki nama Kanaya setelahnya mereka bersorah "WUUUUU" membuat Yedam geram dan segera turun dari motor. Masuk ke area sekolah dengan jalan tegap khas bad boy sekolah. Menerobos kerumunan orang dan mendapati Kanaya berdiri di tengah sambil tertunduk. Nampak seorang siswa laki-laki dan seorang siswi perempuan yang tengah berkacak pinggang di hadapannya.
"Lo tuh cewek murahan yang nggak tau diri. Udah tidur sama berapa laki-laki lo?" tanya perempuan itu sesekali mendorong pundak Kanaya.
"Nggak puas lo. Sampai-sampai pacar gue mau lo tiduri juga?"
Secepat kilat Yedam mengangkat tangan kanan Kanaya dan mendaratkannya di pipi cewek yang baru saja memaki Kanaya. Membuat cewek itu sedikit terpental kebelakang.
Dengan kasar Yedam menarik kerah baju cewek itu. "Jaga mulut lo" ucapnya dengan nada penuh ancaman.
Yedam mendorong kasar cewek itu hingga menabrak cowok di belakangnya. Dengan melangkah perlahan Yedam mendekati cewek itu " Cewek dengan mulut yang lo punya nggak pantas di anggap cewek" ucapnya sambil mendorong keras jidat cewek itu.
"Jangan berlindung di balik kata cewek biar nggak di kasarin" ucap Yedam lagi. Kali ini pipi kiri cewek itu yang ia dorong ke kanan.
"Gue nggak pernah mukul cewek karena gue belum pernah ketemu cewek yang kasar kayak lo" gantian pipi kanan cewek itu yang ia dorong ke kiri.
"Oh ya..temen gue pernah cerita tentang orang yang gampang banget ceritain aib orang lain seolah-seolah dia yang paling bener. Eh tau-taunya dia yang hamil di luar nikah sementara orang yang dia ceritain nikahnya baik-baik" ucapan Yedam dengan mata yang menatap lurus cewek di hadapannya.
"Sama halnya dengan elo" jari telunjuknya mendorong keras jidat cewek itu "Jangan-jangan lo yang udah di tiduri sama cowok terus lo ngarang cerita soal Kanaya. Dari omongan lo tadi kayaknya lo ahli banget soal tidur meniduri" smirk menakutkan Yedam keluar membuat ekspresi cewek di hadapannya seakan terintimidasi.
"JANGAN PERNAH GANGGU NAYA GUE. NGERTI LO" Teriak Yedam keras membuat orang-orang yang ada di sana tersentak. Yedam juga mendorong cewek itu cukup keras hingga cowok yang sedari tadi menahannya ikut mundur.
Setelahnya Yedam berbalik menarik lengan Kanaya keluar dari kerumunan.
Setelah keluar gerbang sekolah Yedam melepaskan tangan Kanaya.
"Lo nggak apa-apa?" Tanya cowok itu khawatir yang dijawab gelengan kepala oleh Kanaya.
"Kamu yang kenapa-napa" ucap Kanaya tangannya terulur menyentuh lebam di pipi Yedam membuat cowok itu meringis.
"Nggak apa-apa Nay" ucap Yedam pelan
"Pulang yuk" balas Kanaya dan berjalan lebih dulu di tempat motor Yedam terparkir.
***
Beberapa orang suka lupa bercermin untuk melihat kurangnya apa. Terlalu fokus pada kesalahan orang lain sampai lupa kalau itu kesalahannya juga
***#Kanaya
#YedamNiarAslim
@asniaraslim
KAMU SEDANG MEMBACA
Wayo?
Teen FictionKenapa? Seandainya gue bisa di beri pilihan mau di lahirkan di keluarga yang mana. Gue pasti pilih lahir di keluarga yang paling punya kemungkinan agar kita bisa sama-sama. Bukan seperti ini hal yang kumungkinkan jadi mustahil karena latar belakang...