Irene menatap sendu benda yang ada di rak kaca kecil itu, disana tertulis Bae Hana lengkap dengan foto usg bayi yang ada disebelah kanan guci kecil itu. Tangan Irene terangkat mencoba meraihnya namun itu percuma karena terhalang oleh kaca transparan didepannya.
Tanpa sadar air matanya menetes, biar bagaimanapun anak itu pernah berada dalam perutnya, dan itu memberikan perasaan seperti tertusuk jarum saat mengetahui ia meninggal setelah dilahirkan.
Saat Irene merasa sangat frustasi, ia akan datang kesini untuk menatap guci dan foto dibalik kaca itu dalam waktu yang lama, pikirannya serasa melayang dan waktu seperti berhenti sejenak. Tak terasa sudah dua jam ia berdiri disana tanpa ada rasa pegal sedikitpun. Sesekali Irene memejamkan matanya, membayangkan bagaimana rasanya menggendong anak itu, jika ia masih hidup ditahun ini, usianya akan mencapai 4 tahun.
Gadis itu sering berpikir untuk menyusul anak itu 'kesana', Irene dan pikirannya bisa sangat berbahaya, terkadang ia lupa akan akan tempat ini dan nama lain sebelahnya, emosinya yang tidak stabil membawanya pada percobaan itu.
Pandangannya jatuh ke nama itu, melihatnya membuat Irene sedikit melupakan sakit yang ia derita. Minhyuk pernah bilang padanya bahwa Hunhun ada di tangannya, walaupun merasa sangat khawatir akan keselamatan anak itu setidaknya ia bisa tenang jika Hunhun masih hidup. Ia merasa lebih baik dengan memikirkan bahwa ia tak sendirian, masih ada Hunhun. Dan Minhyuk berjanji akan menjaga anak itu dengan baik.
Setelah ditinggalkan oleh satu-satunya keluarganya, Irene merasa sangat terpuruk tapi kabar tentang Hunhun membuatnya bangkit. Irene melihat arloji ditangannya, sudah dua jam lebih waktunya ia pergi dari sini. Dengan cepat Irene menghapus sisa air matanya, dan melangkah pergi dari tempat itu.
Irene sama sekali tak sadar bahwa sejak tadi Sehun terus memperhatikannya dari jauh, setelah Irene pergi Sehun segera mengikutinya. Tepat sebelum ia melewati rak kaca itu, ia tertegun sejenak saat melihat namanya dibalik kaca itu. Nama yang selalu Irene gunakan untuk memanggilnya, sudut bibirnya sedikit terangkat sebelum pergi dari sana.
Diluar turun hujan, Sehun yang sudah bersiap akan hal itu segera mempercepat langkahnya menyusul Irene, ia berharap payung yang ia pegang saat ini dapat sampai ke Irene, tak seperti dulu.
Sehun baru berhenti berlari setelah melihat Irene yang tengah memandangi hujan, ia seperti ragu akan menerobos hujan atau tetap diam disana sampai hujan reda.
Setelah sedikit berpikir, akhirnya Irene merasa bahwa ia tak bisa membuang waktu, dan berpikir untuk mengambil langkah keluar dari gedung itu. Namun sebelum sempat keluar tangannya ditahan oleh seseorang, saat Irene menoleh kebelakang ia tertegun sesaat sebelum berkata, "Maaf, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Irene bingung, ia lalu menurunkan padangannya ke tangan pemuda yang menahannya itu.
Sehun tanpa sadar menahan Irene, dengan cepat melepaskan tangannya. "Sepertinya nona tak membawa payung, ini pakailah. Jangan sampai jatuh sakit karena hujan." Dengan gerakan canggung Sehun menyerahkan payung itu kehadapan Irene.
Payung itu diterima Irene dengan bingung, namun ia tetap mengatakan terimakasih atas bantuan Sehun. Sedangkan Sehun yang merasa tujuannya sudah tercapai segera melangkah pergi dari gedung. Irene yang melihat itu akhirnya berseru keras, "Tuan!, Mengapa kita tidak berbagi payung saja?" Sehun belum jauh, ia segera berbalik saat mendengar itu.
Irene yang melihat Sehun berbalik segera berlari dengan payung ditangannya, ia kemudian memayungi Sehun dengan payung itu juga, mereka saling berpandangan sejenak sebelum Sehun berdahem pelan.
"Ah maaf, tuan terlihat seperti adikku. Aku benar minta maaf karena salah mengenali anda." Sehun tersenyum kecil, senyuman itu membuat Irene seperti tersihir, hujan yang mulai mereda menyisakan mereka berdua yang terdiam dengan suara rintik hujan yang menemani.
KAMU SEDANG MEMBACA
At My Worst
FanfictionSudah bertahun-tahun yang lalu namun Sehun tetap tidak bisa melupakan 'dia' sebagai cinta pertamanya. Cinta yang ia pupuk sejak kecil itu kini mekar, Sehun ingin menjaganya tetap bersemi. Oleh karena itu, ia harus menjadi lebih kuat agar dapat melin...