4

3.1K 564 32
                                    

Venya tersenyum saat melihat para pembeli baksonya begitu antusias dan heboh saat melihat Ray melayani mereka. Yang membuat Venya merasa lucu adalah karena postur tubuh Ray yang tinggi seperti monster tapi dia menjadi penjual bakso. Benar-benar pemandangan yang lucu melihat bule jualan bakso.

Venya tertawa terpingkal-pingkal karena melihat Ray dan Ray hanya bisa cemberut. Venya benar-benar sudah mengerjainya.

Ray melihat sudah jam sepuluh malam dan mereka sudah mulai berkemas menutup warung bakso milik Venya.

"Kau cuci mangkok aja" Perintah Venya pada Ray dan Ray hanya melakukan apa yang di suruh oleh Venya.

Venya sendiri membereskan meja dan kursi dan mulai menutup warung. Setelah itu dia membantu Ray.

"Lelah?" Tanya Ray

"Udah biasa" Jawab Venya

"Duduk aja, aku yang akan membereskannya" Ucap Ray

"Gak apa,kita sama-sama" Ucap Venya.

Dia mengambil ponselnya dan memutar lagu dangdut. Venya bergoyang sambil membantu Ray dan Ray hanya bisa memandang Venya dengan tatapan aneh.

"Ayolah Ray goyangkan pinggulmu" Ucap Venya
Dia menyenggolkan pinggunya pada tubuh Ray dan Ray hanya menggelengkan kepalanya. Venya menarik tangan Ray agar ikut bergoyang bersama dirinya. Agar Venya tidak menganggu pekerjaannya akhirnya Ray bergoyang sebentar bersama Venya.

"Nah gitu dong, ayo goyangkan lagi pinggulmu jangan kaku" Ucap Venya.

Ray mengetahui ada yang melihat mereka dan secepat kilat Ray mengejar orang itu.

"Ada apa?" Teriak Venya pada Ray  tapi Ray terus berlari mengejar pria itu.

Ray berlari dengan kencang dan terus mengejar pria itu. Bimo yang selalu berada tidak jauh dari Ray ikut mengejar pria itu.

Pria itu terkepung ketika dia lari di sebuah gang sempit dan buntu. Terjadi perkelahian antara Ray, Bimo dan pria itu. Bukan Raymond Smith jika sampai dia kalah dari pria itu. Ray memukul dan menendang pria itu. Pria itu terdesak dan Ray kembali meninju dengan keras hingga pria itu tersungkur.

Ray mengambil obat bius yang ada di sakunya dan memberikan pada pria itu.
"Bawa dia dan cari tahu siapa dia sebenarnya" Ucap Ray.

"Baik tuan" Ucap Bimo.

Ray kembali ke rumah Venya tapi yang dia lihat adalah rumah Venya sudah terbakar dan orang-orang sudah ramai berkumpul.

Ray segera mencari Venya dan melihat Venya sedang ditenangkan oleh beberapa warga.

"Venya" Panggil Ray.

"Ray tolong selamatkan mama, mama masih di dalam" Ucap Venya

"Tunggu" Ucap Ray dan Ray segera mencoba masuk ke dalam rumah yang sudah terbakar itu tapi petugas pemadam yang baru datang menahannya. Ray berusaha melawan karena dia harus menyelamatkan Yuni  tapi langkah Ray terhenti saat beberapa petugas berhasil menemukan Yuni dan membawa Yuni keluar.

Ray terdiam saat melihat kondisi Yuni yang terkena luka bakar. Yuni segera di bawa ke rumah sakit. Ray dan Venya juga menuju ke rumah sakit.

Venya hanya bisa menangis dalam diam, dia berharap mamanya bisa selamat.
"Tunggulah di sini" Ucap Ray dan dia mengurus administrasi pengobatan Yuni. Setelah selesai dia kembali pada Venya.

Venya menangis dan Ray secara otomatis memeluk Venya. Terbukti saat dia memeluk Venya, Venya menangis terisak dalam pelukannya. Ray mengelus lembut rambut Venya dan mengecup puncak kepala Venya.

RAY (Smith Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang