Venya memeluk pinggang Ray saat Ray mengajak dia berkeliling Mansionnya dengan motor maticnya. Ray sedang menghibur Venya karena Venya selalu merasa sedih dan takut.
"Kau senang?" Tanya Ray
"Aku senang Ray, terima kasih ya" Ucap Venya.
"Apapun untukmu" Ucap Ray
Ray menghentikan motornya dan mengajak Venya duduk di bangku taman. Venya langsung memeluk Ray dan menghirup wangi tubuh Ray.
"Ray aku ingin bertanya padamu tapi kau jangan marah" Ucap Venya
"Apa?".
"Bagaimana jika anak kita lahir laki-laki dan dia memiliki sifat sepertimu bahkan lebih parah?" Tanya Venya.
"Dia anakku wajar dia mewarisi sifatku" Ucap Ray.
"Maksudku sifat kasarnya, posesifnya dan kejamnya. Aku kasihan dengan pasangannya kelak" Ucap Venya hati-hati.
"Kau sendiri bertahan di sampingku, aku yakin pasangan yang dia pilih adalah wanita yang pantas menjadi nyonya Smith" Ucap Ray.
"Tapi".
"Jangan kau pikirkan, anak- anak kita kelak akan memiliki jalannya sendiri dan kita hanya harus mendukung" Ucap Ray.
Venya diam dan dia akan berusaha membimbing anak-anaknya agar sifat kasar Ray tidak terlalu melekat pada mereka. Venya sudah merasakan bagaimana sikap kasar Ray sangat menyakitinya. Dia tidak ingin kelak anaknya juga seperti itu.
Saat mereka asyik mengobrol, Ken datang untuk menemui Ray.
"Masuk ke kamar, aku harus berbicara dengan Ken" Ucap Ray. Venya segera berdiri dan masuk ke dalam mansion. Tidak ingin membuat Ray marah padanya."Ada apa?" Tanya Ray pada Ken saat dia melihat Venya sudah masuk ke dalam mansion.
"Aku sudah menemukan markas pencuri itu dan pemimpinnya sudah aku habisi yaitu ayahnya Venya. Kau harus memberitahu Venya yang sebenarnya" Ucap Ken
"Aku akan memberitahunya" Ucap Ray.
"Baiklah aku harus kembali, aku kemari juga karena ingin melihat keadaan kalian. Mama khawatir kau menyakiti Venya" Ucap Ken
"Selama dia tidak berkhianat dan tidak membantahku maka dia akan aman. Aku gak akan berbaik hati jika dia melanggar hal itu" Ucap Ray.
"Aku paham tapi jangan terlalu kasar padanya" Ucap Ken.
Ray hanya diam, Ken tahu bahwa Ray berbeda dari saudaranya yang lain. Ray lebih keras dan kasar dan Ray sulit mengontrol emosinya. Selama ini hanya mamanya yang bisa mengontrol emosi Ray. Ken berharap sekarang Venya yang bisa mengontrol emosi Ray.
***
"Venya" Panggil Ray saat Venya sedang asyik bermain game dari ponsel Ray."Ray bantu aku, aku selalu kalah" Ucap Venya.
Ray duduk duduk di samping Venya dan mengambil ponselnya. Dia menyimpan ponselnya dan membuat Venya cemberut.
"Kenapa di simpan?" Tanya Venya
"Aku mau kau jujur padaku, aku sudah bilang kau tidak bisa bohong padaku" Ucap Ray.
"Ada apa?" Tanya Venya
"Apa kau benar tidak pernah tahu siapa papamu?" Tanya Ray
"Aku tidak tahu Ray, aku gak bohong".
"Apa kau pernah bertemu dengan pemimpin dari kelompok itu?" Tanya Ray.
"Aku pernah bertemu beberapa kali, kenapa Ray? Aku salah apa? Aku gak berkhianat Ray?" Venya terlihat takut.
"Aku ingin memberitahumu bahwa pemimpin kelompok itu adalah ayah kandungmu. Ayah yang tidak kau ketahui tapi dia selalu mengawasimu. Kami sudah menemukan tempat persembunyian mereka dan kami harus membunuh pemimpinnya yaitu ayahmu" Ucap Ray.
Venya hanya diam, dia terkejut mendengar perkataan Ray. Dia terkejut karena mengetahui bahwa pria yang selalu memukul dia dan mamanya adalah papanya. Venya menjerit histeris karena mengetahui semua ini. Dia benci hidupnya harus seperti ini. Tiba-tiba dia merasa tidak berharga karena bukan hanya Ray yang menyiksanya tapi juga ayah kandungnya. Itu membuat Venya merasa tidak berharga karena dia harus di siksa oleh orang yang seharusnya menjaganya.
"Tenanglah" Ucap Ray.
"Tidak, aku tidak berharga" Pekik Venya dan Ray segera memeluk Venya erat. Memberikan kecupan pada Venya agar Venya bisa lebih tenang.
"Lepaskan Ray, aku benci diriku" Ucap Venya histeris
Ray terus memeluk Venya dan berusaha membuat Venya lebih tenang. Venya menangis di pelukan Ray. Dia menangis pilu dan Ray merasa sakit saat mendengar tangisan pilu Venya.
Saat tangisnya mulai mereda karena bujukan Ray, Venya menyentuh perutnya yang terasa sakit.
"Tenanglah, hal ini bisa mempengaruhi kandunganmu" Ucap Ray."Aku tak berharga Ray, pria yang adalah ayah kandungku sering menyiksaku dan mamaku. Kau juga seperti itu, apa yang aku harapkan setelah semua hal ini menimpaku" Ucap Venya.
"Aku minta maaf sudah menyakitimu dulu, aku tidak akan menyakitimu lagi Venya" Ucap Ray
Venya melihat ke arah Ray dengan tatapan sedih dan Ray tidak bisa melihat tatapan Venya yang seperti itu. Ray mencium bibir Venya lembut agar Venya merasakan kasih sayang Ray padanya.
"Ray, aku mencintaimu setelah apa yang kau lakukan. Apakah perasaanku salah?" Tanya Venya"Tidak sayang, aku juga mencintaimu Venya. Aku minta maaf sudah pernah menyakitimu" Ucap Ray.
"Ray, aku takut tolong jangan sakiti aku lagi" Ucap Venya.
"Iya sayang" Jawab Ray.
Venya memeluk Ray, membenamkan wajahnya pada dada bidang Ray. Ray mengelus lembut rambut Venya. Kecupan lembut juga dia daratkan pada puncak kepala Venya.
***
Ray harus menahan emosinya saat seharian ini Venya mogok bicara padanya. Venya kesal karena Ray tidak mau memenuhi keinginannya untuk makan es krim. Ray tidak mengijinkan Venya makan es krim karena Venya terkena flu."Venya" Panggil Ray tapi Venya tetap diam dan Ray menjadi kesal.
"Jawab aku Venya, apa kau mau aku hukum hah!" Ucap Ray sedikit meninggikan suaranya."Ray" Ucap Venya dan dia menangis.
"Aku hanya mau es krim, kenapa kau harus meninggikan suaramu" Ucap Venya."Itu karena seharian ini kau mogok bicara, jika kau terus seperti itu aku akan menghukummu" Ucap Ray.
"Maafkan aku Ray tapi aku hanya mau es krim" Ucap Venya.
"Aku benar-benar kepingin" Ucap Venya lagi.Ray mengambil es krim di dalam kulkas dan meletakkannya di hadapannya.
"Kau janji jika kuberikan es krim kau tidak akan mogok bicara lagi?" Tanya Ray.
"Aku janji" Ucap Venya
"Kemarilah" Ucap Ray dan meminta Venya duduk di pangkuannya.
Venya duduk di pangkuan Ray dan Ray mengambil es krim dan memakannya. Kemudian dia mencium Venya. Dia menyuapi Venya es krim dengan mulutnya. Venya sangat menikmati itu dan tidak protes dengan cara yang di lakukan Ray.
"Kau suka?" Tanya Ray
"Aku suka, aku mau lagi" Ucap Venya
"Kita coba dengan makanan yang lain ya nanti" Ucap Ray.
"Iya" Ucap Venya.
---&---
KAMU SEDANG MEMBACA
RAY (Smith Family)
RomanceRay adalah pria yang mempunyai jiwa petualang, seorang mafia tapi tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya karena dia selalu menutupi jati dirinya. Dia selalu membantu keluarganya dari belakang layar. Siapa sangka dia bertemu seorang wanita yang mer...