Happy Reading~
•••
"Anna, lo yang nyetir, ya?"
Menyetir? Anna bisa tapi tidak begitu lancar, kalau mati gimana?
"Ah, tapi gue nggak bisa anter lo pulang. Jadi, nanti lo pulangnya jalan aja, ya? Atau naik angkot?"
"Nggak perlu. Gue ikut kalian, nanti sampai rumah lo, gue yang anterin Anna pulang," tukas Sehan. Matanya menatap Anna sekilas.
"Terserah." Nazla mengedikkan bahunya. Mereka berlalu ke parkiran dengan Anna dan Nazla yang menggunakan motor schopee silver milik Nazla serta Sehan dengan motor KLX hitamnya.
Selama perjalanan Anna lebih memilih diam, sesekali ia melirik kaca spion—melihat apakah Sehan masih mengikutinya.
"An!" Anna hanya menyaut dengan gumaman yang cukup jelas.
"Apa yang lo rasain?" Hah? Anna bingung dengan arah pembicaraan Nazla.
"Bukannya maksud gue buat peduli sama lo, tapi gue nggak nyangka aja. Cewek kayak lo ternyata bisa ngelakuin hal menjijikkan kayak gitu dan itu bareng Sehan. Lo yang ngegoda dia?"
Sungguh, ucapan Nazla seperti belati. Anna marah. Jujur, ia merasa tersinggung. Tapi Anna tidak se-rendah itu untuk menggoda laki-laki.
"Gue nggak ngegoda!" jawab Anna.
Anna berhenti tepat di depan rumah putih. Rumahnya tidak terlalu mewah tapi sangat nyaman karena halamannya yang luas.
"Inget, Anna! Gue bisa lakuin apapun dengan video ini. Jadi, lo dan Sehan tinggal milih, turutin apa yang gue mau atau ... aib kalian terbongkar," bisik Nazla sebelum meninggalkan Anna yang masih berdiri mematung.
Sampai kapan mereka harus seperti ini? Anna benar-benar lelah. Tuhan, bangunkan Anna dari mimpi buruk ini.
"Oh ya, An. Besok jangan lupa berangkat pagi dan bantuin gue piket, ya!" teriak Nazla.
Sehan yang merasa geram, turun dari motornya. Dia ingin sekali menampar mulut Nazla. Tangannya sudah mengepal, namun Anna menahannya.
Hanya menuruti kemauan Nazla yang bisa ia lakukan sekarang.
"An, kamu sampai kapan mau nurutin kemauannya Nazla?! Dengan kamu kayak gini, Nazla bakalan lebih lancang lagi!"
Sungguh, Sehan tidak tahan dengan apa yang dia lihat. Anna, gadisnya itu dulu sangat keras kepala, dia tidak akan melakukan apapun jika dia tidak menginginkannya. Tapi sekarang, kenapa seperti ini?!
"Gue ngelakuin ini demi kita. Lo mau aib kita tersebar? Silahkan, kalau itu mau lo. Tapi yang jelas ... gue akan lakuin apapun supaya nggak ada satupun orang yang tahu kejadian itu."
Sudah cukup. Anna lelah. Tidak bisakah Sehan tahu itu?
Sehan tersentak. Anna memang sering bicara sarkas, tapi tidak seperti ini.
"An, aku ... tadi itu. Hah, oke. Aku minta maaf." Sehan menyugar rambutnya kasar. Kali ini dia harus mengalah.
"Kita pulang sekarang!" Sehan memegang lengan Anna, menyeretnya untuk naik ke motor. Anna diam menurut, dia bahkan tidak menatap Sehan—pandangannya kosong. Sore itu, motor Sehan melaju di tengah padatnya jalan raya.
***
Di kantin
Anna sudah berjanji kalau dia akan mentraktir Nazla hari ini. "Nazla, lo mau makan apa?" tanya Anna. Sedangkan Nazla sibuk memainkan ponselnya, menduplikasi video aib Anna dan Sehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes of The Day
ChickLit• Mistakes of The Day • "That mistake is my worst nightmare." - Anna Grachela Rinanti "A real man is a man who knows how to behave. I'm afraid I'm not a part of it." - Sehan Kaithama "That silliness got me into bad luck!" - Nazla Hanifa