2

13 5 0
                                    

"Mungkin lebih baik jika aku tidak ada disini. Mungkin semuanya akan jauh lebih indah saat semua penderitaan ini berakhir"

***

Gadis perempuan itu masih senantiasa menutup matanya. Apakah dia sedang bermimpi indah?

"¿Fuiste tú quien me contactó a través del celular de mi hija?" Tanya seorang pria dewasa memasuki ruang UGD dengan terburu-buru
(were you the one who contacted me via my daughter's cellphone?)

"Ah bien. eres el padre de esta chica?" Jawab pria baik hati itu
(Ah, right. are you the father of this girl?)

"Gracias por salvar a mi hija" ucap pria dewasa itu sambil membungkuk untuk berterima kasih.
(Thank you for saving my daughter)

'Berterima kasih dengan hormat seperti itu bukanlah budaya orang spanyol. Apakah dia orang Asia?' Tanya pria baik hati itu dalam hatinya.

"Está bien. Debemos ayudarnos unos a otros." Ya sangat baik untuk seukuran pria muda pada zaman sekarang
(It's okay. We must help each other)

"¿Cuál es su nombre? Le devolveré toda su bondad." Pria tua itu mengeluarkan ponselnya untuk mencatat nama dan juga nomor ponsel pria baik hati tersebut
(What is your name? I will repay all of your kindness.)

"Ah, no seas así. Mañana salgo del país y resulta que es mi último día aquí."
(Ah, don't be like that. I'm leaving the country tomorrow and it just so happens that it's my last day here.)

"Al menos dime tu nombre. Me resulta incómodo no saber tu nombre."
(At least tell me your name. It's uncomfortable for me not to know your name.)

"Lee Tae-yong. mi nombre es Lee Tae-yong" ucapnya sambil mengulurkan tangannya
(Lee Tae-yong. My name is Lee Tae-yong)

"Salam kenal"

Saat mereka berdua saling berjabat tangan. Tiba-tiba ponsel dari pria baik hati yang bernama Lee Tae-yong tersebut berbunyi.

"Maaf saya harus mengangkat panggilan ini terlebih dahulu"

"Ah baiklah"

Tae-yong berjalan keluar menjauh dari ayah dari gadis perempuan itu, untuk mengangkat telponnya.

"Hallo"

"....."

"Ada apa??"

"....."

"Hah? Bagaimana bisa?? Apa yang terjadi??"

"...."

"Baiklah aku mempercepat kepulangan ku hari ini juga"

"..."

"Aku akan mengabari jika aku mendapatkan tiket dan jam terbangku"

"..."

"Ne. Terima kasih atas informasinya"

Taeyong kembali kedalam....

"Maaf paman sepertinya saya harus pergi sekarang. Saya ada urusan yang sangat darurat sekarang"

"Ah tidak apa-apa. Pulang lah, hati-hati dijalan"

"Maaf sekali lagi paman, saya tidak bisa menemani paman sampai anak paman bangun"

"Tidak apa-apa. Pergi lah, nanti urusan mu terlambat"

"Kalo begitu saya pergi dahulu paman. Selamat tinggal paman"

Selang berapa lama Taeyong pergi dokter yang menangani anaknya pun datang menghampiri pria itu.

"¿es usted el padre o la madre del paciente?"
(Are you the father or mother of the patient??)

"sí, soy su padre."
(Yes, I'm her father.)

"Bueno, te diré cómo le está yendo a tu hijo. Su estado es bastante aprensivo, ¿tiene alguna enfermedad respiratoria?"
(Well, I will tell you how your child is doing. His condition is quite apprehensive, does he have a respiratory disease ??)

"mi hijo tiene asma desde la infancia, doc."
(my daughter has had asthma since childhood.)

"Porque el clima este mes es más fresco de lo habitual. Creo que a su hija le sorprendió un poco este cambio de clima. Por favor sea más cauteloso si."
(Because the weather this month is cooler than usual. I think your daughter was a little surprised by this change of weather. Please be more guarded yes)

"De acuerdo, doc."
(Okay, dok.)

Dokter pun meninggalkan ruangannya.

"Padahal daddy sudah bilang tadi untuk memakai jaket tebal dan membawa inhaller mu. Mengapa kamu sangat keras kepala."

Setelah dokter pergi, pria itu menyuruh beberapa perawat untuk memindahkannya ke ruang perawatan.

15 menit berlalu

Jari-jari tangan gadis perempuan itu mulai bergerak satu-persatu.

"Nat"

"Daddy.." panggil anak perempuan itu Nathalia dengan nada yang sangat lemah

"Iyh sayang daddy disini"

"Aku kenapa??"

"Kamu tadi pingsan saat sedang berjalan-jalan"

"Bagaimana bisa?" Tanya Nathalia yang sedang mencoba menundukkan dirinya lalu dibantu sang ayah.

Menarik nafas yang dalam sebelum menjawab pertanyaan sang putri.

"Daddy sudah bilang ke Nathalia, daddy mengizinkan Nathalia pergi bukan untuk masuk rumah sakit." Dengan muka kesal yang dibuat-buat. "Daddy juga tadi sudah bilang sebelum kamu berangkat bawa inhaler mu dan pakai jacket yang tebal"

Berakhirlah Nathalia sekarang, daddy nya sudah murka dengannya kini sedang menarik telinganya.

"Aww.. daddy sakit ihh.. iyh maafkan Nathalia, mana aku tau kalau bakalan jadi seperti ini. Nathalia janji ga akan ulangin lagi." Dia hanya bisa berharap daddynya berbelas kasih melepaskan tangannya dari telinganya.

"Kamu sudah sering berjanji dengan daddy. Tapi liat apa? Ga ada yang kamu tepatin. Padahal daddy tidak pernah mengajarkan anak daddy untuk berbohong" membuang mukanya, acuh.

"Ahh.. daddy, Nathalia mintaa maaf. Nathalia salah ga dengerin daddy. Maaf." Menunduk memperlihatkan penyesalannya.

"Nathalia janji untuk selalu mendengarkan perkataan daddy?" Tanyanya kepada anak perempuannya itu.

"Janji daddy"

"Daddy pegang janji kamu ya nak. Dan selalu inget selalu pesan daddy, jangan pernah mudah percaya perkataan orang lain. Musuh daddy terlalu banyak di luaran sana, dan kamu harus bisa melindungi adik mu. Okey!"

"Iyah daddy. Aku tau kok apa yang harus aku lakukan dan apa yang tidak boleh kulakukan"

"Itu baru anak daddy." Memeluk erat tubuh anaknya.

'Daddy akan selalu melindungi kamu, apapun yang terjadi. Jadi jangan ceroboh seperti ini ya. Meskipun kamu bukan anak kandung ku. Tapi aku selalu menyayangi mu, seperti aku menyayangi Jisung' ucap sang ayah dalam hati.

TBC

YO! AUTHOR IN THE HOUSE.
How's your day?
Scenenya bikin boring ga ya?
Semoga sih ga ya. Amin

Jangan lupa vote dan comment ya!♡

Ti Amo || RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang