Bagian 3 💨

0 1 0
                                    

Ketika aku menyerah dan tak ingin mencoba tuk menggenggam angin tapi kenapa sang angin memberi kesempatan lagi tuk menggapainya dan menarik lagi kesempatan itu




Berapa minggu kemudian

"Hih kok bisa putus sih?"

"Gak tau tuh"

"Alhamdulillah jodoh gue dah dilepas sama orang"

"Yeahh si ganteng dah jomblo"

"Yahh kasian banget si Cindy"

"Cewek cantik kok diputusin"

"Mampus tuh diputusin!'

Itu lah gosipan yang sedang viral oleh para siswi saat ini , mendengar sang primadona sekolah yang pintar sekaligus pemenang olimpiade sains diputuskan oleh pacarnya, yang tak lain adalah Naufal.

Mendengar berita itu pun membuatku semangat untuk mencoba mendekatinya.

Tapi harapan itu langsung pupus saat aku mendengar berita bahwa sahabatku berpacaran dengannya.

Naila Saraswati dia sahabatku sekaligus pacar Naufal. Aku ingin marah padanya tapi aku punya hak apa untuk marah, aku bukan siapa-siapa Naufal. Aku memilih memberi salamat kepada sahabatku daripada marah padanya akan merusak persahabatan ini.

"Selamat ya! Semoga langgeng yah" ucapku tentu dengan fake smile ku

"Iya makasih" balasnya sambil memelukku.

Tak banyak yang mengucapkan selamat pada Naila. Karena sebagian orang menganggap bahwa Naila adalah penyebab diputuskan nya Cindy oleh Naufal. Banyak juga yang menyindirnya sebagai PHO (perusak hubungan orang).

Kantin

"Lo pada mau pesen apa?" Tanyaku  pada mereka

"Tumben lo mau mesenin kita,  biasanya juga lo paling mageran" cibir Syifa

"Yehh ini gue lagi baik malah dibilang gitu!" Ucapku sambil mengerucutkan bibir

"Gak usah kek gitu ihhh jijik" ucap Hilda

"Ya udah gue pesen sendiri" ucapku kesal

"Eh jangan kita mau disepesin dong" ucap Naila

"Dari tadi kek. Pesen apa aja?"

"Aku mie ayam sama es teh aja,  yang lain apa?" Ucap Hilda

"Samain aja" ujar naila

"Oke! Syif temenin yuk!"

"Katanya mau mesenin malah minta ditemenin" cibir Syifa

"Ihhh malu banyak cowok disana"

"Yeehhh penikmat cogan malu sama cogan. Yaudah yok mumpung ada cogan sekalian cuci mata" cibirnya sambil menggandeng tangan ku

Naila mulai tampak gelisah dan agak ketakutan. Hilda yang menyadari itu pun bertanya pada Naila tapi ia hanya menggelengkan kepalanya tanda bahwa tak apa-apa.

Angin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang