Momon si monyet berjalan dengan gontai, udara musim kemarau sangat menyengat, membuat tubuhnya dipenuhi dengan keringat, berkali-kali ia menggaruk badannya yang dipenuhi oleh bulu yang terasa sangat gatal. "Uh... gatal sekali" keluhnya, badannya terasa lemas dan sangat haus.
Setelah sampai di pohon kelengkeng, Momon langsung merebahkan badannya dibawah daun daunnya yang rindang.
"Selamat siang Momon" Keke si pohon kelengkeng menyapa Momon.
"Selamat siang Keke" Momon membalas saapan Keke dengan lemah.
"Mengapa kamu lemas dan tidak bersemangat Momon?" Keke penasaran.
"Udara siang ini panas sekali, badanku terasa lemas dan tidak bertenaga"
"Momon sahabatku, makanlah buah ku yang sudah matang ini, rasa manisnya akan memulihkan tenaga mu" Keke menggoyang goyangkan rantingnya, hingga buahnya berjatuhan.
"Terimakasih Keke, kamu memang sahabatku yang baik" dengan semangat Momon menikmati buah kelengkeng dengan lahap
"Hari ini aku baru saja selesai menanam singkong, matahari siang ini panas sekali, badanku terasa terbakar, uh...andai saja di dunia ini tidak ada matahari, pasti sangat nikmat" gerutu Momon.
Keke tersenyum mendengar keluhan Momon. Ia menggoyang goyangkan ranting dan daun daunnya untuk memanggil angin, angin mulai berhembus lembut, bulu bulu coklat Momon bergoyang menikmati semilirnya angin.
"Momon sahabatku, matahari adalah temanku, dia selalu membantu daun daunku untuk memasak, sehingga bisa tumbuh bunga dan buah yang sangat manis. Jika tidak ada matahari, daun daunku tidak bisa mengolah makanan yang dibawa akar dari dalam tanah" Keke merasa bersedih.
"Maafkan aku Keke, aku tidak tahu bahwa matahari sangat baik padamu" Momon merasa bersalah.
"Tidak hanya padaku, matahari juga baik untuk kita semua, dengan matahari aku bisa menghirup karbondioksida dan mengembuskan oksigen yang banyak, sehingga semua makhluk hidup dapat bernafas dengan leluasa, bukankah itu menyenangkan?"
"Oh ya...? lalu apalagi kehebatan matahari?" Momon merasa takjub dengan keterangan Keke.
"Matahari juga membantu vitamin D bekerja dengan aktif, sehingga tulang dan otot bisa menjadi kuat. Jadi kamu bisa memanjat pohon, burung bisa terbang serta kuda bisa berlari kencang" Keke melanjutkan keterangannya. Mata Momon membulat merasa takjub.
"Dan ada lagi yang penting, dengan sinar matahari, kita semua dapat melihat keindalahan alam ciptaan Tuhan, bukankah ini sangat menakjubkan?"
"Woaaaaw...luar biasa" Momon tersenyum lebar.Uhuk uhuk Momon memukul mukul dadanya, rupanya sangking asiknya mendengarkan cerita Keke, ia menjadi tidak berkonsentrasi saat makan kelengkeng, mengakibatkan potongan kelengkeng tersangkut di tenggorokannya.
Momon berlari menuju danau yang tidak jauh dari tempatnya, serta meminum airnya dengan puas. Ia kembali duduk menyandarkan badannya pada batang pohon kelengkeng.
"Apakah kamu baik baik saja, Momon?" Keke khawatir
"Tidak apa apa Ke, tenggorokanku sudah merasa lega setelah meminum air danau yang sangat segar" terang Momon
"Beristirahatlah sahabatku, agar enegimu pulih kembali" Keke tersenyum sambil terus bergerak lembut diterpa angin yang sejuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FABEL SAINS
Short StoryFABEL SAINS Dongeng Cerdas Intelektual, Emosi dan Berkarakter _______________ Kumpulan dongeng sebagai media penanaman karakter serta pengenalan keilmuan bagi si kecil. Judul 1. Pohon Kelengkeng yang Bijak. 2. Ibil yang Tangguh. 3. Muki si Nyamuk. 4...