Ibil yang Tangguh

572 16 2
                                    

Pada zaman dahulu di sebuah desa, terdapat kandang penyewaan binatang tunggangan. Berbagai hewan tunggangan ada di sana. Ada Paard si kuda jantan yang gagah dan perkasa, Ezel si keledai yang lincah dan Ibil si unta berbulu coklat yang penyayang. Mereka hidup dalam satu kandang dengan rukun dan saling menyayangi.

"Hai Ibil...hari ini aku sangat lelah sekali" sapa Paard sesaat setelah memasuki kandang, tapalnya masih menempel di punggungnya. Ibil segera membantu menurunkan tapalnya dan menyodorkan air putih padanya.

"Istirahatlah Paard"
"Terimakasih kawan, hari ini aku diajak penyewa untuk berpetualang menaiki gunung, memasuki hutan dan menyusuri sungai, kami berburu mengejar rusa dan babi hutan" dengan semangat Paard bercerita, bergerak, meloncat dan merunduk mempraktekkan pengalamannya saat berburu.

Ibil mendengarkannya dengan takjub "Kau keren sekali Paard, suraimu panjang, badanmu tegap dan gagah, pantas saja orang-orang banyak memilihmu sebagai tunggangan untuk berburu bahkan untuk berperang" puji Ibil.
"Terimakasih kawan" seru Paard.

"Apakah berburu sangat mengasyikkan?"
"Tentu saja, saat berburu kau bisa merasakan jantungmu berdegup karena semangat, melihat berbagai macam binatang dan tumbuhan yang belum pernah kau lihat"
"Ahhh... aku sangat iri denganmu, aku juga ingin merasakan berburu, tapi sepertinya tidak mungkin" seru Ibil sedih.
"Suatu saat nanti pasti akan ada penyewa yang mengajakmu berburu" hibur Paard.

"Ibil...ada kabar gembira" Ezel berlari menuju Ibil dan Paard berada.
"Oh ya?" Ibil bersemangat, Paard mengedipkan sebelah matanya memberikan tanda selamat pada Ibil.
"Aku mendengar percakapan pemilik kandang, bahwa besok kau akan diajak ke Jazirah Arabia untuk membawa dagangan saudagar"

"Apa Jazirah Arabia? Bukan untuk berburu?" Ibil merasa kecewa mendengarkan berita dari Ezel. "Aku memang tidak mungkin diajak untuk berburu, lihat saja tubuhku, kakiku tidak bisa berlari kencang, bibir tebal, hidung yang aneh dan bulu mata yang panjang, padahal aku unta jantan" Ibil berjalan gontai meninggalkan Paard dan Ezel yang merasa bersalah.

Ibil berjalan menuju danau dan meneguk air danau yang sangat segar, ia memandangi bunga-bunga di tepian danau yang berjingkat kegelian saat dihinggapi oleh kupu-kupu dan kumbang.

"Daisy...bolehkah aku mengambil nektarmu? Sebagai gantinya akan aku sebarkan benang sarimu di tempat yang jauh" Selli si kupu kupu kuning meminta izin pada Daisy.
"Silahkan Selli"

"Hai Daisy, apakah itu membuatmu geli?"
"Iya Ibil, kaki kaki kecil kupu kupu dan kumbang sangat geli saat menyentuh benang sariku" Daisy menjawab pertanyaan Ibil dengan menahan rasa geli yang menggelitik.
"Lalu, mengapa kau biarkan kupu-kupu dan kumbang menyentuhmu?" Ibil merasa heran.

"Karena kumbang dan kupu-kupu membutuhkan nektarku yang manis, dan aku juga membutuhkan mereka untuk menyebarkan benang sariku, agar tumbuh bunga bunga baru sebagai penggantiku, aku hanya ingin sebelum aku layu dan mengering, aku dapat memberikan manfaat sebanyak banyaknya bagi orang lain, bahkan saat aku telah tiada.

Aku sudah cukup puas dengan apa yang aku punya, dengan memberi aku merasa hidupku berarti" Daisy tersenyum menutup keterangannya.

Ibil meneguk air danau sebanyak-banyaknya memenuhi kantung kantung di punuknya, ia merenungkan perkataan Daisy, ia juga ingin menjadi orang yang bermanfaat karena Tuhan telah memberikan banyak kenikmatan padanya.

Kini punuk Ibil sudah meresap air yang ia minum menjadi tumpukan lemak yang besar dan berat, beratnya bisa mencapai 30 kilogram, sudah cukup menjadi cadangan energi selama 6 hingga 7 minggu ke depan tanpa minum dan makan.

Tumpukan lemak di punuknya juga dapat mendinginkan tubuhnya saat panas menyengat dan dapat menghangatkan tubuhnya saat malam yang sangat dingin.

Ia memeriksa lapisan pertama hingga lapisan ketiga kelopak matanya, ia juga memeriksa dua lapis bulu matanya yang panjang, membuka dan menutup hidungnya, memastikannya kuat melindungi mata dan hidungnya dari pasir.

Ia hentak hentakkan kakinya meneliti bulu dan ototnya serta memastikan kekuatannya berjalan dan tetap tegap berdiri saat badai pasir datang. Di gurun pasir selain panas yang menyengat sering juga terjadi badai pasir.

Ibil mempunyai kulit yang tebal sehingga tidak memerlukan alas untuk duduk di atas pasir panas tanpa takut melepuh. Bibir dan lidahnya juga kuat, ia bisa mengunyah pohon kaktus yang berduri tajam.

Ibil kembali ke kandang dan siap melakukan perjalanan esok hari, ia siap memberikan manfaat bagi banyak orang. Karena jika kebaikan yang diberikan kepada orang lain, maka kebaikan pula yang akan ia terima.

FABEL SAINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang