bagian enambelas.

127 18 2
                                    

🎶 someone you loved - lewis Capaldi🎵

Hari ini kehidupannya disekolah tampak seperti biasanya. Belajar, bermain, dan mengobrol seakan hari kemarin tidak pernah terjadi. Sunwoo juga gak menemukan seoya keluar dari kelasnya. Tidak juga berada di perpustakaan seperti yang biasa dia lakukan akhir-akhir ini.

Sebenernya kegiatan belajar bersama diperpustakaan merupakan ajakan sunwoo setahun yang lalu. Saat mereka mendekati kenaikan kelas dan sunwoo berubah menjadi manusia paling ambis. Mengejar poin A dan ingin mendapat rangking terbaik. Sunwoo mau pulang ke Jepang dengan nilai sempurna dan mendaftar sekolah disana. Sudah hampir 4 tahun dia tidak pulang. Terakhir kali saat musim panas dan sunwoo diajak menemui psikiater sebelum pindah ke Korea.

Gak berselang lama sebelum bel pulang berbunyi. Sunwoo temui seoya yang baru keluar dari kamar mandi. Berjalan seorang diri sambil memegangi lengannya yang dia pikir merupakan luka yang dia lihat kemarin di ruang musik.

Dilihat dari caranya memukul, seoya gak menggunakan kekuatannya sama sekali, sih. Dia Cuma terlihat kuat dengan emosi yang meledak. Tapi sunwoo tau, seoya masih menahan tenaga aslinya untuk dikeluarkan.

Manusia mana yang gak emosi pas dirinya dikatain murahan? Tapi yang pengen sunwoo tau, adalah alasan dibalik dirinya yang mengaku kalo dia monster yang pernah membunuh manusia. Sunwoo mau tau alasan seoya lebih memilih membunuh daripada membiarkannya tetap hidup.

Bahkan saat dirinya sudah sejajar dengan tubuh ramping seoya. Dirinya udah gak nemuin alasan seoya yang masih ingin hidup sampai saat ini. Cuma ada sorot mata yang bilang, ‘kalaupun aku mati esok hari, itu akan lebih baik untuk semua orang’.

Gak ada semangat hidup dalam tatapannya. Terlalu dingin. Kosong. Tajam. Hampir menusuk telak.

Apa ini yang akan jadi akhir, dimana seseorang yang selalu bergetar takut melihat setetes darah dan bertemu dengan seseorang yang bahkan lebih memilih untuk mengambil nyawa orang lain tanpa merasa takut dengan hukum alam?

Apa semesta sedang kembali mengujinya?

Tapi kenapa harus dengan seseorang yang selama ini, ia pertaruhkan hatinya hanya untuk seorang gadis?

Sunwoo pikir dua tahun adalah waktu yang cukup untuk menutup luka lama. Namun sunwoo justru bertemu dengan seseorang yang membuat dirinya menjadi takut dengan manusia. Ketakutan dengan kondisi tertentu. Bergetar dan banyak menangisi hidupnya yang terlalu sulit. Meminum banyak pil obat dan bermimpi buruk di setiap tidurnya.

Sekejam itukah takdir mepermainkannya?
Jaraknya dengan seoya buat sunwoo sadar kalo kedekatannya justru gak ada artinya dihidup seoya. Sunwoo pikir dengan mendekati gadis itu bakal bikin perasaannya sampai.

Tapi jauh dari itu semua, seoya terlalu jauh untuk sunwoo gapai.

Satu hentakan pelan buat sunwoo sadar kalo seoya melewatinya tanpa berniat menyapa satu katapun.
Iya, nyatanya mereka sejauh itu meski hanya dengan waktu kurang dari 24 jam.

🧩🧩🧩

Biasanya pulang sekolah merupakan waktu yang paling dinanti keadaanya. Ribut soal makan malam atau karena seoya yang gak mau lanjut belajar untuk mengerjakan tugas karena dia pikir rumah adalah tempat beristirahat.

Sunwoo tertawa hambar. Merasa konyol dengan pikirannya yang kacau seharian. Tapi kemudian dirinya melihat Seoya yang berjalan ke halte dan duduk bersebrangan dengannya. Gak lama kemudian datang sebuah motor yang sunwoo kenal betul pemiliknya berhenti di depan halte.

Sunwoo menoleh kearah seoya. Gadis itu bangkit, berjalan pelan dengan tas ransel miliknya, mengambil helm yang di sodorkan untuknya. Untuk beberapa saat sepertinya dia agak kesusahan mengunci pengamannya. Kemudian dirinya dibantu menguncinya.

" Puzzle " || Kim Sunwoo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang