"Ck, lo ngapain sih?"
Chimon, kini ia sedang kesal dengan pemuda disampingnya, entah apa alasan Chimon kesal, tidak ada yang tahu, bahkan pemuda disampingnya pun tidak tahu alasan Chimon kesal seperti itu.
"Chiraaaa~"
"NANON!!!"
Nanon ialah si pemuda yang berada disamping Chimon.
Nanon terkekeh jahil saat Chimon meneriakannya, memang Nanon jahilnya keterlaluan.
"Mon."
"Apa si manggil mulu njing."
"Jadi fwb gua yuk."
"Hah???, ogah bangsat."
Chimon memijat keningnya lelah, saat ini ia sungguh lelah dengan kelakuan Nanon.
Sudah dipusingi tugas, kini dipusingi oleh si jahil Nanon, ingin rasanya Chimon membuang Nanon ke sungai, biar hanyut-hanyut sekalian.
"Mon ayo, jadi fwb gua."
"Gila lo ya."
Sinting!
Yah sebenarnya sudah biasa, karena setiap Nanon ke kos Chimon atau mereka sedang bersama, Nanon akan menanyakan hal yang sama seperti pertanyaannya tadi.
Sudah beribu kali Chimon menolak, namun tetap saja Nanon punya seribu satu cara untuk membujuk Chimon agar Chimon mau, yah nanon sih tidak akan kehilangan ide.
Seperti sekarang, nanon sedang mengiming-iming akan membelikan chimon apapun jikalau saja chimon ingin menjadi 'fwb'-nya.
"Mon, gua beliin martabak, boba, matcha, asal lu mau jadi fwbnya gua."
"O tu de gah!, ajak aja pawat sono."
"Males sama pawat, mending sama chimon."
"Keluar sono, gausah ke kosan gue lagi."
"Gamau."
Chimon benar-benar ingin segera mengeluarkan nanon dari kosannya saat ini, sialan nanon benar benar merepotkan chimon yang sedang kesusahan mengerjakan tugas.
"Mon.."
"DIEM ANJING!"
Nanon diam, tersentak kaget, baru kali ini chimon meneriakinya seperti itu, dan juga, nada suara chimon berbeda dari yang biasanya.
Sepuluh Menit mereka berdiam diri, chimon yang sibuk mengerjakan tugas, sedangkan nanon bermain dengan ponselnya, sesekali memperhatikan chimon yang sibuk, baru kali ini mereka seperti ini.
Entah setan apa yang merasuki mereka berdua, sehingga menjadi seperti ini, jujur, chimon tidak pernah marah pada nanon, mungkin pernah, namun hanya bercandaan, dan itu juga tidak pernah berlangsung lama.
Keduanya canggung, enggan memulai obrolan, sial, suasananya makin ngga mengenakan.
Nanon sendiri mulai berfikir untuk kembali kerumahnya, takut-takut nanti ia salah omong lagi, dan chimon mengamuk.
Keputusan nanon sudah bulat, ia akan berpamitan pada sang sahabat lalu segera pergi pulang, karena atmosfirnya mulai tidak enak.
"Mon, gua pamit pulang ya."
Chimon menoleh kearah nanon, lalu berdehem tanda menyetujui.
Nanon kecewa besar, ia kira akan ditahan oleh chimon, namun sepertinya nanon terlalu berharap, nanon segera melangkahkan kakinya keluar dari kosan milik chimon.
Sebelum keluar, ia sempat memesan ojek online terlebih dahulu tanpa sepengetahuan chimon, dan kini ojek online yang dipesan tadi sudah datang dari dua menit lalu.
"Atas nama Kirdpan, betul?"
"Iya pak, betul."
"Ini mas helm nya."
Ojek online tersebut memberi Nanon helm untuk dipakai oleh nanon.
"Makasih pak."
Nanon menaiki kursi belakang motor, lalu ojek online dan nanon melaju pergi dari kosan chimon, dan menuju rumah nanon.
Dari kosan chimon ke rumah nanon, memakan waktu cukup banyak, sekitar dua puluh menit, jika mengembut, mungkin akan sampai dalam kurang lima belas menit.
;
Ojek online yang nanon pesan, beserta nanon sudah sampai ditempat yang dituju, yaitu rumah nanon.
Nanon memberi ojek online tersebut uang senilai dua puluh ribu rupiah, lalu melepaskan helm yang dipakainya tadi memberinya ke ojek online tersebut, kemudian masuk kedalam rumahnya.
Nanon kembali ke kamarnya, kamar tercintanya, nanon langsung melempar tubuhnya ke atas ranjang, kemudian merogoh ponsel yang ada disaku celana.
"Gua ajak puim jalan apa ya?, tapi gua capek."
Nanon masih pusing, ia masih memikirkan kejadian tadi hingga lelah, sampai-sampai ia ketiduran sekarang.
'ting'
Suara notif masuk dari ponsel nanon.
.
.
.
TBCsorry upnya lama hehe😭
KAMU SEDANG MEMBACA
FWB!
Teen Fiction[ ON GOING with the SLOW UPDATE!!!] "Mon, mau fwban ga?" "Mau lah, yakali gamau." Memang gila, tapi keduanya saling menyukainya, saling menikmati posisi masing-masing, dan keduanya menjaga rahasia tersebut erat-erat. Tidak ada yang tahu bagaimana re...