Day 0

554 71 12
                                    

Welcome to Seven Days!

PRICE LIST:
Sayang-sayangan:
Chatan:
Ketemu:
Cuddle:
Making Love:

100% refund kalau service tidak memuaskan!

Baper? Kamu tanggung sendiri. 💋

"Lo ngapain ngasih gue brosur beginian?"

Gue melempar brosur itu ke meja kantin. Gue kembali melahap bakso kuah gue yang sebenernya terlihat sangat mengerikan. Kuahnya merah muda, full sama cabe.

"Ya.. Gue sih kasihan sama lo, Len." Jawab Karin sambil melipat tangannya di dada. "Kita semua udah punya pacar dan kesibukan masing-masing, sementara lo-"

"I am fine."

"Bukan gitu. Kita gak enak tiap lo ajak kita jalan, kita gak bisa karena-"

"I said." Gue menekankan kembali. "I am fine. Kalo emang elo semua sibuk, gue bisa cari kesibukan sendiri. Nggak apa-apa. Sedesperate apa gue, sampai gue harus sewa cowok buat jadi pacar sewaan gue?"

Sekarang waktunya Leticia yang membujuk gue, "Len, bukan masalah sewa-sewaannya. Gue.. Gue pengen elo ngerasain rasanya pacaran."

"Gue belum butuh rasa itu kok." Bantah gue lagi.

"Len, lo tau gak, lo nih udah kayak manusia yang hatinya terbuat dari batu. Alias lo nggak bisa ngerasain apapun!" Gue yakin Tisya – nama panggilan Leticia, udah capek kali sama gue.

"Ya bagus dong?"

"Lo inget saran gue pas minggu lalu Aaron ngajakin gue putus nggak?"

Inget.

"Lebay. Udah gak usah nangis, hal kayak gitu gak penting buat lo tangisin."

"Len, gue paham kalau lo udah merasakan yang lebih sakit dari yang kita semua rasain."

Here we go again. Gue menyenderkan badan gue ke kursi dan menatap Tisya dan Karin dengan raut muka nggak tertarik.

"Tapi apa Za-"

"Lo udah mulai ngelewatin batas," gue mengingatkan mereka.

Jadi Karin tetap melanjutkan tanpa menyebutkan namanya. "Apa dia mau lo hidup kayak gini terus? Move on, Valen. How many years have it been?"

Dua tahun. Dan itu masih sakit, sakit banget sesakit-sakitnya sakit. Sampai sangking sakitnya, gue udah numb.

"Jadi... at least, do this. For him."

"Buat dia?" Tanya gue sinis, "Manusia itu lahir dengan satu sifat, Rin: Egois. Mana mau dia ngeliat gue sama orang lain? Lo tau kan dia sama gue dulu posesifnya gimana?"

"Tapi dia sayang sama lo, Valencia. Lo jangan sampai lupa akan hal itu."

"Dan kalau dia.. sayang sama lo. Dia akan rela melihat lo bahagia."

Gue menelan ludah gue dan lanjut makan bakso gue. Enggak ada lagi percakapan di antara gue, Karin, dan Tisya. Kita semua hanyut dibawa pikiran kita sendiri.

Karin mikir, apa dia keterlaluan?

Tisya mengunyah mie ayamnya, sembari berpikir apakah gue akan marah kayak setiap tahun ketika ada orang yang sotoy dan nyuruh gue move on?

Sementara gue... menatap kertas itu dan berpikir.

Should I?

***
And I did it.

Nama: Valencia Alexandria Hartono
Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 24 Oktober
Talent: Angkasa
Service: Semuanya.
Special request: Nyusul
Nomor telepon: 0813xxxxxxxx
Short description of yourself: Ambitious, tough, maybe wanting to be pampered but let's see about that later.
What do you want from your boyfriend:
Jangan manja, jangan males.

7 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang