Day 4 [M]

389 49 17
                                    

Notes: Hi, guys. Aku kasih rated M ceritanya karena kayaknya di setiap hari itu ada adegan.. Mmmm. Be responsible ya, kalau mau baca cerita aku harus memenuhi ketentuan. Jangan bohong ya kalau masih underage. Thank you so much! Semoga enjoy ya.

***
Angkasa membaringkan badannya di samping gue. Ini ketiga kalinya gue ganti seprai, menuju keempat, minggu ini. Badan gue dan Angkasa sama-sama lengket, penuh keringat, dan cairan (you know what) di bagian-bagian tubuh kita berdua.

"We did it every hour," gue memecah keheningan. "Should we..?"

"Berhenti?" Angkasa masih terengah-engah, mencoba mengambil nafas panjang dan bernafas dengan normal. "Mau?"

"Nggak."

Gue kembali duduk di perut Angkasa, menundukkan badan sambil melumat bibirnya.

Gue kecanduan. Gue bisa gila. Kita belum stop ngelakuin itu dari jam 8 malam dan sekarang udah jam 2 pagi. Sinting!

Angkasa kembali meraba miliknya ke gue, membuat gue mendesah hebat dan memohon kepadanya. "Please, jangan godain aku."

"Bilang apa?"

Nada dalam pertanyaannya memang mencoba mengganggu gue. Bahkan gue aja masih sensitif, tapi gue pengen.. lagi.

Gue pengen lagi.

"Masukin.." jawab gue lirih.

"Okay."

Gue meringis, mengelap air mata gue yang turun karena keenakan sambil mendesahkan namanya. "Angkasa!"

"Valencia.. Val."

Angkasa mendorong badan gue ke kasur, menahan perut gue dan membuka lebar kaki gue. Gue berteriak kencang sampai Angkasa harus menutup mulut gue. "Val.. Val, jangan berisik.. Temboknya tipis."

"Angkasa. Lagi.. Please lagi. Jangan.. please jangan berhenti. Aku mohon."

Milik Angkasa terus menghujam gue, lebih cepat dan tangannya masih membekap mulut gue. Gila, ini enak banget. The best I have ever had and nothing could ever compare.

Gue rela gak makan demi di ranjang dengan Angkasa. Dia hebat banget.

"Di perut atau..?"

"Mm, perut." Jawab gue. "Atau dimana aja.. Sa, please!"

Angkasa akhirnya mengeluarkan cairan dari kejantanannya ke perut gue, lalu tertidur lelap sambil memeluk tubuh gue.

Gue hanya menatap wajahnya, lalu meraih rambutnya dan mengelusnya dengan lembut. Gue mengecup keningnya, lalu menutup mata.

Namun gue masih nggak bisa tidur. Mata gue seperti memohon untuk gue beristirahat, badan gue apalagi – mereka semua lelah karena.... "Percintaan" gue dengan Angkasa.

Tapi otak gue seolah berkata. "Tidur? Apaan tuh?" dan disinilah gue, dengan pikiran tanpa henti gue yang gue juga nggak tau mikirin apa.

Jadi gue menghitung domba.

Satu domba.. dua domba.. tiga domba..

Empat domba.. lima domba..

Seratus tujuh puluh satu domba...

Nihil. Gue malah kepikiran rasa domba dan kambing itu sama atau nggak? Kenapa harganya mahalan domba?

Sialan.

"Sayang." Bisik Angkasa yang setengah mengantuk. "Kamu.."

"Yes, I am awake dan nggak bisa tidur. Udah ngitung domba malah penasaran sama rasanya."

7 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang